Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Wednesday, May 30, 2012

Travel : Museum Keramik dan Seni Rupa

Museum Keramik dan Seni Rupa, Jakarta
Kawasan Kota Tua Jakarta
29 April 2012


Museum Keramik dan Seni Rupa ini letaknya di sebelah kanan Museum Fatahillah.  Dari tampak depan, bangunan museum ini lumayan rapih, kelihatannya baru direnovasi.  Karena hari Minggu museum ini cukup ramai, apalagi sedang hujan rintik-rintik tambah ramai dijadikan tempat berteduh.

Harga tiket masuk Rp 2.000,-/orang.  Sejak dari pintu masuk sudah diberi tahu bahwa dilarang foto-foto di dalam ruang museum.  Tapi seperti biasa, peraturan itu dilanggar.  Banyak yg foto-foto.  Saya hanya mengambil beberapa foto supaya ada  bahan tulisan di blog ini, pembelaan diri he he he ...

Koridor museum masih belum direnovasi, jadi masih tampak seperti rumah tua dan kuno. Lihat saja lantainya sudah kuno banget.


Ruang museum dibuat sedemikian rupa sehingga bisa dinikmati secara berurutan.  Mulai dari ruang Exhibit 1, 2, dst.  Ruang pamer sangat bagus dan bersih, baru direnovasi. AC-nya dingin.  Dilengkapi dengan CCTV sehingga pengunjung dapat dipantau.  Petugas tidak segan-segan menegur melalui pengeras suara para pengunjung yg memegang-megang koleksi lukisan dan keramik, juga menegur pengunjung yg tidur-tiduran di sofa.

Ruang Exhibit 1 terdiri dari 2 lantai.  Keduanya berisi koleksi lukisan dan keramik. Lantai 2 kebanyakan berisi lukisan yg temanya etnis Indonesia, misalnya lukisan wayang dan lukisan Bali.  Untuk naik ke lantai 2 harus menaiki tangga berputar yg kecil dan sempit.  Tangga itu untuk naik maupun turun sehingga yg mau naik dan mau turun bisa papasan dan tabrakan, agak serem ... soalnya goyang-goyang dan pegangannya kurang secure.


Keluar dari Ruang Exhibit 1, kita masuk ke ruangan yg lebih besar dan panjang.  Lantainya diberi nomor per section.  Koleksi lukisan dan keramik dijejer di sebelah kanan dan kiri.  Cukup bagus pengaturannya. Saya amati, koleksi keramiknya tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan koleksi lukisannya. 


Koleksi lukisannya kebanyakan karya seniman ASRI Yogyakarta terutama S. Soedjojono.  Tapi banyak juga koleksi pelukis terkenal Indonesia lainnya, misalnya Basuki Abdullah, Affandi, Raden Saleh, Henk Ngantunk, Arie Smit, dll. Banyak deh.  Terus terang saya kurang mengenal nama-nama pelukis-pelukis Indonesia, hanya yg terkenal saja. Berhubung cukup waktu, jadi saya lihat dan saya baca keterangan semua lukisan yg ada di ruang pamer itu.  Saya benar-benar menikmati keindahan lukisan-lukisan ini.  Biasanya kalau ke museum beramai-ramai tidak cukup waktu untuk menikmati semua koleksi karena pada buru-buru mau pulang atau ke tempat lain.  Untung juga cuma pergi berdua sama mama saya, jadi lebih leluasa dan santai.



Di bagian luar atau koridor banyak koleksi patung dan ukiran kayu.  Benar-benar dari sebatang pohon kayu yg diukir membentuk cerita.  Kalau dilihat-lihat, bentuknya agak menyeramkan he he he ...


Ternyata Museum Keramik dan Seni Rupa ini dulunya bernama Balai Senirupa Jakarta dan diresmikan oleh Presiden RI Soeharto tgl 20 Agustus 1976.


Hujan sudah reda dan hari sudah sore, saya pulang.  Masih sempat mampir beli roti Suisse di Jl. Hayam Wuruk, ... hmmm ... uenakkkk.

rgds,
Lucy

Friday, May 18, 2012

Food : Cafe Batavia

Cafe Batavia
Jl. Taman Fatahillah, Pintu Besar Utara No. 14, Jakarta Barat 11110
Minggu, 29 April 2012



Sepertinya ini satu-satunya resto / cafe yg paling representatif di Kawasan Kota Tua.  Saya sudah mendengar komentar-komentar miring tentang service dari Cafe Batavia yg terkesan kurang menghargai pengunjung lokal.  Teman saya bilang, diskriminatif.  Dicuekin.  Pelayanan lama. Ada lagi yg bilang, pelayanannya ogah-ogahan kayak enggak niat jualan.  Mari kita buktikan.



Suasananya ....

Restonya bagus, interiornya unik ... campuran Indonesia dan Kolonial Belanda ... hmmm ... pantesan banyak orang Belanda dan opa oma yg demen ke sini untuk nostalgia.






Di sini banyak foto-foto, sampai di toilet pun banyak dipajang foto-foto.  Unik juga sih :)


Minuman dan Makanan ...

Ice Capuccino (Rp 37.500 ++) penampilannya bagus ya ... rasanya agak pahit.  Ice Lemon Tea (Rp 25.000 ++) rasanya biasa.



Fish and Chips (Rp 75.000,- ++) rasanya biasa saja, di meja tidak dikasih saus sambal, jadi musti minta dulu dan memang lama menunggu kedatangan si sambal botolan itu.



Fettucini Tuna with Spicy Tomato Sauce (Rp 69.000,- ++).  Fettucininya sih biasa saja, kejunya berupa irisan tipis-tipis, agak asin tapi enak.  Nah, yg gak tahan tuh, minyaknya banyak bener.  Begitu fettucini diangkat, minyak di saus tomatnya berlinang-linang.  Tingkat kepedasan lumayan, jadi rasanya asam pedas.


Pelayanan ...

Cafe ini bertingkat, jadi ada meja-meja di lantai bawah untuk yg merokok dan untuk yg tidak merokok dipersilahkan naik ke lantai atas. Saat itu makan siang dan hampir semua meja di ruang atas terisi.  Saya tengok kanan dan kiri, sepertinya hanya 2 meja yg pengunjung lokal.  Selebihnya orang asing -- Eropa, Amerika, Jepang, China, dan Korea.

Memang agak lama untuk meminta daftar menu, dan saus sambal.  Tapi bisa dimaklumi karena sedang ramai pengunjung.  Makanan dan minuman disajikan tidak terlalu lama, masih OK lah.

Jadi kesimpulannya saya sih OK saja.  Kata temen saya, lagi hoki aja sehingga enggak dicuexin he he he ...

to be continued

rgds,
Lucy

Thursday, May 17, 2012

Travel : Kawasan Kota Tua


Kawasan Kota Tua
Minggu, 29 April 2012


Hari minggu memang ramai banget.  Banyak orang jualan makanan gaya kaki lima begitu sehingga agak kumuh jadinya. Oya, itu bau otak-otak goreng sangat menyengat hidung, bau ikan busuk yg digoreng dengan minyak yg tidak diganti-ganti, sengak banget.  Belum lagi banyak tenda bazaar dan banyak spanduk bergantungan. Walaupun cuaca mendung, hujan gerimis, becek, tapi pengunjung tetap semangat !

Berikut ini foto-foto di kawasan kota tua dan aktivitasnya dari berbagai spot.

