Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Saturday, October 15, 2011

Travel : Suzhou - Venice of The East

Day 6 :  September 1, 2011
Suzhou



Suzhou is a major city located in the southeast of Jiangsu Province in Eastern China, located adjacent to Shanghai Municipality. The city is situated on the lower reaches of the Yangtze River and on the shores of Taihu Lake and is a part of the Yangtze River Delta region. Administratively, Suzhou is a prefecture-level city with an urban population of over 4 million expanding to over 10 million in the administrative area.

The city's canals, stone bridges, pagodas, and meticulously designed gardens have contributed to its status as one of the top tourist attractions in China. Since the Song Dynasty (960-1279), it has also been an important centre for China's silk industry. The classical gardens in Suzhou were added to the list of the UNESCO World Heritage Sites in 1997 and 2000. Suzhou is often dubbed the "Venice of the East" or "Venice of China"

Source : Wikipedia

Keterangan di atas diambil dari Wikipedia.  Nah berikut ini keterangan tambahan dari saya.

Dari Nanjing ke Suzhou kira-kira ditempuh dalam waktu 3 jam lebih.  Makanya setiba di Suzhou kita langsung makan siang.  Kota Suzhou bukan ibukota propinsi, tapi kota Suzhou ini termasuk kota yg cukup besar dan terkenal.  Karena terletak di tepi Sungai Yangtze maka kota ini disebut kota air, ibarat Venesia di negeri timur.  Mungkin dulunya transportasi di Suzhou mayoritas ditempuh lewat Sungai Yangtze.  Banyak jembatan-jembatan yg menghubungkan bagian-bagian kota. Di beberapa lokasi ada perahu-perahu kuno yg disewakan untuk turis menyusuri sungai.

Iklim di Suzhou sangat bersahabat, saat musim panas tidak terlalu panas, saat musim dingin juga tidak terlalu dingin.  Tidak pernah mengalami badai maupun gempa bumi, makanya kehidupan masyarakat di sini tenang.  Karena iklim yg bagus maka Suzhou adalah kota penghasil sayur dan buah-buahan.  Setiap hari mereka makan sayur, buah, dan ikan segar.  Suzhou juga banyak terdapat pohon murbei / mulberry, yg daunnya jadi makanan ulat sutera.  Maka Suzhou adalah penghasil sutera dengan kualitas yg baik.  Kita akan mengunjungi pabrik sutera sore nanti.  Sesuai pepatah China yg saya kutip di hari pertama, kalau mau cari pakaian bagus, pergilah ke Suzhou, dan borong tuh baju-baju sutera yg indah-indah. Siapkan saja RMB yg banyak atau kartu kredit he he he ...

Kehidupan masyarakat di sini juga sangat tenang, sabar, dan ceria.  Tercermin dari dialek asli penduduk Suzhou yg halus dan merdu, logatnya ibarat orang menyanyi, katanya bisa menentramkan hati.  Ini berbeda dengan dialek penduduk China lainnya, yg cara bicaranya terkesan seperti orang marah-marah dan ngamuk.

Di Suzhou banyak kaum bangsawan, kaum terpelajar, dan orang kaya.  Rumah-rumah mereka besar dan bagus-bagus, lengkap dengan taman-taman khas China.  Keturunan mereka banyak yg menyerahkan rumah nenek moyang mereka untuk dijadikan obyek pariwisata.  Salah satunya akan kita kunjungi setelah makan siang.  Nah, sekarang kita ke restaurant tempat kita makan siang dulu.

Selain Mr. Ho, kita mendapat Local Tour Guide yg adalah penduduk asli Suzhou, namanya Catherine.  Dia yg akan membawa kita ke obyek wisata selama di Suzhou.

Lunch

Makanan di sini lumayan bisa dimakan.  Diawali dengan makanan pembuka khas Suzhou yaitu Telur Pitan atau Thousand Year Egg.  Warnanya hitam bening, rasanya kenyil-kenyil seperti agar-agar atau jelly.  Bukan sekedar direbus, tapi dimasak dengan saus kecap.  Enak juga.

 Nah yg ini seperti ikan asin bulu, tapi tidak asin.  Enak garing-garing dan dimasak dengan saus juga.

Ini sate udang yg ditaburi irisan cabe.  Ok juga rasanya, saya suka nih.  Ini udang sungai, bukan udang laut.

Ini juga ikan sungai dan banyak durinya.  Repot deh makannya.  Herannya kenapa orang China kalau masak ikan sukanya dikasih cuka banyak-banyak.  Baunya itu loh jadi kecut. 

