Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Saturday, July 02, 2011

Suatu Siang di Yogyakarta

Yogyakarta, 23 Juni 2011

Sudah lama saya tidak ke Yogyakarta.  Terakhir saya ke Yogya bersama teman-teman kuliah di pertengahan tahun 90-an. Ke Yoyga itu selalu menyenangkan ....

Dulu ke Yogya naik Kereta Api Senja Utama, dan pulang ke Jakarta naik Kereta Api Fajar. Walaupun harus rebutan beli karcis, tapi tetap senang dan seru.  Walaupun mpit-mpitan, tidur di lantai berlapis kertas koran, juga tetap ceria.  Berisik sama pedagang asongan, kuatir sama tukang copet.  Enjoy saja sambil baca majalah Anita Cemerlang (angkatan tahun 80-an pasti tau deh majalah kumpulan cerpen romantis ini he he he ...).

Sekarang lebih praktis naik pesawat udara, apalagi kalau dapat tiket promo, jadi murah meriah.  Saya naik Airasia flight jam 7 pagi, tiba di Yogyakarta jam 8 pagi.

Bandara Adi Sucipto menyambut kita dengan kain batik dan pernak-pernik khas Yogyakarta, termasuk miniatur becak dan sepeda ontel.



Saya ke Yogyakarta ini bukan dalam rangka berlibur atau jalan-jalan, tapi dalam rangka menghadiri Kebaktian Distrik Saksi-Saksi Yehuwa yang diselenggarakan di Auditorium Universitas UPN Veteran, tgl 24-26 Juni 2011.  Karena kebaktian dari pagi hingga sore hari, jadi tidak bisa jalan-jalan dan malam hari pun tidak bisa keluyuran karena harus istirahat cukup untuk esok harinya.

Kesempatan jalan-jalan hanya di hari pertama ini dan waktunya terbatas. Mungkin lain waktu saya harus kembali ke Yogyakarta lagi khusus untuk berlibur, baru santai dan lebih leluasa deh ...

Saya menginap di Hotel Winotosastro tak begitu jauh dari Bandara.  Lokasi hotel ini juga tidak terlalu jauh dari Universitas UPN Veteran, kira-kira 10 menit naik taxi.

Dengan taxi kita menuju ke arah Malioboro, tapi belum sampai di sana, supir taxi mengusulkan untuk ke toko batik untuk melihat orang membatik.  Jadilah kita ke perkampungan batik, yaitu daerah sentra penghasil batik rumahan.  Sebetulnya yg enak tuh naik becak, lalu jalan kaki, keluar masuk toko-toko batik itu, tapi ... hari sangat panas sehingga saya hanya mampir ke 2 rumah batik.



Melihat orang membatik itu asik, canting dicelup ke lilin/malam, ditiup supaya lubangnya lancar, baru di tulis ke kain mengikuti garis motifnya.  Prosesnya sendiri rumit sekali, pantaslah harganya mahal. Bukan sekedar kain, tapi karya seni.


Becak di sini ada sponsornya lho ... tergantung trayek operasinya he he he ... kalau dekat Hotel Sahid ya ... sponsornya Hotel Sahid, warnanya juga khusus, kalau tidak salah warna ungu.  Kalau dekat Carrefour, ya ... tulisannya logo Carrefour dengan dasar warna putih.  Nah yg saya foto ini sponsornya Hotel Phoenix, warnanya kuning.


Sebelum makan siang, saya mengitari Alun-alun Kecil yg di tengahnya ada 2 pohon.


Kalau ke Yogya harus makan gudeg di Wijilan.  Yg terkenal adalah Gudeg Yu Djum di Wijilan, tapi kata mama saya kita makan di Gudeg Bu Widodo saja. OK lah ...

Daftar menu warnanya kuning dan tiap menu ada nomornya.  Pesan mas waiter, "Tulis nomornya saja, mbak, biar gampang."  Saya pesan nomor 13 (Nasi, Gudeg, Krecek, Ayam Dada = Rp 23 rb).  Mama saya pesan nomor 11 (Nasi, Gudeg, Krecek, Ayam Paha Atas = Rp 20 rb).  Minumnya air jeruk hangat (Rp 3 rb).  Tidak terlalu lama, munculah air jeruk hangat yg ternyata puanasssss seperti air mendidih.  Dan gudeg kita pun disajikan.  Begini penampakannya ....



Gudeg Yogya gagrak ini adalah gudeg kering. Enak juga.  Tapi saya adalah penggemar gudeg yg gagrak basah, alias gudegnya disiram pakai santan kental, ayamnya dimasak opor yg warnanya rada putih, sambel goreng kreceknya juga yg basah-basah gitu loh.  Nah gudeg yg kayak gitu dimana ya di Yogya ini?  Ada info?

Waktu kita makan, ada sepasang turis dari Jerman yg datang.  Mereka pesan minuman botol dulu.  Dan mereka mendapat buku menu yg warnanya biru yg menunya dalam bahasa inggris.  Mereka juga diberi wejangan untuk menuliskan nomor menunya saja.  Mereka pilih nomor 10 (Nasi, Gudeg, Krecek, Ayam Paha Bawah).  Begitu gudeg terhidang, langsung dianalisa dulu, bukan dimakan loh ... diaduk-aduk, sambil dicuil-cuil, dicicipi, dan dibahas ... sembari menebak-nebak, terbuat dari apakah makanan ini ... he he he ... Sesekali dia nengok ke makanan kita sembari bingung kok 2 orang ini makannya lahap banget sampai habis tak tersisa ... doyan atau lapar nih?  he he he ...

Selesai makan saya naik becak keliling-keliling ke toko-toko kaos Dagadu dan Batik, lalu ke Taman Sari (Keraton Yogyakarta).


Keraton Yogya 

Seperangkat Gamelan




Langit-langit di ruang meeting dari emas dan kayu jati



Abdi Dalem lagi ngadem ... Fotonya Black and White biar kesannya dalem ajah ...


Taman Sari ini designnya seperti arsitektur China ya ...


Dari Keraton saya naik becak ke arah Malioboro.  Lewat jalan-jalan kecil hingga tiba di Mirota Batik, Malioboro.



Mirota Batik, sesuai dengan namanya, berjualan segala macam batik, mulai dari baju, kain, taplak meja, selendang, asesoris, dll.  Selain itu juga jualan pernak-pernik, pajangan, makanan tradisional, jajanan, jamu, spa, kosmetik tradisional, dan macam-macam.  Sampai barang antik juga ada di sini.  Ada sepeda ontel yg harganya juta-an Rupiah loh ...  Tokonya padat dengan barang dan ramai dengan orang.  Desainnya juga unik.  Ada foto-fotonya Pangeran William dan Kate Middleton segala ...


Di lantai 3 ada cafe tempat pengunjung bisa mengudap makanan ringan ala cafe.  Lumayan juga nih. Masih satu nafas dengan Mirota, desainnya juga sangat nyeni dan tradisional.  Ternyata di sini ada foto studio juga loh ...


Siang yg panas terik gini, enaknya minum es soda gembira  dan makan pisang bakar keju dan coklat. Segerrrrr  ...  Katanya soda gembira ini paling cocok untuk orang yg lagi kecapean, bisa nambah tenaga euy! 




Habis mengudap, saya menyeberang ke Pasar Bering Harjo.  Dekat pintu masuk ke pasar, saya lihat deretan orang jualan nasi pecel dan lauk-pauk yg membuat saya ngiler.  Sayuran rebusnya seger-seger ditumpuk mengundang selera.  Di sekitarnya orang-orang pada makan dengan lahap.  Sungguh sayang, perut saya sudah kenyang, coba kalau tidak, saya mau ikutan makan pecel di situ.

Wah ... pasar Beringharjo tuh ramai banget ... ramai yg jualan, ramai yg beli ... rata-rata pada jualan batik.  Segala macam serba batik.  Dari yg murah, sampai yg mahal juga ada.  Lama-lama jadi pusing juga ... dari demen sampai jadi eneg melihat batik he he he ...  Maap, di pasar enggak foto-foto, ribet soalnya :)

Selesai belanja batik, saya pulang ke Hotel.  Malam hari ke Ambarukmo Plaza (Amplaz) naik becak, belanja air minum, biscuit, buah, roti, dll di Carrefour.  Ternyata Mal Ambarukmo Plaza itu modern, besar, dan lengkap, outletnya seperti di Jakarta dari fashion, resto, cafe, bakery, dll.  Boleh juga nih ke Amplaz ...  

Makan malam kita, bener-bener enggak kreatif -- Nasi capcay dan Steamboat. Oya, kita diantar dan ditungguin sama becak.  Pergi-pulang Rp 20 rb.

to be continued

rgds,
Lucy

4 comments:

wilfried harry krismasto said...

wah keren juga ni sdri. violet, "sambil menyelam minum air", datang kebaktian distrik sambil wisata... :D ,nice posting, btw di solo juga ada kampung batik lho...

wilfried - sidang solo selatan

wilfried harry krismasto said...

uh...ralat komen saya, bukan violet ya namanya, tp sdri. lucy mksd saya, :D

v1olet said...

Salam kenal Sdr. Wilfried. Iya betul, rohani dapat, refreshing juga dapat. Kepingin juga ke Solo, lihat-lihat batik dan makan nasi liwet wongso lemu.

Terimakasih sdh berkunjung ke blog saya.

wilfried harry krismasto said...

ow ya salam kenal, sama2, monggo, silahkan datang ke solo... wah trnyata udah survey ya... ampe wisata kuliner tau detilnya..., sapa tau bisa ketemu saya atau dengan dng sdr / sdri lain d solo biar di ajak puter2 bareng2 se-solo ampe jemu....