Dari Jendela Museum Sejarah Jakarta alias Fatahillah



Di halaman Museum Sejarah Jakarta



Di depan Kantor Pos Indonesia


Sewa Sepeda



Belanja Asesoris


Motret ....




to be continued

rgds,
Lucy

Tuesday, May 15, 2012

Travel : Museum Fatahilah Jakarta

Museum Fatahilah - Jakarta
Kawasan Museum Sejarah Jakarta
Minggu, 29 April 2012


Saya pernah mengunjungi museum ini waktu SD dan SMP.  Sudah berpuluh-puluh tahun yg silam.

Di hari Minggu saya dan mama saya ke kawasan kota tua.  Mau berwisata sejarah.  Ternyata tgl 27-29 April adalah Festival Museum Sejarah.  Jadi ada banyak acara di halaman museum.  Ada panggung untuk acara band, perlombaan, dan acara lain.  Juga banyak tenda-tenda orang berjualan.

Hari mendung, gerimis, dan pada waktu kita masuk ke museum Fatahilah, hari hujan.  Cukup deras sehingga museum becek karena tampias dan karena sepatu pengunjung yg basah.  Tiket masuk Rp2.000,-/orang.  Murah.  Pengunjungnya ramai banget sampai sumpek, entah yg sengaja berkunjung seperti saya, atau sekedar berteduh karena di luar hujan.

Museum terdiri dari 2 lantai.  Kondisi museum kotor, berantakan dan tak terurus.  Pengunjung dilarang memotret, tetapi banyak yg potret-potret untuk fotografi malah pakai tripod segala, maupun foto-foto narsis dengan handphone. Ada petugas, tapi sekedar duduk-duduk saja, jadi asumsi saya, boleh foto-foto asal tidak memindahkan atau memegang benda-benda yg dipamerkan.  Walaupun ada petunjuk yg melarang memegang atau menduduki barang2 sejarah, tapi kenyataannya banyak pengunjung yg foto-foto pakai handphone sambil duduk di atas batu prasasti, duduk-duduk di kursi antik, di meja antik, dan ada juga yg ngerumpi sembari duduk di jendela, pacaran di pojokan ... hadeuuuhhhh .... sampai ada 3 orang turis asing yg geleng-geleng kepala saking takjubnya sama kelakuan anak-anak muda itu. 

Di ruang bawah terdapat benda-benda prasasti bersejarah seperti misalnya batu, patung, arca, gerabah, keramik, lukisan, peta, gambar, foto, dll.  Kita bisa membaca sejarah kota Sunda Kelapa yg sekarang jadi Jakarta.  Kita juga bisa melihat foto-foto kota Jakarta tempo doeloe dan foto-foto Gubernur DKI Jakarta dulu dan sekarang, hanya sampai Sutiyoso, foto Foke belum dipajang di situ.


Kemudian saya naik ke lantai atas.  Di sini terbagi menjadi beberapa ruangan, isinya adalah meja dan kursi ukir, lemari-lemari ukir, partisi ukir, bahkan sampai kusennya pun diukir.



Yg menarik perhatian saya adalah sebuah lukisan di atas sebuah pintu.


Ternyata itu adalah lukisan tentang Raja Salomo yg menyelesaikan kasus 2 wanita yg rebutan bayi.


Setelah itu kita turun dan menuju ke halaman belakang museum.  Kita ke penjara bawah tanah, tempat para tahanan di penjarakan di ruang yg sempit, gelap, dan pendek.  Suasananya tetap angker dan horor, walaupun banyak yg masuk ke ruang-ruang penjara itu, tetep aja yg namanya ruang penyiksaan hm ... rasa-rasa gimana gitu ... masuk sebentar, lalu buru-buru keluar lagi.

Ngomong-ngomong soal penjara bawah tanah ini, saya jadi ngebayangin betapa tersiksanya para tahanan di penjara ini.  Langit-langitnya pendek, sehingga kita tidak bisa berdiri tegak, harus bungkuk, jongkok atau duduk.  Tak ada toilet, jadi makan di situ, tidur di situ, semua-semua di situ.  Ruang lembab, kalau hujan pasti tampias dan lantai becek berair. Jerujinya 2 lapis sehingga sulit untuk kabur,  tambahan lagi kaki para tahanan dirantai dengan bola-bola besi.  Bola-bola besinya masih ada tuh berserakan di ruang penjara itu sampai sekarang.  Kalau sekarang karena sudah jadi museum, penjara itu sudah dibersihkan dan dicat putih.  Tapi dulu, pastilah kumuh, pengap, lembab, dan bau.