Ini jagung dibalut tepung dan digoreng, lalu ditaburi gula pasir.  Kirain ini camilan, ternyata ini termasuk lauk yg dimakan pakai nasi.  Aneh kan ...  Ini sih cocoknya dimakan saat nonton TV atau saat ngerumpi.

Nah, yg ini enak banget nih.  Kerang ditim dengan soun, lalu ditaburi daun bawang.  Kuahnya juga sedap, asin-asin gitu.  Saya makan banyak nih ...


Ini mantau yg seperti di Nanjing.  Enak juga.



Selain makanan di atas, masih ada beberapa masakan dan soup yg tidak saya foto.  Tapi overall makan siang kita lumayan, saya bisa makan.

Setelah makan kita mau main ke rumah orang kaya di Suzhou, mau keliling-keliling di tamannya.

Lingering Garden

Covering 2.3 ha, the Lingering Garden, one of the four most famous gardens in China, was constructed in the 21st year of the reign of Wanli under the Ming Dynasty (1593 AD).  It is separated into the middle, eastern, northern, and western parts.  The eastern part features happy groupings of fancy buildings and garden courts; the middle part the marvelous landscape garden with age-old trees; the western part the delights of wilderness of woody hills, and the northerns part idyllic scenes of hunble huts enclosed with bamboo fences.  The Lingering Garden is celebrated for its artistic way of dealing with the spaces between various kinds of architectural forms and garden courts, which have successfully created the feeling of depth.  It boasts a good number of very attractive limestone peaks from Lake Tai with grotesque shapes.

On March 4, 1961 the Lingering Garden was listed by the State Council from the very first as the cultural relics of national importance. In 1997 it was inscribed on the World Heritage List by UNESCO.  In 2010 it was listed as the National Attraction of Grade AAAAA.

Itu keterangan yg saya salin dari brosur dan peta Lingering Garden.  Berikut ini foto-foto dan sedikit keterangan tambahan.

Ini pemandangan kolam yg lumayan besar dilihat dari The Green Shade Pavilion.  Kolam ini dikelilingi oleh tanaman Teratai / Lotus.  Karena ini siang bolong jadi sinar mataharinya menyengat dan silau saat difoto.  Saking besarnya, kolam ini bisa dilalui perahu dengan wanita pemain alat musik, mungkin ini alat musik Pingtan.


Jendela-jendela yg asik buat dijadikan frame foto ...
Eh ... ada pohon pisang juga lho ...


Ini patung batu yg katanya bernilai tinggi karena bentuknya mengandung makna yg dalam. Harus pakai sedikit daya imajinasi untuk menerjemahkan bentuk apakah gerangan.  Ini asalnya dari tempat yg jauh dan merupakan kebanggaan pemiliknya.

Di Good for Farming Pavilion yg jendelanya besar dan terbuka, ada perempuan yg memainkan alat musik Guqin.  Suaranya alat musik ini cocok dengan suasana kuno taman dan pavilion-pavilion di sekitarnya.  Tapi tidak semua orang suka lho dengan musik ini, bagi beberapa orang, malah memberi kesan merinding he he he ...


  Ini salah satu foto yg saya suka, refleksi pavilion di air kolam.


Ini juga saya suka ... perahu lagi parkir.

Ornamen dalam pavilion terbuat dari kayu yg usianya sudah ratusan tahun tapi masih kuat dan kokoh.  Tambah umur, tambah kuat.  Terlihat sekali perbedaan gender antara kamar pria dan wanita.  Kamar pria lantainya terbuat dari ubin batu segi empat yg besar-besar sekitar 40 X 40 cm, sedangkan kamar wanita ubinnya kotak-kotak kecil 20 X 20 cm.  Kuda-kuda langit-langit di kamar pria diukir-ukir dengan motif naga, sedangkan di kamar wanita hanya kayu bulat gelondongan saja, tanpa ukiran.  Wah ... dibedain gitu sih ... kenapa tidak diukir dengan motif bunga supaya terkesan feminin ya ?


Ada pertunjukan sandiwara tradisional dengan musik pengiring, jadi seperti opera mini.  Tarian, lagu, dan musik.  Penontonnya lumayan banyak, mungkin sekalian duduk-duduk ngadem.  Kita hanya melihat sebentar, lalu pada sibuk cari toilet.  Toiletnya bersih, tumbeeeennnnn .... Ternyata baru direnovasi toiletnya.  Pantesan ....


Di dekat pintu keluar ada toko souvenir bagi yg ingin beli oleh-oleh.



Topeng ini seperti topeng di Venezia kan?  Meriah, colorful, dan rada seremmmm ...

Selanjutnya kita berkunjung ke Tiger Hill.

to be continued

rgds,
Lucy

No comments: