Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Sunday, September 16, 2012

Travel : Beautiful Zhangjiajie -- Guangzhou

Day 1 : 19 Agustus 2012
Jakarta - Hongkong - Guangzhou

Canton Tower, Guangzhou

Jalan-jalan tahunan bersama teman-teman kantor dan keluarga kali ini adalah ke Zhangjiajie dan sekitarnya.  Perjalanan kita dimulai pagi-pagi sekali sebelum ayam berkokok, jam 4 pagi kumpul di Bandara Soekarno Hatta di Terminal 2E di depan Cafe Oh La La.  Saya mondar-mandir cari Cafe Oh La La kok gak nemu ya .... ternyata sudah dilewati berkali-kali, tapi karena masih terlalu pagi, Cafe itu belum buka dan neon sign-nya dimatikan.  Pantesan ...

Pihak Tour ATS sudah atur check in dan kita sudah dapat boarding pass dan seatnya rapih per keluarga.  Biasa kalau berangkat masih rapih, ntar deh kalau pulang, biasanya seatnya berantakan sehingga pakai acara tukar-tukaran seat.  Kita tunggu di Starbucks hingga dekat saat boarding baru kita ke gate.  Tour guide kita namanya Mohammad Fatwa alias Wawan.

Penerbangan kita dengan China Airlines :
CI 680 - Jkt - HK - 06.25 - 12.25

Penerbangan lancar dan sepanjang penerbangan saya tidur, karena memang kurang tidur sebab bangun jam 2.30 dini hari.  Bangun cuma untuk makan sembari nonton Mirror Mirror.  Setelah itu tidur lagi.

Tiba di Hongkong, seperti biasa proses imigrasi ramai lancar.  Ambil bagasi dan kita disambut oleh local tour guide, Amy.  Menurut schedule kita akan makan di perjalanan akan dibawa ke resto fast food.  Hah ... yg bener aja nih, sudah lewat jam makan siang, di airport Hongkong, masih mau tunggu bis, mau cari-cari resto lagi ... gila aja!  Akhirnya diputuskan kita makan di airport, dan masing-masing orang dikasih uang HK$50.  Kalau kurang tambah sendiri.  Dikasih waktu 45 menit untuk lunch, sementara tour guide dan local tour guide tukar duit Hongkong untuk gantikan uang makan kita.

Saya dan teman-teman ada 16 orang, semuanya makan di Ajisen Ramen.  Sedangkan 5 orang peserta tour lain -- 3 dari Bandung dan 2 dari Jakarta juga, memisahkan diri, makan di resto lain, sesuai selera.

Selesai makan kita berkumpul di meeting point yg sudah disepakati lalu jalan kaki menggeret2 koper menuju tempat parkir bus.  Bus tidak langsung datang, acara menunggu bisa sampai 30 menit, benar-benar buang waktu nih.

Akhirnya bus tiba dan kita masuk ke bus menuju Shenzhen.  Kantor imigrasi Hongkong dan China sekarang jadi 1 atap.  Jadi setelah proses custom di imigrasi Hongkong, langsung nyambung imigrasi China.  Tapi tetap harus geret2 koper.  Anjuran untuk yg ke Shenzhen dan Hongkong, jangan bawa koper gede2 .... dan usahakan koper roda 4.  Ribeeetttt dan repottt geret2 koper tuh.  Keluar dari imigrasi China, mulailah hidung kita tersiksa dengan bau pesing toilet di China yg khas.  Heran waktu di imigrasi Hongkong, baunya tidak begitu, padahal yg pipis kan orang-orang yg sama ya ??? Bingung mode on.

China dan Hongkong memang terasa ada perbedaan yg besar dan agak diskriminasi nih he he he ... bus yg boleh parkir di halaman imigrasi adalah bus Hongkong saja.  Sedangkan bus China atau Shenzhen parkirnya di luar halaman gedung, musti nyebrang2 jalan, jauuuuuuhhhhh banget.  Kita kudu geret-geret lagi tuh koper di panas terik matahari siang bolong.  Begini nih kalo jalan2 saat musim panas. 

Kita ganti bus rupanya.  Yg tadi bus Hongkong, yg sekarang bus Shenzhen.  Menurut local guide, perbedaan gaji supir bus HK dan China itu sangat jauh.  Dan bus di China itu bukan milik perusahaan tapi milik si supir itu sendiri, mungkin ada kredit kepemilikan bus, kali ya ....

Dari Shenzhen kita menuju Guangzhou.  Sepanjang perjalanan Amy bercerita tentang perbedaan harga barang, biaya hidup, fasilitas dll antara Hongkong dan Shenzhen.  Dia juga cerita mengenai harga apartemen di Shenzhen dan Guangzhou yg sangat tinggi, paling murah itu sekitar Rp5 milyar.  Dan apartemen di situ tidak bisa dimiliki, tapi boleh digunakan selama maksimal 70 tahun.  Oleh karena biaya hidup yg kian tinggi, maka bagi pria-pria China berlaku pepatah No Money, No Honey ... he he he ...

Perjalanan dari Hongkong ke Guangzhou, termasuk urusan imigrasi sekitar 4 jam.  Setibanya di Guangzhou, kita langsung dibawa ke Mineral Shop alias Toko Batu Giok dan Teh Leci.  Ini mandatory, jadi wajib dikunjungi, belanja or tidak belanja.

Guangzhou dulunya bernama Panyu, adalah kota lama yg berdiri ratusan tahun sebelum masehi. Guangzhou adalah kota dagang, jadi banyak pameran industri dan perdagangan yg diadakan di kota ini.  Kalau mau shopping sebetulnya lumayan nih.  Tapi waktu kita sangat terbatas.

Ada beberapa gedung atau tempat yg menjadi landmark kota ini.  Salah satunya adalah Canton Tower.  Schedule kita hanya melewati Canton Tower untuk foto stop.  Jadi kita ke sana untuk foto-foto Canton Tower, Guangdong Olympic Stadium dan gedung-gedung di sekitarnya.  Berapa lama?  10 menit.  Coba tuh, foto apaan 10 menittttt.  Baru setting2 kamera, sudah dipanggil naik ke bus. Suasananya ramai, banyak orang yg datang untuk foto-foto, duduk-duduk, kongkow-kongkow ...

Canton Tower

 Guangdong Olympic Stadium

Guangzhou International Finance Center


Photo stop di Xing Hai Opera kita lewatkan karena gedung opera itu terlihat biasa saja dan kita sudah kelaparan, karena sudah lewat jam makan malam.

Makan malam kita di sebuah restaurant yg makanannya tidak enak, menurut saya.  Kata orang, di Guangzhou makanannya enak, gaya Cantonese.  Beberapa tahun yg lalu, saya pernah ke Guangzhou untuk perjalanan dinas, tidak ikut tour, kita cari makanan sendiri kayaknya lumayan enak dan bisa kemakan gitu.  Kok yg ini kagak enakkkkk sichhhhh ... 

Ini sup, bukan teh.  Rasanya tawar-tawar berminyak, enggak enakkkk

Ini yg masih bisa kemakan ... ikan goreng, walaupun banyak duri-duri, telur dadar yg paling favorit, dan udang goreng.




So ... problem jalan-jalan ke China adalah soal makanan yg enggak enak.  Dari 10 macam hidangan, paling yg bisa dimakan dengan terpaksa, cuma 3-4 macam saja.  Selebihnya mubazir terbuang dan tak tersentuh.  Apalagi yg namanya sup, betul-betul tidak membangkitkan selera makan.  Minumannya soft drinks, Coca Cola or Sprite dan 2 botol bir yg selalu kita tukar dengan soft drinks juga.  Biasanya dapat buah either semangka atau jeruk, tapi kali ini jarang dapat buah.

Chinese Food di Jakarta / Indonesia memang enak, but believe me, di negara asalnya, betul-betul enggak enak.

