Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Friday, June 30, 2017

Turkey Trip : Gallery Carpet Cappadocia

Gallery Carpet Cappadocia
Cappadocia, May 10, 2016


20160510_092139 Carpet the making2cvrw

Karpet di Turki bisa dibilang barang berharga yg diwariskan ke anak cucu.  Tiap rumah harus punya karpet yg kualitasnya bagus, karena karpet yg terpasang di rumah menentukan status sosial keluarga itu.  Karpet yg dimaksud ini, bukan karpet sembarang karpet yg dibuat secara massal pakai mesin, tapi karpet yg handmade, yg dibuat dengan tangan pengrajin karpet.  Jadi kita dibawa ke Gallery Carpet Cappadocia.

Gallery Cappadocia jualan karpet bersertifikat, sepertinya ini destinasi lokal  yg wajib kita kunjungi seperti toko kulit Popular Leather yg pernah kita kunjungi.  Mula-mula kita dibawa ke tempat pengrajin menenun karpet. 

20160510_094237 Carpet Gallery Cappadocia1cvrw

Dari sejak di bus si Adem, local tour guide kita, sudah cerita panjag lebar tentang Turkish carpet atau karpet Turki yg terkenal itu.  Dia bilang harganya yg mahal karena sebanding dengan mutunya, dibuat oleh pengrajin yg handal selama berbulan-bulan bahkan ada yg bertahun-tahun, dari material yg terbaik, dan pewarna alami.  Jadi harganya mahal karena craftmanship-nya.  Persiapan membuat karpet juga lama, mulai dari menyiapkan benangnya, pewarnanya, designnya, sampai pengerjaannya dan finishingnya.

20160510_092111 Carpet the making1crw

Pengrajin karpet biasanya anak remaja wanita dan ibu-ibu rumah tangga.  Satu hari mereka hanya bisa menenun karpet selama maksimal 2 jam saja.  Mengapa?  Karena pekerjaan menenun karpet pakai tangan ini membutuhkan ketelitian mata, jadi kalau lebih dari 2 jam, mata mereka bisa rusak.  1 cm X 1 cm bisa terdiri dari 100 ikatan / knots.  10 X 10 knots.  Ada juga yg 28 X 28 knots. Bayangkan kalau carpet ukuran 3 m X 3 m ada berapa knots ?  Karpet Turki ini ciri khasnya adalah ikatan simetris atau Turkish Symmetrical Knot yg tidak dimiliki karpet asal negara lain. Setelah dibuat ikatan, harus dipukul-pukul pakai alat yg seperti martil/pukulan, supaya padat dan rapat. Jadi pakai tenaga juga. Supaya cepat selesai kadang-kadang 1 karpet dikerjakan 2 orang pengrajin. Ada beberapa peserta tour yg diajarin cara membuat Turkish Knot.

Karpet Turki awalnya terbuat dari wool dan katun.  Belakangan baru ada yg terbuat dari sutera.  Menenun carpet itu ada benang dasar yg diikat dan ada benang yg menjalinnya/mengikatnya.  Kalau mau kombinasi material benang dasar harus lebih kuat daripada benang yg mengikatnya, misalnya wool on cotton karena cotton lebih kuat daripada wool.  Tidak ada karpet yg cotton on wool, karena pasti woolnya yg kalah dan putus.  Ini urutan berdasar kualitasnya dan harganya dari yg mahal sampai yg murah : silk on silk (harganya paling aduhai nih), cotton on cotton, wool on cotton, wool on wool.  Jadi yg paling murah adalah yg dari wool, tapi tetap saja harganya mahal menurut saya. Karpet yg dibuat dengan tangan, bagian belakangnya rapih dan bermotif, tidak seperti yg buatan mesin.

20160510_095650 Carpet Gallery Cappadocia8cr

Lalu diajak ke pembuatan benang sutera, dari kepompong sampai jadi benang, caranya bagaimana. Terus dikasih tunjuk pewarna tradisional dan natural dari bahan-bahan alami misalnya dari tanaman bunga, akar-akaran, kulit pohon dll.

20160510_093216 Carpet Silk Coccon1crw

20160510_093234 Carpet Silk Coccon2cvrw

20160510_092201 Carpet natural coloring1cvrw
Bahan pewarna alami

Kalau beli di Gallery ini tiap karpet ada sertifikatnya dan bisa dilipat sampai kecil sehingga mudah dipacking dan masuk bagasi pesawat, atau bisa juga langsung dikirim ke alamat kita di Indonesia.

Tersedia berbagai ukuran dari yg lebar banget, lebar, sedang, kecil, sampai ukuran meja dan sajadah. Ada yg persegi panjang, bujur sangkar, oval, bulat, etc.  Untuk di Indonesia paling cocok yg cotton on cotton.  Yg katun ini begitu dibentangkan langsung nempel flat di lantai dan padat, tidak ngangkat-ngangkat ujungnya.

