Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Showing posts with label Es Durian. Show all posts
Showing posts with label Es Durian. Show all posts

Saturday, February 07, 2015

Travel : Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 2

Nasi Lengko H. Barno, Pagongan, Cirebon

nasi lengko1-9190rw

Setelah naik ke mobil Ary, kita langsung menuju ke restoran Nasi Lengko H. Barno di Jalan Pagongan untuk sarapan.  Yg tadi minum susu kotak dan roti sepotong, enggak dianggap sebagai sarapan sebab cuma nyempil aja di sudut perut kita.

Nasi Lengko1-094016ecrw

Pagongan itu area pertokoan dan perdagangan.  Tidak sulit menemukan restoran ini sebab dari jauh sudah kelihatan asap yg mengepul akibat bakaran sate.  Restorannya sederhana, meja dan bangku disusun memanjang menjadi tiga baris, khas warung makan.  Dua baris menghadap tembok, dan 1 baris yg di tengah. Di atas meja langsung disediakan Kecap Manis dan Kerupuk Putih berbungkus-bungkus. Dinding tembok penuh dengan poster iklan.  Makin laku warung/restorannya, makin banyak yg pasang iklan di tembok.  Pinter nih resto Cirebon, jadi ada other income selain dagangan.

nasi lengko resto1-9186crw

nasi lengko resto3-9188rw

nasi lengko jeny n kecap1-9185rw
Jeny dan Kecap Manis Sedang Cap Matahari bikinan Belakang Rumah, Cirebon

Nasi Lengko itu apa?  Nasi dengan topping tahu goreng yg dipotong kotak-kotak, tempe goreng yg dipotong kotak-kotak, tauge, kucai, ketimun yg dipotong kotak-kotak, bawang goreng, dan siram bumbu kacang.  Tidak ada daging-dagingan.  Kalau begini saja, rasanya rada tawar gimana gitu.  Makanya harus ditambahkan kecap manis yg banyak sampai basah kecoklatan semua, kemudian diaduk-aduk sampai rata.  Kecapnya special bikinan Cirebon, khas banget, namanya Kecap Cap Matahari.  Nah sampai di sini rasanya cuma manis doang.  Supaya ada asin-asinnya, harus makan dengan kerupuk.  Satu orang bisa makan 1 bungkus kerupuk yg isinya 10 biji.  Kerupuknya emang enak, asin-asin gurih.  Kalau suka yg pedas boleh kasih cabe.

nasi lengko2-9194rw

nasi lengko4-9202rw

nasi lengko3-9200rw

nasi lengko5-9211rw

Nasi Lengko ini konon adalah makanan rakyat, tepatnya sarapan pagi para pekerja dan buruh.  Makanya porsinya banyak banget, sepiring munjung ...  Saking ngetopnya, bisa jadi makanan turis yg berkunjung ke Cirebon, termasuk kuliner signature-nya Cirebon nih.   Bagi turis yg baru mau coba-coba, mending pesan 1 porsi rame-rame dulu, sebab enggak semua orang cocok dengan rasanya.  Kata teman saya, rasa Nasi Lengko ini seperti ketoprak tapi lontongnya diganti nasi ha ha ha ...

Karena Nasi Lengko tanpa daging-dagingan, maka temannya adalah Sate.  Ada sate kambing dan sate ayam.  Nah... kalau Sate semua sukaaaaaa kan ....  Minumnya yg enak adalah Es Jeruk Peras yg asem manis suegeeerrrrr.

nasi lengko sate kambing1-9204crw

Karena kaya serat, maka kenyangnya poll .... pantesan cocok untuk sarapan para pekerja.

Pas keluar dari restoran, eh ... ada yg jual Es Duren alias Es Durian.  Boleh juga nih ...

Es Durian, Es Duren Duren ...

Es Durian2-102534rw

Makan Es Duren di hari yg cerah, oh nikmatnya.
Es Duren itu adalah Es Puter dengan rasa durian, pakai durian segar, susu kental manis dan uniknya di sini pakai sirop campolay khas Cirebon.

20150117_102437 Es Durian3crw

Tapi kalau saya lebih cocok yg tanpa sirop, jadi saya order es duren tanpa sirop tapi pakai susu kental manis putih saja.  Slurrrpppp ... uenak je ...

Es Durian1-102524ebrw

Nah, di dekat Nasi Lengko H. Barno ada gang kecil, dan di situ ada Mbak Lena yg jualan Kue Tapel khas Cirebon.

Kue Tapel Melyuner Mba Lena

kue tapel mbak lena1-9223rw

Kue Tapel itu adalah seperti crepes (jiah ... keren euy), tapi isinya gula jawa, kelapa parut dan potongan pisang.  Singkatnya seperti De Crepes ala Cirebon gitu dah ... Uniknya adalah dimasaknya di kuali yg ditaruh di atas tungku drum, apinya pakai kayu bakar, jadi bukan di kompor, makanya harumnya juga khas agak gosong-gosong gitu.  Sebaiknya dimakan selagi panas supaya crispy, kalau sudah dingin crepes juga jadi alot kan ...  Karena agak lengket-lengket isinya, satu per satu dipisahkan dengan kertas bungkus.

kue tapel2-9216crw

Waktu kita ke situ, Mba Lena mestinya yg jualan, lagi pergi.  Jadi dagangannya dititipkan ke Ibu yg jualan Nasi Lengko di warung sebelahnya.  Kita ambil sendiri, bungkus sendiri, foto-foto, dan titip uangnya ke Ibu yg jual Nasi Lengko.  Self Service gitu.

Karena ga ada Mba Lena, jadinya Kue Tapel Mba Jeny dah ...

Kue Tapel Jeny1-102917rw

Setelah perut kenyang, kita melanjutkan perjalanan untuk wisata sejarah ke Keraton Kasepuhan Cirebon.  Saya pernah baca artikel tips jalan-jalan.  Katanya kalau jalan-jalan ke suatu tempat itu, selain kuliner dan tempat wisata, juga perlu mengunjungi sekolah atau Universitas, untuk mengetahui tingkat pendidikan/intelektualitas penduduk setempat.  Perlu juga mengunjungi museum dan tempat bersejarah lainnya untuk mengetahui sejarah dan kebudayaan setempat.  Yg juga penting adalah berkunjung ke pasar tradisional (bukan mal loh ya ...), untuk mengetahui keadaan ekonomi, perdagangan dan bisnisnya.  Trip kali ini yg kita kunjungi hampir komplit, cuma enggak berkunjung ke sekolah/universitasnya saja.

to be continued

Next Posting : Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 3

More photos klik album Cirebon Trip

rgds,
Lucy

Wednesday, July 25, 2012

Travel : Minangkabau Journey - Pantai Nirwana

Pantai Nirwana, Padang
13 Juli 2012



Tiba di Padang sudah lewat jam makan siang, belum terlalu lapar karena tadi sudah makan Sate Padang Mak Syukur.  Kita dibawa ke RM Padang Lamun Ombak untuk makan siang.  Thanks to Liendha yg mengingatkan saya nama resto ini.  Menunya komplit ala Rumah Makan Padang deh ... saya juga pesan Soto Padang.  Karena kita orang Jakarta, jadi rasanya lebih enak RM Sari Bundo yg di Jl. Juanda he he he ... lebih pas dengan lidah kita.  Masakan Padang di kota Padang bumbunya lebih intense.  Soto Padangnya juga harum bumbu sekali.



Perut sudah kenyang, hari panas terik, enaknya baring-baring sebentar .... nah makanya kita langsung check in di Hotel Hayam Wuruk.  Hotelnya bagus dan bersih.  Kamarnya cukup besar dan saya suka interiornya.  Lantainya dari keramik, tidak pakai karpet, jadi kesannya bersih dan tidak tercium bau-bau yg tak sedap.  Kalau pakai karpet seringkali bau lembab dan apek atau kalau ada yg merokok, bau rokoknya nempel di karpet.  Enaknya lagi, TV-nya dijadikan pembatas antara ruang tamu dan kamar tidur, jadi TV-nya bisa diputar bolak-balik.  Asik nih, pinter yg ngedesign.  Toiletnya bersih.  Tempat tidurnya dong .... dihiasi dengan handuk mandi (angsa gede) dan handuk muka (angsa kecil) yg dibentuk angsa ... duh kayak kamar pengantin aja.





Kita dikasih waktu untuk istirahat sekitar 90 menit.  Jam 15:30 kita berkumpul di lobby untuk berangkat ke Pantai Nirwana untuk foto sunset.  Harus on time, kalau telat bisa ditinggal.

Pantai Nirwana

Air yg surut meninggalkan jejak garis berlapis-lapis. Nice!

Lokasi Pantai Nirwana tidak terlalu jauh dari hotel, jadi hanya sebentar, kita sudah sampai. Masih sore, masih terang, masih sempat survey lokasi, setting kamera dan tripod.  Pantai Nirwana ini airnya surut, dan tidak berombak.  Tidak kelihatan orang berenang atau olahraga air.  Paling yg kelihatan adalah orang yg mancing, menebar jala, orang-orang yg ngobrol2 di pondok-pondok, dan orang pacaran. Pada jajan, minum es kelapa muda.  Jarang orang yg main-main air di pantai, jadinya enak buat kita yg foto-foto landscape.  Yg berkeliaran adalah rekan-rekan kita sendiri.  Jadi kalau "bocor" ... ya ... rekan-rekan kita sendiri sesama sunset hunter he he he ...

Sunset Hunters

Oya kalau mau foto sunset di Pantai, kita harus bawa senter dan cream anti nyamuk, karena di pantai banyak nyamuk dan agas.

Rekan-rekan seperjalanan saya hampir semuanya sudah "expert" dan gear-nya hebat-hebat.  Terus terang saya baru pertama pakai Filter GND (Graduated Neutral Density), jadi masih ribet setting-setting dan ribet pasang-pasangnya he he he ... Lagipula saya bawa Tripod Travelling yg ringan tapi kurang stabil, akibatnya tripod bisa dancing.  Karena kerepotan, saya titip tas saya ke temen saya yg tidak motret, yg duduk-duduk di pondok-pondok di pinggir pantai.  Saya hanya bawa tripod dan kamera dengan filter GND 0.9 terpasang di lensa Canon EF-S 10-22mm.  Eh ... ternyata setelah jalan jauh .... sekrup tripod longgar, saya tidak bawa kunci L.  Terpaksa mengencangkan sekrup pakai kulit kerang ....




Kata EO kita, Mas Dodi, dulunya Pantai Nirwana ini areanya tidak luas.  Sebagian besar masih tertutup dengan semak-semak, pohon-pohon, dan batu-batu.  Karena permintaan para fotografer maka Pemerintah Daerah setempat melalui Dinas Pariwisata memperluas areal pantai, dibersihkan, dan dibuka untuk pengunjung, hingga sekarang bibir pantai jadi lebih panjang dan banyak spot menarik dengan Point of Interest yg unik untuk dibidik.  Thanks to fellow photographers.




Tak terasa motret dari ujung ... berhenti untuk motret ... jalan lagi ... motret lagi ... tahu-tahu sudah jauh banget dan langit mulai berubah warna menjadi kuning keemasan, kemerahan, kebiruan, hingga akhirnya gelap. Masih belum sampai ke ujung tuh saya. Mungkin baru sampai setengahnya. Kalau begini kayaknya I'll be back nih ...



Jika hari sudah gelap kita tidak motret lagi secara kita adalah light stalking ... saatnya pulang.  Dan senter diperlukan untuk menerangi jalan kembali ke bis.

Makan malam kita adalah Martabak Malabar Arham.  Tapi di situ bukan hanya jual martabak lho ... ada nasi goreng kambing, ada sop buntut, roti canai, dan lain-lain.  Martabaknya sendiri ada beberapa jenis, misalnya Martabak Telur, Martabak Malabar, Martabak Palembang, dll. Sop buntut dihidangkan dengan nasi.  Sopnya enak.

Chef sedang memasak Martabak Telur (kiri) dan Martabak Kubang (kanan)

Martabak Telur

Teman-teman saya yg cewek-cewek lebih suka Martabak Telur ketimbang martabak Kubang yg lebih terasa rempah Timur Tengah.

 Martabak Kubang

Nasi Goreng

Nah ... ada bonus malam ini yaitu Es Durian di kedai es "Ganti Nan Lamo".  Es durian itu 3/4 gelas adalah blender duren, sisanya adalah es serut, kolang-kaling, cincau, pacar cina, dll.  Sayangnya blender duren dikasih gula dan susu kental manis coklat, jadi rasa durennya agak kurang orisinil.  Anyway ... es durian ini enak.  Saya hanya makan 3/4 saja ... ya cuma blender duriannya doang ... yg 1/4 sisanya saya tinggalin he he he ...





Kita kembali ke hotel untuk istirahat karena besok kumpul jam 5 pagi untuk foto sunrise di Jembatan Siti Nurbaya.

Next : Jembatan Siti Nurbaya

rgds,
Lucy