Problem berikutnya adalah toilet.  Kita sudah siap-siap masker hidung/mulut yg diteteskan minyak kayu putih.  Musim panas, gerah, haus, banyak minum, banyak keringat dan banyak ke toilet yg baunya bikin kita mau pingsan dan joroknya bikin kita mau semaput.

Kita menginap di Guangzhou Landmark Hotel di daerah Haizhu Square.  Dari hotel itu tinggal jalan sedikit maka kita bisa ke pinggir sungai dan di sekitar area itu banyak restaurant yg kelihatannya enak dan cafe-cafe.  Kenapa kita enggak dibawa makan di sekitar situ aja ya ????

Malas bawa tripod (masih di koper, belum dibongkar), jadi kameranya ditaruh di tembok di pinggir sungai, sambil harap-harap cemas.  Banyak lampu-lampu warna-warni, jadi flare deh fotonya, tapi jadi unik, he he he ...  Walaupun sudah malam masih banyak orang duduk-duduk di taman sekitar sungai.  Engkong-engkong dan encek-encek pakai kaus kutang atau malah topless sambil bawa kipas, duduk-duduk di bangku taman.





Restaurant Seafood yg kelihatannya enak-enak di sepanjang jalan.  Sayang sudah dinner, jadi kenyang makan nasi dan telur dadar.  Pohon-pohon di depan restaurant dihias dengan lampu warna-warni.  Jadi meriah.







Saya foto-foto hingga lampu-lampu di jembatan yg warna-warni dimatikan dan suasana jadi gelap.

Kembali ke hotel, mandi, dan tidur.  Besok pagi morning call jam 5.30 karena kita akan ke Changsa dengan Bullet Train.

Next : Changsa

rgds,
Zhang Lucy ( 張 Lucy)

6 comments:

GeGe said...

wwwaaa...cerita jalan2 lagi lus, komen kamu tt makanan n wc china tour persis banget ma veny heheheh...

btw margamu zhang lus? kok kek gw? :D

v1olet said...

iya, travel story he he he ...
bener banget, problem utama tuh makanan dan toilet.

Wah ... kita cinlang dong :)
Keluarga pendekar kan kita ... Zhang = Thio. Inget Thio Sam Hong, Thio Cui San, Thio Bu Kie and ... Thio Lucy

GeGe said...

Iya..plg inget serial To Liong To, serasa kluarga sendiri wkwkwk..

GeGe said...

Wah klo pk SLR jadinya terang ya lus..tp trgtg man behinds gun jg seh hehe

Santosa Widjaja said...

Makasih ya cerita2 perjalanannya ke Zhangjiajie. Lagi mau ikut tur ke sana. Biasanya kalo liburan ga pernah ikut tur, kali ini mau ganti suasana dan mau gampang. Kalau baca cerita Lucy, ikut tur banyak ga enaknya ya. Saya jadi ragu2 nih. Misalnya makanan. Di deket Landmark hotel, keluar hotel ke kiri, itu ada restoran yang enak dan laku banget. Kok tur malah bawa ke resto yg ga enak ya. Makanan di Guangzhou padahal memang enak2 kok, sy pernah tinggal di sana hampir setengah tahun.

v1olet said...

Bro, gak usah ragu-ragu. Kalau ikut tour memang begitu, makanan dan restoran sudah diatur oleh local partnernya travel agent di sana.
Tapi biar makanan engga enak, enjoy aja. Selalu ada telur dadar kok.

Kalau di kota besar masih ada makanan fast food. Kalau kota kecil, jajan aja di convenient store/swalayan. Beli roti, mie cup, buah-buahan. Atau bawa abon, kering tempe, kering kentang, dendeng, kerupuk, rempeyek, teri kacang, sambel sachet etc.

Kalo kurang puas sama makanan yg disediakan, biasanya setelah check in hotel, taruh barang, kita keluar lagi untuk cari makanan dan oleh-oleh.

Zhanjiajie itu bagus pemandangannya. Selamat jalan2 ya ...