Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Sunday, September 22, 2013

Travel : Ujung Genteng Trip - Melepas Tukik di Pantai Pangumbahan

Ujung Genteng Trip : Pantai Pangumbahan - Melepas Tukik
7 September 2013


Naik Ojek dari Pantai Cipanarikan ke Pantai Pangumbahan sekitar 10 menit Offroad.  Pantai Pangumbahan itu adalah lokasi konservasi penyu.  Saat itu menjelang sunset, tukik atau anak penyu sudah ditaruh di beberapa ember dan siap dilepas.  Gerbang sudah ditutup dan kita disuruh buru-buru menuju kumpulan penonton di tepi pantai.  Pemandangan pantai sangat indah, hari sudah orange keemasan.


Tukik di ember, siap dilepas ke pantai


Petugas mulai membawa ember-ember berisi tukik yg katanya berjumlah 700 ekor yg menetas tadi malam, dan menumpahkan isi ember di pasir yg jaraknya lumayan jauh dari air pantai.  Mengapa dilepas di pasir, bukan langsung di air pantai ?  Itu supaya anak tukik bisa merekam jejak-jejaknya di Pantai Pangumbahan itu.  Believe it or not, 28 tahun kemudian mereka akan kembali ke Pantai Pangumbahan ini untuk bertelur.  Hebat bukan ... anak tukik yg menetas dari telur tadi malam, jadi umurnya belum genap 1 hari, bisa mengingat jalan untuk pulang ke pantai kelahirannya kalau nanti sudah dewasa.  Mengetahui fakta ini, membuat saya berpikir tentang keagungan Allah yg menciptakan alam semesta dan isinya yg begitu unik.



Tersapu ombak ... Berjuang untuk keluar dari lubang jejak kaki kita ...


Usaha dan perjuangan tukik ini dimulai sekarang .... dari pasir ke air saja sudah susah.  Terseok-seok, disapu ombak, terbawa ke pasir lagi, bahkan ada yg sampai terbalik ....  Ini baru di pantai, apalagi setelah mereka berhasil berenang di laut, kehidupan mereka terancam banyak bahaya.  Bahaya gelombang laut, dan yg terutama dari serangan predator.  Menurut data, dari 700 ekor yg dilepas hari ini, persentase mereka kembali ke Pantai Pangumbahan adalah sekitar 5% saja bahkan kurang dari itu.  Mereka mengarungi laut dan samudera bahkan ada yg sampai ditemukan di Pantai Amerika.  Tapi pada waktunya mereka akan kembali ke sini.

Tukik terbalik ... gak boleh ditolongin, harus bisa tengkurap sendiri :)



Oya ada kejadian menyebalkan saat saya motret pelepasan anak tukik. Saat lagi motret, tangan saya kena selomot rokok seorang cowo gendut yg motret pakai kamera HP sambil merokok.  Saat ada ombak, dia takut basah, jadi loncat-loncat dan rokoknya kena tangan saya.  Setelah saya menjerit dan ngomel2, baru dia minta maaf.  Rese tuh orang, kalo mau motret ya motret, kalo mau merokok, jangan motret, minggir sono ... baru kena ombak aja udah loncat-loncat.  Kalo takut basah, jangan ke pantai, ke gunung aja ....

Sunset di Pantai Pangumbahan ini sebetulnya cukup bagus untuk foto-foto, tapi kita sudah diusir oleh petugas karena ombak cukup besar.  Yg lebih penting lagi, karena begitu gelap, penyu dewasa yg akan bertelur akan segera datang.  Jika suasana pantai ramai, banyak orang, dan ada cahaya, mereka tidak jadi datang.  Mereka akan berenang lagi ke laut hingga suasana pantai kondusif.


Nanti malam saya dan teman-teman akan kembali ke sini lagi untuk melihat telur penyu menetas dan melihat penyu bertelur.

Dari Pantai Pangumbahan ke penginapan sekitar 20 menit naik ojek yg tadi.  Kita melewati pantai yg banyak orang surfing.  Maksud hati ingin minta berhenti di situ untuk motret blue hour, tapi tidak kesampean.  Padahal pantainya cantik. 

Pantai Ujung Genteng di depan penginapan sebetulnya bagus untuk foto sunset, dan foregroundnya bagus juga ... ada batu-batu karang dan lumut.  Dan sunset memang terlihat di situ (Pantai Barat).  Tapi begitu saya tiba di sana, hari sudah gelap.  Golden sunset sudah lewat, blue hour juga sudah lewat ... 

Saya sekamar dengan Liendha.  Lokasi kamar kita di paling depan.  Ada connecting door ke aula tempat kita makan malam.  Setelah mandi, kita ke aula untuk BBQ.  Denny dan Ibu Lina yg mempersiapkan BBQ alias bakar-bakaran.  Juga ada bakso kuah.  Makan malam kita lumayan OK dan berlimpah, boleh nambah sampai puas.

Denny mendata siapa yg mau melihat penyu bertelur.  Ini acara optional, dengan membayar ongkos ojek Rp 35.000/pax dan sumbangan ongkos masuk ke konservasi penyu.  Dari group saya, semua ikut kecuali mama saya yg perutnya sakit.  Kita menunggu di kamar masing-masing.  Kalau penyu sudah datang dan mulai buat sarang di pasir, kita akan dijemput tukang ojek.  Sekitar jam 8 malam, kamar kita digedor oleh Denny dan tukang ojek sudah berjajar manis di halaman.  Kita nyemplak di motor dan offroad ke Pantai Pangumbahan.

next posting :
Pantai Pangumbahan - Penyu Bertelur

rgds,
Lucy

No comments: