Rumah Makan Apung
Kampoeng Rawa, Ambarawa
18 Februari 2015
Rumah Makan Apung di Kampung Rawa adalah salah satu tempat wisata di Ambarawa. Lokasinya memang di salah satu rawa yg sangat luas di Ambarawa, yaitu Rawa Pening. Kenapa rawanya pening ? Ada legendanya lho ... Konon Rawa Pening yg luasnya 2.670 hektar berasal dari cabutan lidi seorang anak kecil yg penuh luka dan bau amis untuk menghukum warga desa yg sombong mengejeknya. Ini hanya legenda lhoooo ...
Kembali ke Rumah Makan Apung, bukan hanya restaurant tapi ada tempat hiburan anak-anak, tempat memancing dll. Uniknya untuk menuju rumah makan ini bisa menyeberang dengan rakit/getek beratap seperti foto di bawah ini. Tapi kalau tidak mau naik rakit, ada jembatan kok.
Rumah makan ini di pinggir sawah. Bisa pilih indoor atau di gubuk-gubuk di tepi sawah.
Pilihan menunya yg aman adalah Indonesian Food, seperti Pesmol Ikan, Ayam Goreng, Tumis Sayuran, dll. Minuman yg cocok adalah Teh Poci yg Nasgintel - panas, legi (manis) dan kentel (kental). Atau mau Es Soda Gembira yg adalah sirop, susu kental manis, dan soda. Boleh juga kalau mau yg sehat, juice Alpukat.
Selamat makan ....
to be continued
more photos in Album Java Trip
rgds,
Lucy
Welcome to v1olet Blog
All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.
Saturday, June 27, 2015
Sunday, June 21, 2015
Java Trip : Museum Kereta Api Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa
18 Februari 2015
Museum Kereta Api Ambarawa atau Ambarawa Railway Museum adalah tujuan wisata yg tidak boleh dilewatkan kalau ke Jawa Tengah. Tampak depan Museum ini tidaklah megah sebagaimana layaknya sebuah museum, malah seperti masuk ke bengkel. Loketnya juga kecil saja dan langsung terlihat Kereta Api Uap yg lagi parkir dengan nomor lokomotif B2502. Rupanya itu Kereta Api Wisata yg beroperasi hari Sabtu, Minggu / hari Libur dengan rute Ambarawa-Bedono (Ambarawa Railway Mountain Tour) selama 1 jam dengan biaya Rp 50.000/orang. Sayang saya berkunjung bukan hari Sabtu atau Minggu, jadi hanya bisa masuk untuk melihat-lihat kereta parkir berderet-deret dan perlengkapannya. Padahal kepengen banget jalan-jalan naik Kereta Api Uap sambil melihat pemandangan yg indah dengan latar Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu. Kereta Api yg ada di sini buatan Belanda, Jerman dan lokomotif uap buatan Swiss.
Kereta Api Parkir
B 5112 buatan Hannoversche Maschinenbau AG sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata
Bikinan Tahun 1891 nih ....
Lori, kereta yg gerbongnya dari kayu
Karena museum ini awalnya adalah Stasiun Kereta Api beneran yg dialihfungsikan menjadi Stasiun Kereta Api Wisata, jadi masih ada jalur-jalur relnya.
Setelah melewati deretan kereta api parkir, kita memasuki gedung museum yg dulunya adalah loket penjualan tiket, peron, dan ruang-ruang kantor yg sekarang jadi museum yg menyimpan berbagai peralatan dan mesin kereta api. Ada mesin cetak tiket, timbangan Salter, kemudi kereta api, mesin stempel tiket, telefon kuno / antik, mesin telegraf Morse, mesin tik, peluit, gembok, bel, foto-foto dokumentasi.
Bekas Loket Penjualan Karcis
Timbangan Salter England buatan Inggris, sampai sekarang merk ini masih top
Mesin Cetak Tiket Kereta Api Edmonson
Telefon antik nih
Mesin Stempel Karcis Edmonson
Sungguh sayang, koleksi barang-barang ini berantakan dan tak terurus, banyak yg bergeletakan di lantai, berdebu, kaca-kaca kotor tidak dilap, foto-foto ditumpuk saja di ruangan yg seperti gudang. Museum ini tampak terlantar. Sayang banget. Padahal bangunan stasiun ini kokoh dan bagus. PR buat dinas pariwisata dan museum nih supaya pengunjung nyaman, bisa belajar dan menambah wawasan dan pengetahuan.
to be continued
more photos in Album Java Trip
rgds,
Lucy
18 Februari 2015
Museum Kereta Api Ambarawa atau Ambarawa Railway Museum adalah tujuan wisata yg tidak boleh dilewatkan kalau ke Jawa Tengah. Tampak depan Museum ini tidaklah megah sebagaimana layaknya sebuah museum, malah seperti masuk ke bengkel. Loketnya juga kecil saja dan langsung terlihat Kereta Api Uap yg lagi parkir dengan nomor lokomotif B2502. Rupanya itu Kereta Api Wisata yg beroperasi hari Sabtu, Minggu / hari Libur dengan rute Ambarawa-Bedono (Ambarawa Railway Mountain Tour) selama 1 jam dengan biaya Rp 50.000/orang. Sayang saya berkunjung bukan hari Sabtu atau Minggu, jadi hanya bisa masuk untuk melihat-lihat kereta parkir berderet-deret dan perlengkapannya. Padahal kepengen banget jalan-jalan naik Kereta Api Uap sambil melihat pemandangan yg indah dengan latar Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu. Kereta Api yg ada di sini buatan Belanda, Jerman dan lokomotif uap buatan Swiss.
