Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Wednesday, July 25, 2012

Travel : Minangkabau Journey - Pantai Nirwana

Pantai Nirwana, Padang
13 Juli 2012



Tiba di Padang sudah lewat jam makan siang, belum terlalu lapar karena tadi sudah makan Sate Padang Mak Syukur.  Kita dibawa ke RM Padang Lamun Ombak untuk makan siang.  Thanks to Liendha yg mengingatkan saya nama resto ini.  Menunya komplit ala Rumah Makan Padang deh ... saya juga pesan Soto Padang.  Karena kita orang Jakarta, jadi rasanya lebih enak RM Sari Bundo yg di Jl. Juanda he he he ... lebih pas dengan lidah kita.  Masakan Padang di kota Padang bumbunya lebih intense.  Soto Padangnya juga harum bumbu sekali.



Perut sudah kenyang, hari panas terik, enaknya baring-baring sebentar .... nah makanya kita langsung check in di Hotel Hayam Wuruk.  Hotelnya bagus dan bersih.  Kamarnya cukup besar dan saya suka interiornya.  Lantainya dari keramik, tidak pakai karpet, jadi kesannya bersih dan tidak tercium bau-bau yg tak sedap.  Kalau pakai karpet seringkali bau lembab dan apek atau kalau ada yg merokok, bau rokoknya nempel di karpet.  Enaknya lagi, TV-nya dijadikan pembatas antara ruang tamu dan kamar tidur, jadi TV-nya bisa diputar bolak-balik.  Asik nih, pinter yg ngedesign.  Toiletnya bersih.  Tempat tidurnya dong .... dihiasi dengan handuk mandi (angsa gede) dan handuk muka (angsa kecil) yg dibentuk angsa ... duh kayak kamar pengantin aja.





Kita dikasih waktu untuk istirahat sekitar 90 menit.  Jam 15:30 kita berkumpul di lobby untuk berangkat ke Pantai Nirwana untuk foto sunset.  Harus on time, kalau telat bisa ditinggal.

Pantai Nirwana

Air yg surut meninggalkan jejak garis berlapis-lapis. Nice!

Lokasi Pantai Nirwana tidak terlalu jauh dari hotel, jadi hanya sebentar, kita sudah sampai. Masih sore, masih terang, masih sempat survey lokasi, setting kamera dan tripod.  Pantai Nirwana ini airnya surut, dan tidak berombak.  Tidak kelihatan orang berenang atau olahraga air.  Paling yg kelihatan adalah orang yg mancing, menebar jala, orang-orang yg ngobrol2 di pondok-pondok, dan orang pacaran. Pada jajan, minum es kelapa muda.  Jarang orang yg main-main air di pantai, jadinya enak buat kita yg foto-foto landscape.  Yg berkeliaran adalah rekan-rekan kita sendiri.  Jadi kalau "bocor" ... ya ... rekan-rekan kita sendiri sesama sunset hunter he he he ...

Sunset Hunters

Oya kalau mau foto sunset di Pantai, kita harus bawa senter dan cream anti nyamuk, karena di pantai banyak nyamuk dan agas.

Rekan-rekan seperjalanan saya hampir semuanya sudah "expert" dan gear-nya hebat-hebat.  Terus terang saya baru pertama pakai Filter GND (Graduated Neutral Density), jadi masih ribet setting-setting dan ribet pasang-pasangnya he he he ... Lagipula saya bawa Tripod Travelling yg ringan tapi kurang stabil, akibatnya tripod bisa dancing.  Karena kerepotan, saya titip tas saya ke temen saya yg tidak motret, yg duduk-duduk di pondok-pondok di pinggir pantai.  Saya hanya bawa tripod dan kamera dengan filter GND 0.9 terpasang di lensa Canon EF-S 10-22mm.  Eh ... ternyata setelah jalan jauh .... sekrup tripod longgar, saya tidak bawa kunci L.  Terpaksa mengencangkan sekrup pakai kulit kerang ....




Kata EO kita, Mas Dodi, dulunya Pantai Nirwana ini areanya tidak luas.  Sebagian besar masih tertutup dengan semak-semak, pohon-pohon, dan batu-batu.  Karena permintaan para fotografer maka Pemerintah Daerah setempat melalui Dinas Pariwisata memperluas areal pantai, dibersihkan, dan dibuka untuk pengunjung, hingga sekarang bibir pantai jadi lebih panjang dan banyak spot menarik dengan Point of Interest yg unik untuk dibidik.  Thanks to fellow photographers.




Tak terasa motret dari ujung ... berhenti untuk motret ... jalan lagi ... motret lagi ... tahu-tahu sudah jauh banget dan langit mulai berubah warna menjadi kuning keemasan, kemerahan, kebiruan, hingga akhirnya gelap. Masih belum sampai ke ujung tuh saya. Mungkin baru sampai setengahnya. Kalau begini kayaknya I'll be back nih ...



Jika hari sudah gelap kita tidak motret lagi secara kita adalah light stalking ... saatnya pulang.  Dan senter diperlukan untuk menerangi jalan kembali ke bis.

Makan malam kita adalah Martabak Malabar Arham.  Tapi di situ bukan hanya jual martabak lho ... ada nasi goreng kambing, ada sop buntut, roti canai, dan lain-lain.  Martabaknya sendiri ada beberapa jenis, misalnya Martabak Telur, Martabak Malabar, Martabak Palembang, dll. Sop buntut dihidangkan dengan nasi.  Sopnya enak.

Chef sedang memasak Martabak Telur (kiri) dan Martabak Kubang (kanan)

Martabak Telur

Teman-teman saya yg cewek-cewek lebih suka Martabak Telur ketimbang martabak Kubang yg lebih terasa rempah Timur Tengah.

 Martabak Kubang

Nasi Goreng

Nah ... ada bonus malam ini yaitu Es Durian di kedai es "Ganti Nan Lamo".  Es durian itu 3/4 gelas adalah blender duren, sisanya adalah es serut, kolang-kaling, cincau, pacar cina, dll.  Sayangnya blender duren dikasih gula dan susu kental manis coklat, jadi rasa durennya agak kurang orisinil.  Anyway ... es durian ini enak.  Saya hanya makan 3/4 saja ... ya cuma blender duriannya doang ... yg 1/4 sisanya saya tinggalin he he he ...





Kita kembali ke hotel untuk istirahat karena besok kumpul jam 5 pagi untuk foto sunrise di Jembatan Siti Nurbaya.

Next : Jembatan Siti Nurbaya

rgds,
Lucy

3 comments:

Anonymous said...

ngileeeeeeeeeeerrrrrrr........

Anonymous said...

martabak bgt yg enak. kl martabak jkt terlalu berminyak, hbs dimandiin sih..hihihi..
kl es durennya, ndak kyk es duren, lbh mirip juice alpukat..

Margaret

v1olet said...

iya, mandi minyak he he he
es duren itu mustinya durennya gak usah diblender, daging durennya aja minus biji, dan gak pakai susu coklat ya ..