Day 7 : September 2, 2011
Zhujiajiao
Zhujiajiao , meaning "Zhu Family Settlement", is an ancient town located in the Qingpu District of Shanghai.
The population of Zhujiajiao is 60,000.
Zhujiajiao is a water village on the outskirts of Shanghai, and was
formed about 1,700 years ago. Archaeological findings dating back 5,000
years have also been found. 36 stone bridges and numerous rivers line
Zhujiajiao, and thousands of ancient buildings still line the riverbanks
today. Many centuries-old stone buildings are home to residents today,
as they were for many dynasties in the past.
The village prospered through clothing and rice businesses. Till
today, old historical buildings such as rice shops, banks, spice stores
and even a Qing dynasty post office can still be found.
Dari Suzhou kita berangkat jam 9 pagi dan tiba di Zhujiajiao saat makan siang. Begitu turun dari bus, langsung terasa ke-kuno-an kota ini. Bangunannya dibiarkan "tua", tapi mobil-mobil yg parkir modern dan mewah-mewah lho. Karena dekat dengan Shanghai, turis yg lalu-lalang juga beda, banyak turis bule, alias Eropa dan Amerika. Tumben nih kali ini kita tidak ketemu dengan rombongan turis Indonesia. Tapi sebalnya, walaupun dekat dengan Shanghai, tapi toilet di Zhujiajiao ini super jorok dan super bau. Turis bule pada merah mukanya karena menahan nafas he he he ...
Kita langsung menuju restaurant. Suasana restaurant seperti kedai di film silat. Meja kayu, bangku kayu, bau lembab rumah lama ... Sebetulnya makanannya lumayan, cuma krn suasana saja, jadi kurang selera. Ada sejenis ayam bungkus daun pandan seperti gaya Thai, tapi makan ini betul-betul ribet dan tangan belepetan. Selain itu ada ayan goreng tepung dan udang lada garam. Yg lainnya kurang menggugah selera.
Apa yg bisa dilihat dan dilakukan di Zhujiajiao? Hm... ada macam-macam.
Bisa makan di restaurant di sepanjang sungai. Meja dan kursi dijejer, outdoor ... pakai payung-payung pantai ... Restaurantnya dihias lampion. Mungkin kalau malam suasananya romantis :)
Sambil makan sambil menikmati pemandangan seperti foto-foto di bawah ini.
Atau naik perahu menyusuri sungai .... boleh pilih mau perahu yg seperti apa dan ke arah mana.
Boleh juga jalan-jalan keliling kampung dan pasar ... melihat-lihat suasana kota tua ...
Banyak yg jual makanan, seperti misalnya aneka camilan, aneka kacang-kacangan, bacang, lontong, babi panggang, kue-kue, ubi manis, kelapa muda, manisan, dan lain-lain. Bisa icip-icip ... makan sambil jalan-jalan juga asik ...
Ini sejenis ubi atau talas yg dimasak dengan kuah gula kental
Ini kue tipis-tipis, berlapis-lapis, rasanya manis-manis jambu seperti kulit kue pia. Ada yg rasa polos, rasa cheese, dan ada yg ditaburi wijen hitam. Enak nih ...
Di sini juga banyak toko-toko yg menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yg cocok untuk dijadikan oleh-oleh. Mulai dari baju, sepatu, sendal, lukisan, tusuk konde, gantungan kunci, kipas, pajangan, teko, sumpit, sarung botol, botol arak, perkakas rumah tangga, sampai sarang burung juga ada he he he ... Ayo dipilih ... dipilih ... dibeli ... dibeli ...
Belanja di sini harus pintar dan berani menawar dan harus tegar. Mereka sering buka harga yg mahalnya gak ketolongan dan harga yg gak masuk akal ... Tawar habis deh ... sampe poll. Boleh juga pakai tehnik "pura-pura gak butuh dan pergi", biasanya suka dipanggil lagi. Pedagangnya ada yg sabar tapi kebanyakan suka marah-marah juga. Apes deh ... kalau sampe dimarahin mereka ... bikin bete aja.
Sebetulnya kita belum puas belanja-belanja, tapi mengingat waktu kita harus melanjutkan perjalanan ke Shanghai. Siang ini begitu panas, enaknya minum milk tea nih ... jadi kita rame-rame menyerbu gerai milk tea. Di dekat tempat parkir bus, ada yg jualan buah-buah segar. Kita membeli buah peach Beijing yg besar, harum, manis, segar dan juicy sekali ...
Di Shanghai kita akan ke toko obat dan pijat kaki, ini salah satu tempat yg wajib dikunjungi, titipan pemerintah dan dinas pariwisata.
to be continued
rgds,
Lucy
No comments:
Post a Comment