20160510_095151 Carpet Gallery Cappadocia6crw

20160510_095556 Carpet Gallery Cappadocia7crw

Berapa harganya ?  Ratusan juta Rupiah which is seharga mobil Kijang Innova, mobil Avanza, ada juga yg puluhan juta Rupiah .... sekitar Rp 78 juta wowww ....   Pedagangnya membentangkan karpet berbagai material, berbagai motif, berbagai ukuran, dijembreng semua, dan kita boleh jalan/injak-injak di atasnya untuk membedakan yg mana yg wool, yg cotton, dan yg silk.  Yg mahal, tentulah paling adem dan lembut di kaki.

20160510_094714 Carpet Gallery Cappadocia5crw

20160510_094703 Carpet Gallery Cappadocia4crw

20160510_094651 Carpet Gallery Cappadocia3crw

20160510_094646 Carpet Gallery Cappadocia2crw

Kita juga dikasih minum teh Turki.  Gak beli karpetnya engga apa-apa, yg penting memperkenalkan produk Turki dan bagi saya tambah pengetahuan.

20160510_094857 Gallery Cappadocia Cay1crw


More photos : Album Turkey Trip

Next Posting : Uchisar dan Salkim Tepesi

rgds,
Lucy

Turkey Trip : Goreme Open Air Museum

Goreme Open Air Museum
Cappadocia, May 10, 2016

DSCF0800 Goreme2rw

Goreme adalah salah satu Situs Warisan Budaya Dunia di Cappadocia Turki versi UNESCO (UNESCO World Heritage) sejak tahun 1985.

20160510_103807 Goreme Entrance Ticket1rw
Tiket masuk ke Goreme Open Air Museum

DSCF0799 Goreme1rw

Kalau kita baca sejarah terbentuknya, Goreme terjadi karena letusan Gunung Erciyes jutaan tahun yg silam sehingga debu dan laharnya membentuk bukit-bukit batu yg lapisan luarnya keras, tapi bagian dalamnya lembut sehingga bisa dipahat / dibentuk jadi rumah, gereja, dan biara.  Yang tinggal di Distrik Goreme ini memang kebanyakan orang Yunani Kapadokia yg beragama Katolik, jadi waktu terjadi pertukaran penduduk tahun 1923, mereka pulang ke Yunani selamanya, dan Goreme ini ditinggalkan tersembunyi.  Baru belakangan ditemukan kembali dan dijadikan Open Air Museum.  Mengapa disebut Open Air Museum ?  Karena Museumnya di lokasi yg terbuka dan yg dipamerkan adalah bukit-bukit yg dalamnya dulunya rumah-rumah atau gereja atau biara.  Jadi kita harus jalan kaki dari bukit ke bukit, naik tangga, lalu masuk ke bukit-bukit batu itu.  Apa isinya ?  Ruangan-ruangan, dan perkakas yg hampir semua dari batu, gambar-gambar di dinding batu yg sudah pudar-pudar..  Itu aja?  Iya itu aja, hampir semua isinya itu. 

DSCF0810 Goreme7nrw

Karena harus jalan dan naik tangga, maka hanya sedikit dari rombongan kita yg mau masuk ke bukit-bukit batu itu.  Selebihnya pada duduk-duduk, selfie dengan latar belakang bukit-bukit batu.

Untung cuaca lagi cerah cenderung panas tapi anginnya dingin/sejuk ... gimana kalo hujan coba ?  Pastinya harus payungan dan licin kalau naik tangganya, soalnya tangganya itu tinggi dan lebarnya tidak sama, ada yg lebar ada yg sempit, ada yg tinggi dan ada yg landai.  Untungnya kalau yg tangganya curam, ada pegangan besi.  Karena tangganya banyakan sempit, cuma muat 1 orang naik atau 1 orang turun, jadi harus saling tunggu dan gantian.

DSCF0807 Goreme5nrw

Berikut ini foto-fotonya

DSCF0806 Goreme4nvrw

DSCF0812 Goreme8nrw

DSCF0809 Goreme6nrw

20160510_104700-01 Goreme14

20160510_105745-01 Goreme10

20160510_105329-01 Goreme12

Walaupun ada tulisan di masing-masing bukit, tapi mestinya pakai guide supaya mengerti itu bangunan apa dan isinya apa saja.  Kalau suka sejarah saya sarankan pakai guide, karena kalau mengandalkan tour guide dan local guide mereka juga tidak bisa jelaskan dengan komplit/detail, lagi pula peserta tournya kan pada mencar-mencar.

More photos : Album Turkey Trip

Next Posting : Karpet Turki

rgds,
Lucy