Di halaman itu ada sebuah sumur.  Saya tidak tahu itu sumur untuk diambil airnya atau untuk membuang mayat para tahanan ... tapi banyak pengunjung yg foto-foto di situ :)



Ada patung yg mengingatkan saya pada patung di jembatan di Harmoni.  Mirip he he he ... Just for info, kalau mau potret patung ini, harap perhatikan angle-nya.  Sebaiknya dari sisi sini, sebab kalau dari sisi sana, patungnya ehemmm ... porno.



Spot yg paling ramai jadi tempat foto-foto adalah meriam.  Saking antri, saya gak jadi foto mama saya di situ, padahal dia kepengen tuh.  Tapi ada yg unik di situ.  Ada pohon yg buahnya nempel di batangnya.  Buahnya kecil-kecil, banyak, dan warna-warni.  Cakep juga tuh pohon.  Difoto ah ...


Setelah dari sini, kita menuju halaman depan, alias kawasan kota tua yg banyak tenda-tenda orang jualan.

to be continued

rgds,
Lucy

Monday, May 14, 2012

Food : Ninety-nine Revisit

Ninety-nine Resto
Arteri Puri Indah, Jakarta
23 Maret 2012


Saya ke Ninety-nine bersama 3 orang teman.  Saya pilih ikan dori dengan saus thyme dan hazelnut.  Enak beneran rasanya.  Ikannya lembut, tidak amis, dan sausnya rasanya segar, tidak bikin eneg. Kentang ongkloknya juga OK.


Teman saya penyuka "biba" ... non halal.  Pork Belly nih ... dimasak dengan baby buncis.  Penampilannya rada berantakan, tapi rasanya enak.  Sayang porsinya kecil.  Memang makanan enak itu porsinya mungil, sehingga cuma nyempil, dan inginnya nambah lagi he he he ...


Nah, 2 teman saya yg lain, pesannya Fish & Chips.  Pesan 2 porsi, padahal 1 porsi itu isinya banyak, terdiri dari 4 potong besar ikan dori digoreng tepung plus french fries.  Alhasil teman saya pada kekenyangan menghabiskannya.  Pasalnya, selain makan ini, kita masih punya Dolci alias Dessert yg yummilicious.


Dolci ... oh Dolci ...

Yg ini raspberry cake, seperti red velvet ya ... Rasanya asem-asem-manis seger.  Di atasnya ada macaroons yg manis dan ada coklat putih.  Ada sausnya juga yg manis, in case suka manis bisa dicocol di saus ini.  Foto before and after diserbuuuuu ...



Selain itu kita juga makan Fruit Pie yg penampilannya cantik dan menggugah selera.  Menurut saya enak enggaknya fruit pie ini pertama dari saus fla-nya, lalu pienya harus renyah dan harum butter.  Selanjutnya baru buah2nya harus segar.  Buahnya lumayan komplit dan banyak.  Ini baru fruit pie namanya he he he ....  Fotonya before and after juga nih.




Minumnya ... saya teh cammomile, teman saya yg lain minum ice lemon tea, lalu lemon grass.  Asik juga foto2 food and beverages di sini.  Soalnya kita pilih meja di dekat jendela, jadi sinarnya ok.




Kita akan kembali untuk makan dessert aja ... soalnya saban makan komplit di sini, yg ada kekenyangan ... padahal sebagian udh sharing-sharing ...

Soal harga, lumayan mahal, tapi kan udah tau ... secara ini revisit.

rgds,
Lucy