Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Monday, October 17, 2011

Travel : Suzhou Crouching Tiger

Day 6 : September 1, 2011
Tiger Hill


Tiger Hill is a popular tourist destination and is known for its natural beauty as well as historical sites. The hill is so named because it is said to look like a crouching tiger. Another legend states that a white tiger appeared on the hill to guard it following the burial of King Helü. The hill is sometimes referred to in parallel with "Lion Mountain", another hill near Suzhou which clearly resembles a sitting lion.


Its features include:

  • Sword-Testing Rock: a rock in two pieces that was supposedly cleaved cleanly by a legendary sword of extraordinary sharpness
  • Spring of Simplicity and Honesty: a well that, according to legend, first appeared as a spring to an exhausted monk carrying water up the entire length of the hill
  • Yunyan Pagoda: a pagoda seven stories in height whose main architectural feature is its lean; it in fact predates the Leaning Tower of Pisa
  • Sword Pond (Jianchi): a small rectangular pond, beneath which a treasure of some 3000 swords are believed to have been buried; this site is not excavated because the Leaning Pagoda's foundations rest on the site
  • Lu Yu Well: a well attributed to Lu Yu, author of the first book on tea
  • Thousand People Rock
Source : Wikipedia

Setelah pintu masuk kita harus berjalan cukup jauh untuk mencapai Tiger Hill.  Kita melewati sungai dimana kita bisa naik perahu kayu menyusuri sungai.  Sebenarnya kalau ada cukup waktu, asyik juga nih naik perahu sore-sore.


Di sisi bagian sungai yg tidak dilalui perahu, tampak tenang dan romantis he he he ...


Nah ... ini dia si Crouching Tiger Hidden Dragon ... (seperti judul Film Box Office-nya Zhang Yi Mou).  Hanya gapura, yg katanya, kalau dilihat dari jauh plus daya imajinasi, menyerupai Tiger alias Harimau.  Warnanya kuning, ada bolong kecil 2 itu seperti mata, dan lubang tempat orang lewat adalah mulutnya.  Menurut kepercayaan, kalau masuk lewat pintu itu, malah kurang baik, karena seperti masuk ke dalam mulut harimau alias dimakan harimau.  Jadi kita masuk lewat samping-samping gapura itu. Jadi orang-orang di foto ini yg masuk lewat mulut harimau, tidak tahu mitosnya ... hm... enggak pakai guide sih, jadi gak dikasih tau deh ....  Oya, Local Tour Guide kita namanya Catherine, penduduk asli Suzhou, sangat informatif.


Setelah melalui gapura Harimau, kita masih berjalan menaiki tangga dan berhenti di beberapa spot dan dijelaskan mengenai sejarahnya.  Misalnya, Spring of Simplicity and Honesty, bentuknya hanya sebuah sumur, biasa aja, tapi ada ceritanya.  Selain itu ada Thousand People Rock yg terletak di lapangan dengan lantai batu berwarna merah.  Batu itu melambangkan para pekerja yg meninggal setelah membangun Pagoda Yunyan.  Mereka mati karena dibunuh oleh Raja Helu supaya tidak bisa membocorkan jalan rahasia untuk keluar pagoda.  Soalnya pagoda itu dibangun untuk menjadi makam Raja jika dia wafat plus hartanya juga dimasukkan di sana.  Lantai lapangan yg berwana merah melambangkan darah ribuan pekerja konstruksi pagoda itu.  Kejamnya ... kejamnya ...

Dari ujung lapangan bisa terlihat Pagoda Yunyan yg miring seperti Menara Miring Pisa.

Foto di bawah ini adalah Sword Pond.  Tuh ada tulisan warna biru.  Katanya di sini dipendam 3000 pedang tapi tidak bisa digali sebab menyatu dengan fondasi pagoda.  Di atasnya ada jembatan penghubung.  Kita harus naik tangga yg lumayan tinggi untuk mencapai jembatan di atasnya menuju ke pagoda.





Inilah Pagoda Miring YunYan.  Makin lama tambah miring ... ngeri roboh aja.
Ini memang miring loh, bukan saya yg motret sembari miring2.  Foto ini diambil di satu spot yg khusus disediakan untuk foto pagoda ini supaya terlihat jelas kemiringannya. 


Setelah melihat pagoda, kita harus turun, sebanyak 108 anak tangga.  Mengapa 108?  Karena angka 108 adalah simbol angka kesempurnaan atau kelengkapan.  Yg biasa yoga tahu deh ... hitungan gerakan yoga kan 108 set.





Tujuan selanjutnya adalah mengunjungi Pabrik Pembuatan Sutera.

Silk Factory

Di pabrik sutera ini tidak ada petugas khusus yg menjelaskan mengenai sutera.  Local Tour Guide kita yg dengan fasih menjelaskan soal sutera mulai dari larva - ulat - kepompong - sutera.  Juga diberi tahu cara mengidentifikasi sutera asli atau palsu.  Bisa dg cara ditiup, dibakar, dll.


Kepompong ulat sutera.


Daun murbei atau mulberry, makanan si ulat sutera.


Pasukan ulat sutera ... geli deh ... Itu yg bulat-bulat hitam apa hayoooo ???


Kepompong dimasukkan dalam keranjang


Ini ulat yg lebih gendut dan gedean ... putih-putih warnanya.


Kepompong yg belum dibersihkan, masih dekil



Dipintal dengan mesin sehingga menjadi benang sutera untuk kemudian ditenun menjadi kain sutera



Dari kepompong bisa juga dijadikan seperti kapas untuk mengisi quilt alias selimut.  Ini jauh lebih nyaman daripada dacron.  Jelaslah ... sutera gitu loh ... dan harganya mahal.


Setelah dari tempat pengolahan ini kita dibawa ke toko yg menjual produk-produk sutera.  Kita tidak harus beli sih ... tp kalau mau beli juga boleh.  Mulai dari selimut, seprai, baju wanita, baju pria, baju anak, shawl, souvenir dll.

Makan malam biasa aja, saya tidak potret2 makanannya.  Kita berpisah dengan Catherine sebab dia tidak menemani kita belanja di Night Market.

Night Market

Mestinya kita di bawa ke sini untuk naik perahu menyusuri Venezia of China atau Venezia di Timur.  Tapi kita sudah berhari-hari tidak shopping, udah pada gatel belanja.  Begitu melihat toko, langsung pada menyebar.  Iya lah ... soalnya waktu untuk shopping ini cuma 1 jam.  Mana cukup coba ...

Night market ini seperti Pasar Baroe.  Jalannya panjang, di kanan kirinya toko-toko.  Ada juga yg jualan makanan dan minuman.



Saya minum milk tea dengan jelly, namanya "Coco".  Belinya ngantri ... buset dah!


Sate ... sate ....


Encik ini dengan bangga menunjukkan satenya ... dicoba ... dicicip ...


Belanja makanan, belanja minuman, belanja baju, belanja pernak-pernik, souvenir, dan macem-macem, hingga waktu habis.  Kita ngumpul di meeting point, dan naik bus menuju Hotel Snowysea.

Ini foto suasana malam, saya ambil dari dalam bus. Hasilnya mantul sana sini he he he ...


Foto jembatan dan lampu-lampu ... ada pantulan bayangan teman saya tuh ...  Ilmu saya motret dari dalam bus masih payah sih ...


 Ini foto dari jendela kamar hotel.  Saya tidak tahu ini gedung apa.  Kemungkinan apartemen. 


Calling it a day!

to be continued

rgds,
Lucy

No comments: