Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Tuesday, October 26, 2010

Food : Extra Fine Javanese Chocolate SOKLAT INYONG

Investor Daily, 25th October 2010, page 7

BKPM recorded, seven foreign investors will build cocoa factories in Indonesia with total investment of about U.S. $ 350 million in 2011. The capacity of each mill is 50,000 tons. They are ADM Cocoa (Singapore), Guanchong Cocoa (Malaysia), Olam International (Singapore), Cargill (USA), Mars (USA), Armajaro (UK), and Ferrero (Italy).

I always think the best chocolate are made in Belgium, Switzerland, French, or most European countries, but in fact that they are not the largest cocoa producers.


The 8 largest cocoa producing countries (data for harvest in 2005)

   
1. Ivory Coast (Pantai Gading) (38%)
   
2. Ghana (19%)
   
3. Indonesia (13%, most of the cocoa bulk)
   
4. Nigeria (5%)
   
5. Brazil (5%)
   
6. Cameroon (5%)
   
7. Ecuador (4%)
   
8. Malaysia (1%)
Other countries produce 9% of the rest.


Last week-end I went to a leading Supermarket in Jakarta, The Food Hall, and found a variety of  Extra Fine Javanese Chocolate "INYONG" which is made in Purwokerto, Banyumas, Central Java, Indonesia. Frankly speaking, I've never thought and never tasted this javanese chocolate before.



SOKLAT INYONG.  
In Javanese dialect, Soklat means chocolate and Inyong means I am, Me, or My.  Soklat Inyong means My Chocolate.




The packaging is quite interesting, unique, and  traditionally authentic with wayang character on it. Soklat Inyong has a variety of flavors, products, and sizes.  Here is the website of  Soklat Inyong

Praline Edition Taste of Soklat Inyong :
- CLASSICHO : clasical with chocolate filling: coffee, caramel, cappuccino, mint, vanilla, cream cheese, almonds, cashews, etc. 
- ETNICHO : dark chocolate filling with traditional snacks: Nopia, Jenang Jacket, dodol, enting gepuk / peanuts, etc. 
- EXOTICHO : with special taste chocolate filling: ginger, nutmeg, cinamon, green beans, lemon tea, green tea, carrots, etc. 
- Fruit FIESTA : dark chocolate filling with fruit: mango, grape, lemon, strawberry, blueberry, cherry, orange, honeydew melon, soursop, etc.




The price is not cheap. It's about USD 3.5 - about the same price as Lindt Chocolate of the same size.

If you want to taste Indonesian Authentic Soklat,  Inyong recommend you to try some ....

rgds,
Lucy

Thursday, October 21, 2010

Kids

Princess Michelle in action! Three, Two, One, Action !



Geno and Willy in action ...






rgds,
Lucy

Flora : Macro 16 Sep 2010

Yellow Heliconia Psittacorum, Parrot Beak, Parrot's Flower


Ruella Malacosperma




White Adenium Obesum


Red Adenium Obesum


cheers,
Lucy

Saturday, October 09, 2010

Steak & Pasta : Carlo De Huts

Carlo De Huts
Crystal Lagoon, Senayan City, Jakarta
18 Sep 2010

Kumpul-kumpul sama teman-teman mau makan sembari ngobrol, enaknya dimana ya?  Yg cozzy dan yg enak makanannya.  Tadinya mau makan di Zhuma, tapi ternyata di seberangnya ada resto atau cafe yg baru saya lihat ... dan tampaknya suasananya homey banget ... cocok buat ngobrol-ngobrol santai.  Saya dan teman-teman melihat menu yg ada di depan cafe, dan ternyata cocok lah ... steak dan pasta.

Begitu masuk suasananya enak banget ... serasa makan di dapur rumah. Interiornya serba kayu dan serba alat dapur.


Dan yg bikin kita tersenyum-senyum sambil mengangguk-angguk tanda setuju adalah cover depan buku menunya ... (click the image to read it)

Kita pesan Sirloin Steak, Tenderloin Steak, Classic Lasagna, Coconut Rice Lemak, dan Scampi Pasta. Kalau pesan steak sudah dapat minuman, boleh pilih Apple Tea atau Mint Tea.  Kita pilih Apple Tea tapi kemudian ternyata apple-nya belum datang, jadi diganti dengan Mint Tea.  Selebihnya kita order Iced Lemon Tea, Honeydew Juice, dan Red Carpet yg adalah juice strawberry dan semangka.

Inilah penampakan masing-masing makanan.

Scampi Pasta (Rp 41 ribu) : Spaghetti pakai udang, rasanya pedas mantap tapi enak banget, bumbunya berasa, tapi sayangnya spaghetti rada keras, kurang lama dikit nyeduhnya ... tapi mendingan begini daripada kelembekan.


Coconut Rice Lemak (Rp 29.500,-) : Nasi uduk ini komplit banget dan cara penyajiannya cantik banget. Kata mama saya, "Enak deh ..."


Classic Lasagna (Rp 55.000,-) : lasagna ini bener-bener enak ... dagingnya banyak dan bumbunya pas. Kayaknya ini yg paling OK.


Sirloin Steak (Rp 95.000) dan Tenderloin Steak (Rp 95.000) : penampilannya mirip, sama-sama dihidangkan dengan sayuran dan kentang panggang. Sausnya ada beberapa pilihan.  Kita pilih mushroom sauce dan black pepper sauce. Rasanya enak tapi ya ... standard rasa steak lah ...

Mint Tea (free) : hadir di dalam botol Carlo De Huts yg mirip botol susu segar zaman dulu ... unik juga.  Sebenarnya hanya teh mint biasa diberi es, gula, dan daun mint lembaran ...  Kayaknya bisa bikin sendiri di rumah ...



Honeydew Juice (Rp 27.900) : Juice melon ... tapi yg unik adalah penyajiannya di dalam toples kue, bukan di gelas ...



Red Carpet (Rp 29.500) : Juice semangka dan strawberry ... penyajiannya di dalam topless juga.



Untuk suasana yg nyaman, saya rekomendasi.  Untuk pilihan menu bolehlah, soal rasa lumayan, soal harga ... ehem ... memang mahal. Oya, harga di atas belum termasuk pajak dan service. Jadi damage cost per orang kira-kira sekitar Rp 100 ribu-an deh ...

Mau coba ? Ingat-ingat ... "Food are the sweetest thing God evermade, and forgot to put a soul into" ha ha ha ...

rgds,
Lucy

Japanese Food : Yoshinoya

Yoshinoya Reborn ....

Dulu pernah ada Restaurant Fast Food Yoshinoya di beberapa food court di mal-mal sebagai saingan Beef Bowl.  Pernah mencoba tetapi rasanya biasa saja ... setelah beberapa waktu kemudian, Resto ini hilang dari memory saya dan sepertinya tutup.  Tapi waktu saya ke Jepang, dimana-mana saya melihat gerai Yoshinoya dan selalu ramai pengunjung.

Kemarin ini adik saya memberi informasi, katanya ada Yoshinoya di Grand Indonesia di depan Fountain.  Lokasinya bagus dan bisa langsung melihat air mancur menari. Rupanya Yoshinoya Reborn, katanya franchise Jepang, Charoen Phokphan Indonesia dan Wings Food.  Klaim-nya hebat bener ... 100% US No. 1 Beef.  Wah... boleh juga nih dicoba ...  Kirain mahal, tapi yg namanya fast food harus anti mahal kan ... walaupun US Beef.  Ternyata memang betul, harganya di kisaran Rp 30 ribu-an.

Beef Teriyaki pesanan saya.  Lihat saja tampilannya ... wow menggiurkan, bukan?  Betul-betul US Beef, enak, dan generous banget .... topping beef-nya banyak bok!  Soal rasa juga beneran enak, daging empuk, dan bumbunya meresap, pakai bawang bombay.


Kalau beli paket, dapat Side Dish berupa gorengan udang, rolade, dan salad wortel dan kol


Chicken Teriyaki pesanan adik saya.  Ayam pakai sayuran untuk yg mau sehat.  Sayurannya segar, tidak overcooked.  Rasanya enak.



Ini dia Combo pesanan mama saya, cocok untuk yg doyan beef tapi doyan ayam juga ... Porsinya rada gede nih, buat anak cowo dan bapak-bapak cocok bener ...


Ada Kid's Meal juga loh ...


Dan ada Ice Cream Sundae yang coklatnya banyakkkkkk ..."Yummy ....", kata Michelle.


Overall, saya rekomendasi deh untuk yang mau makan cepat, suka makanan Jepang, suka daging ... US Beef gitu loh dan generous gitu toppingnya ... dan yg penting tidak mahal.  Sayangnya baru ada di Grand Indonesia aja ...  Patut dicoba ...

rgds,
Lucy

Saturday, October 02, 2010

New Zealand : Auckland - Singapore - Jakarta

Day 6 : Wednesday, September 15, 2010
Auckland - Singapore - Jakarta

AUCKLAND

Ini hari terakhir jalan-jalan kita di New Zealand.  Rasanya sedih meninggalkan negara yg indah dan bersih ini.  Benar-benar tempat yg cocok untuk menghabiskan masa tua dan masa pensiun, bisa panjang umur tinggal di negara yg tenang dan tenteram begini.

Hari ini kita bisa akan santai sedikit, acara kita hanya city tour dan shopping hingga nanti malam kita pulang dengan penerbangan malam hari.

1st Stop : Harbour Bridge
Harbour Bridge ini termasuk icon-nya kota Auckland.  Kalau di Sydney ada Opera House, nah di sini ada Harbour Bridge. Yang dilihat di sini hanya jembatan, kapal lewat, dan roda gigi raksasa.

Auckland dikenal sebagai City of Sail.  Di gambar no. 2 (click the image to enlarge) banyak kapal-kapal di sekitar Harbor Bridge.  Orang-orang berada di sini bukan sekedar punya rumah bagus (rumah loh ya ... bukan apartemen), mobil mewah, tapi juga kapal atau yacht.

Waktu mula-mula kita datang, udara cerah, eh lama-lama jadi gerimis.





2nd Stop : Yacht
Mari kita lihat kapal-kapal milik orang-orang kaya.  Kita dibawa ke tempat parkir kapal-kapal mereka.  Kapal ini harganya mahal dan biaya sewa tempat parkirnya juga mahal sekali loh.  Di dekat sana ada dok / tempat perbaikan kapal-kapal alias bengkel untuk kapal.







Senang deh motretin kapal-kapal ini, soalnya bersih dan terawat.

3rd Stop : Mission Bay
Mission Bay adalah pantai untuk umum tapi tidak bayar.  Ada taman dan fasilitas toilet dan kamar bilas juga bagus dan bersih.  Banyak keluarga-keluarga yg berlibur ke sini.  Kalau musim panas, pantai ini luar biasa penuh karena The Kiwis (sebutan orang NZ) sangat suka pantai.  Di seberang jalan banyak restaurant dan cafe, toko ice cream Movenpick juga ada.  Design resto di sini unik-unik lho ... Di sini juga ada perumahan orang kaya yg harga rumahnya mahal sekali karena lokasi di bukit, menghadap pantai dan pulau.





4th Stop : Parnell Village
Parnell Village adalah sebuah area perumahan dan pertokoan dengan bentuk bangunan yg unik dari kayu-kayu gaya Victorian dan penghuninya tidak boleh merubah bentuk bangunan hanya boleh memperbaiki bila ada kerusakan.

Sebetulnya kita tidak stop, tapi melewatinya, jadi rada susah memotret rumah-rumah itu dari dalam mobil yg bergerak dan motret dari kaca jendela.  Baru dikeker eh ... udah lewat.   Ini satu-satunya rumah yg berhasil saya foto dan hasilnya mendingan.


5th Stop : Botanical Garden
Kita akan ke kebun raya yg konon sebetulnya lokasi ini adalah crater atau kawah dari sebuah gunung berapi yg pernah meletus ribuan tahun yg lalu dan katanya di bawahnya masih ada magma aktif.  Waduh ... bisa meletus lagi dong ...

Kita melewati sebuah Museum ... yg saya tidak tahu namanya, tapi bangunannya unik.  Ini juga dipotret dengan susah payah soalnya busnya ngebut, tidak memberi kesempatan kita untuk mengabadikannya.  Sudah tak terpikir "rule of third" deh ... asal jepret aja.


Botanical Garden



Winter Garden
Saat musim salju, pohon-pohon hanya tinggal batang, cuma keluarga cemara yg tetap ever green.  Untuk orang yg rindu melihat bunga, bisa ke Winter Garden ini, karena di green house ini selalu ada bunga yg bersemi.  Indahnya ...



Winter Garden ini memiliki 2 green house.  Green House yang di sebelah kiri berisi bunga-bunga wilayah sub tropis dan sedang, misalnya tulip, lavender, dll pokoknya bunga-bunga negeri bule ...  Kalau suka bunga, bakalan betah berlama-lama di taman ini.  Cocok untuk foto makro.




Makro ....




Green House yg kedua, yaitu yg di sebelah kanan adalah untuk bunga-bunga dan tanaman tropis.  Jadi ada bunga Water Lily, pohon pisang, dan lain-lain ...




Masih mau lama di sini karena asyik motret, tapi kita sudah dipanggil-panggil untuk naik ke bus karena masih ada satu tempat yg akan kita kunjungi sebelum makan siang.

6th Stop : Mt. Eden
Ini adalah bukit yang ada kawah bekas letusan gunung berapi.  Dari bukit ini kita bisa melihat panorama kota Auckland.  Tempat ini banyak orang bersepeda dan jogging ... padahal tanjakannya tinggi loh ... betis bisa gede dah ...



Memandang kota Auckland ... dari atas Mt. Eden.


Kita boleh menyusuri crater, turun ke bawah ... sudah ada jalan setapaknya ... gak boleh bikin jalan baru, harus di track ini saja ... Ada 4 orang dari kita yg turun ke dasar kawah -- 1 bapak-bapak, 2 dewasa, 1 anak-anak ... sang penjelajah :)




Seperti biasa di bukit seperti ini ada jam matahari dan ada penunjuk arah .. bentuknya unik ...



7th Stop : Lunch at Hees Garden
Ternyata makan siang kita lagi-lagi Chinese Food ... yang katanya authentic Chinese Food.  Menurut teman-teman yg ikut makan malam kemarin, Dinasty jauh lebih enak makanannya daripada ini.  Aduh rasanya sudah gak tahan melihat makanan ini ... bosan banget.  Untungnya ada dim sum yg sebenarnya tidak termasuk dalam pesanan kita, tapi tour leader kita setuju kita order dim sum.  Rasa dim sum di sini pun tidak enak, tidak seperti dim sum di Samudera atau Tai Pan, apalagi Crystal Jade .... jauh lebih enak Chinese Food di tanah air.  Tapi Hees Garden ini ramai pengunjung, bukan hanya orang Asia tapi bule-bule juga banyak.

Saat makan siang ini, kita ditanya apakah mau naik ke Sky Tower dan ikut Sky Walk. Ini optional di luar acara tour.  Jadi bayar masing-masing.  Ada beberapa diantara kita yg ingin naik ke Sky Tower dan ada 4 orang yg mau Sky Walk.  Sky Walk maksudnya berjalan mengitari menara di lantai yg paling tinggi, bukan di dalam, tapi di luar menara ... hanya diikat dengan seutas tali.  Benar-benar uji nyali.  Bagi yg tidak ikut acara di Sky Tower, boleh jalan-jalan di Queen Street, atau shopping di Auckland Mall.  Saya pilih shopping lah ...

8th Stop : Shopping Mall
Kita diberi waktu hingga jam 6 sore untuk keliling-keliling mall.  Hanya 2 lantai dan semua toko saya masuki, beli atau pun melihat-lihat saja.  Karena barang-barangnya produk China, kita kurang berminat. Jadi kita ke supermarket untuk membeli makanan yg bisa dijadikan oleh-oleh, atau dimakan di sini.  Setelah kecapean muter-muter, kita ngopi-ngopi di Starbuck dan ngobrol-ngobrol.  Tidak sempat foto-foto. Kamera DSLR ditinggal di bus.

Dari Shopping Mall kita menjemput para pemberani yg ikutan Sky Walk, wow.... seru dan menegangkan.  Mereka dapat sertifikat, foto, dan DVD.


Photo by Thomas Kurniadi, salah satu pemberani yg ikutan Sky Walk.

9th Stop : Dinner at Daikoku
Daikoku adalah restaurant Jepang di area Waterfront.  Makanan kita malam ini adalah Teppanyaki.  Chef-nya sangat strict, kita minta dimasakkan menu tambahan, berupa nasi goreng pun mereka tidak mau karena pelanggan mereka sudah banyak yg menunggu, padahal kita kan juga bayar, bukannya minta.  Rupanya makan di sini harus order sebelumnya dan tidak bisa nambah-nambah ... aneh ... padahal bikin nasi goreng untuk anak-anak kan paling 5-10 menit.

No photos ... tidak bawa kamera, hanya bawa dompet.  Beberapa anak muda masih sempat-sempat ke toko es krim yg kita kunjungi tadi malam untuk beli es krim gold medal, tapi gak boleh makan di bus. Oh enaknya, andaikan perut saya tidak kekenyangan  ...

10th Stop : Airport
Inilah perhentian kita yg terakhir di Auckland ... International Airport.
Masih sempat shopping bagi yg berasa kurang beli oleh-oleh atau mau ngabisin NZ$.  Saya kepingin beli Baileys yg lagi promo, 2 botol seharga NZ$69, kalau di kurs ke Rupiah hanya sekitar Rp 225.000 per botol padahal di Jakarta harganya sekitar Rp410.000 per botol.  Sayang gak jadi beli ... menyesal juga sih... teman saya juga agak menyesal :(  Selain itu ada 1 produk Hand & Body Lotion yg selalu kita cari-cari dan tidak ketemu sampai hari terakhir ini.  Waktu kita menginap di hotel di Franz Josef, sabun mandi, shampoo, conditioner, dan hand cream-nya adalah produk Earth Organics dengan ingredients Manuka Honey dan Cucumber.  Wangi sekali.  Kita mau beli tapi di hotel itu harganya mahal.  Tapi di Queenstown ada satu toko kosmetik, U Charm yg jual produk itu, mau beli tapi botol 100 ml itu besar dan berat, jadi kita pikir, mendingan beli di Auckland jadi tidak berat membawanya, eh ... ternyata di Auckland kita tak ketemu produk itu.  Menyesal deh ... lain kali begitu suka barang, langsung dibeli aja, gak usah banyak mikir, as long as dananya ada.  Oya, koper aku sudah overweight lohhhhhhhh ....

Flight kita adalah :
SQ 282 AKL - SIN 23:50 - 06:40  tiba keesokan hari, kurang lebih 10 jam
SQ 952 SIN - CKG 07:50 - 08:25

Kita meninggalkan Bandara Soetta menuju rumah masing-masing sekitar jam 10 pagi dengan membawa kenangan yg indah dari Negeri Kiwi. 



Group Photos by Thomas Kurniadi

The End

rgds,
Lucy