Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Tuesday, May 15, 2012

Travel : Museum Fatahilah Jakarta

Museum Fatahilah - Jakarta
Kawasan Museum Sejarah Jakarta
Minggu, 29 April 2012


Saya pernah mengunjungi museum ini waktu SD dan SMP.  Sudah berpuluh-puluh tahun yg silam.

Di hari Minggu saya dan mama saya ke kawasan kota tua.  Mau berwisata sejarah.  Ternyata tgl 27-29 April adalah Festival Museum Sejarah.  Jadi ada banyak acara di halaman museum.  Ada panggung untuk acara band, perlombaan, dan acara lain.  Juga banyak tenda-tenda orang berjualan.

Hari mendung, gerimis, dan pada waktu kita masuk ke museum Fatahilah, hari hujan.  Cukup deras sehingga museum becek karena tampias dan karena sepatu pengunjung yg basah.  Tiket masuk Rp2.000,-/orang.  Murah.  Pengunjungnya ramai banget sampai sumpek, entah yg sengaja berkunjung seperti saya, atau sekedar berteduh karena di luar hujan.

Museum terdiri dari 2 lantai.  Kondisi museum kotor, berantakan dan tak terurus.  Pengunjung dilarang memotret, tetapi banyak yg potret-potret untuk fotografi malah pakai tripod segala, maupun foto-foto narsis dengan handphone. Ada petugas, tapi sekedar duduk-duduk saja, jadi asumsi saya, boleh foto-foto asal tidak memindahkan atau memegang benda-benda yg dipamerkan.  Walaupun ada petunjuk yg melarang memegang atau menduduki barang2 sejarah, tapi kenyataannya banyak pengunjung yg foto-foto pakai handphone sambil duduk di atas batu prasasti, duduk-duduk di kursi antik, di meja antik, dan ada juga yg ngerumpi sembari duduk di jendela, pacaran di pojokan ... hadeuuuhhhh .... sampai ada 3 orang turis asing yg geleng-geleng kepala saking takjubnya sama kelakuan anak-anak muda itu. 

Di ruang bawah terdapat benda-benda prasasti bersejarah seperti misalnya batu, patung, arca, gerabah, keramik, lukisan, peta, gambar, foto, dll.  Kita bisa membaca sejarah kota Sunda Kelapa yg sekarang jadi Jakarta.  Kita juga bisa melihat foto-foto kota Jakarta tempo doeloe dan foto-foto Gubernur DKI Jakarta dulu dan sekarang, hanya sampai Sutiyoso, foto Foke belum dipajang di situ.


Kemudian saya naik ke lantai atas.  Di sini terbagi menjadi beberapa ruangan, isinya adalah meja dan kursi ukir, lemari-lemari ukir, partisi ukir, bahkan sampai kusennya pun diukir.



Yg menarik perhatian saya adalah sebuah lukisan di atas sebuah pintu.


Ternyata itu adalah lukisan tentang Raja Salomo yg menyelesaikan kasus 2 wanita yg rebutan bayi.


Setelah itu kita turun dan menuju ke halaman belakang museum.  Kita ke penjara bawah tanah, tempat para tahanan di penjarakan di ruang yg sempit, gelap, dan pendek.  Suasananya tetap angker dan horor, walaupun banyak yg masuk ke ruang-ruang penjara itu, tetep aja yg namanya ruang penyiksaan hm ... rasa-rasa gimana gitu ... masuk sebentar, lalu buru-buru keluar lagi.

Ngomong-ngomong soal penjara bawah tanah ini, saya jadi ngebayangin betapa tersiksanya para tahanan di penjara ini.  Langit-langitnya pendek, sehingga kita tidak bisa berdiri tegak, harus bungkuk, jongkok atau duduk.  Tak ada toilet, jadi makan di situ, tidur di situ, semua-semua di situ.  Ruang lembab, kalau hujan pasti tampias dan lantai becek berair. Jerujinya 2 lapis sehingga sulit untuk kabur,  tambahan lagi kaki para tahanan dirantai dengan bola-bola besi.  Bola-bola besinya masih ada tuh berserakan di ruang penjara itu sampai sekarang.  Kalau sekarang karena sudah jadi museum, penjara itu sudah dibersihkan dan dicat putih.  Tapi dulu, pastilah kumuh, pengap, lembab, dan bau.



Di halaman itu ada sebuah sumur.  Saya tidak tahu itu sumur untuk diambil airnya atau untuk membuang mayat para tahanan ... tapi banyak pengunjung yg foto-foto di situ :)



Ada patung yg mengingatkan saya pada patung di jembatan di Harmoni.  Mirip he he he ... Just for info, kalau mau potret patung ini, harap perhatikan angle-nya.  Sebaiknya dari sisi sini, sebab kalau dari sisi sana, patungnya ehemmm ... porno.



Spot yg paling ramai jadi tempat foto-foto adalah meriam.  Saking antri, saya gak jadi foto mama saya di situ, padahal dia kepengen tuh.  Tapi ada yg unik di situ.  Ada pohon yg buahnya nempel di batangnya.  Buahnya kecil-kecil, banyak, dan warna-warni.  Cakep juga tuh pohon.  Difoto ah ...


Setelah dari sini, kita menuju halaman depan, alias kawasan kota tua yg banyak tenda-tenda orang jualan.

to be continued

rgds,
Lucy

2 comments:

Veny said...

wahh si mami bergaya juga di depan penjara2 ... hi222
btw itu patung Herculas yg asli Luc , yg di Harmoni itu replikanya .

v1olet said...

o iya ... mamaku tuh demen difoto :) cuma lokasinya kali ini agak kurang sedap dipandang mata ...

itu di dalam penjara lagi ada cewe2 abg yg lagi jerit-jerit ketakutan, pengen buru2 keluar tp gak bisa krn ada mamaku yg lagi foto di pintu, ngalangin mereka keluar :)

iya, yg di Harmoni itu replikanya aja, rawan hilang kalo gak dijaga. papan rambu lalu lintas aja bisa hilang, apalagi patung berharga begini.