Kereta Api Parkir
B 5112 buatan Hannoversche Maschinenbau AG sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata
Bikinan Tahun 1891 nih ....
Lori, kereta yg gerbongnya dari kayu
Karena museum ini awalnya adalah Stasiun Kereta Api beneran yg dialihfungsikan menjadi Stasiun Kereta Api Wisata, jadi masih ada jalur-jalur relnya.
Setelah melewati deretan kereta api parkir, kita memasuki gedung museum yg dulunya adalah loket penjualan tiket, peron, dan ruang-ruang kantor yg sekarang jadi museum yg menyimpan berbagai peralatan dan mesin kereta api. Ada mesin cetak tiket, timbangan Salter, kemudi kereta api, mesin stempel tiket, telefon kuno / antik, mesin telegraf Morse, mesin tik, peluit, gembok, bel, foto-foto dokumentasi.
Bekas Loket Penjualan Karcis
Timbangan Salter England buatan Inggris, sampai sekarang merk ini masih top
Mesin Cetak Tiket Kereta Api Edmonson
Telefon antik nih
Mesin Stempel Karcis Edmonson
Sungguh sayang, koleksi barang-barang ini berantakan dan tak terurus, banyak yg bergeletakan di lantai, berdebu, kaca-kaca kotor tidak dilap, foto-foto ditumpuk saja di ruangan yg seperti gudang. Museum ini tampak terlantar. Sayang banget. Padahal bangunan stasiun ini kokoh dan bagus. PR buat dinas pariwisata dan museum nih supaya pengunjung nyaman, bisa belajar dan menambah wawasan dan pengetahuan.
to be continued
more photos in Album Java Trip
rgds,
Lucy
Wednesday, June 03, 2015
Java Trip : Toko OEN Semarang
Kuliner Semarang :
Toko "OEN"
Semarang, 17 Februari 2015
Mau coba hidangan dengan citarasa klasik kolonial ?
Boleh berkunjung ke :
Toko "OEN"
Alamatnya di Jl. Pemuda 52, Semarang, 50138, INDONESIA, Phone: +62.24.3541683
Dari websitenya, ada uraian sejarah Toko "OEN", dan ternyata dari 4 toko yg pernah beroperasi, sekarang hanya tinggal 1 toko saja, yaitu yg di Semarang. Yg di Malang bukan Toko "OEN" yg asli, tapi secara ilegal pemilik bangunan yg sekarang menggunakan nama Toko "OEN" untuk restaurantnya. Jadi yg otentik, cuma yg di Semarang.
Saya suka makanan tempo doeloe. Sore itu setelah nongkrong di Mal Paragon, kita ke Toko "OEN" dengan bantuan Google Map, dan dibawa muter-muter ke jalan kecil, ke pasar becek, dst. Padahal sebetulnya tidak jauh dari Mal Paragon dan dari Hotel tempat kita menginap. Gak apa-apa deh, namanya juga jalan-jalan. Pokoknya sampai.
Bagunan Toko "OEN" adalah bangunan kuno gaya kolonial ... wah pas banget suasananya dengan jenis hidangan yg dijual. Kalau lihat dari Menu Toko OEN masih pakai nama-nama Belanda, betul-betul Classic Dutch Colonial-style seperti uitsmijter, huzarensalade, kaasstengels, kattetong, theekrantjes, janhagel, the nostalgic tutti-frutti ice cream, poffertjes, bitterballen, dll.
Jadi kalau ke Semarang, bolehlah ke Toko "OEN" yg asli. Bisa makan di restaurantnya, minum ice cream, atau beli roti, kue, cookies, camilan, keripik, kerupuk, kacang, dll. Komentar orang-orang sih “It is worth the detour!”
aneka kue-kue kering
banyak pilihan kue basah dan bolu/cake
aneka roti, roti baso (daging sapi cincang) enak dah ...
Karena waktu itu masih sore, dan kita sudah ada rencana makan malam di tempat lain, jadi kita hanya beli roti-roti, kue-kue, cookies, dan camilan. Mungkin next time kita makan siang atau makan malam di sini.
PS : bukan iklan, tapi pengalaman kuliner, asli.
more photos in Java Trip Album
to be continued
rgds,
Lucy
Toko "OEN"
Semarang, 17 Februari 2015
Mau coba hidangan dengan citarasa klasik kolonial ?
Boleh berkunjung ke :
Toko "OEN"
Alamatnya di Jl. Pemuda 52, Semarang, 50138, INDONESIA, Phone: +62.24.3541683
Dari websitenya, ada uraian sejarah Toko "OEN", dan ternyata dari 4 toko yg pernah beroperasi, sekarang hanya tinggal 1 toko saja, yaitu yg di Semarang. Yg di Malang bukan Toko "OEN" yg asli, tapi secara ilegal pemilik bangunan yg sekarang menggunakan nama Toko "OEN" untuk restaurantnya. Jadi yg otentik, cuma yg di Semarang.
Saya suka makanan tempo doeloe. Sore itu setelah nongkrong di Mal Paragon, kita ke Toko "OEN" dengan bantuan Google Map, dan dibawa muter-muter ke jalan kecil, ke pasar becek, dst. Padahal sebetulnya tidak jauh dari Mal Paragon dan dari Hotel tempat kita menginap. Gak apa-apa deh, namanya juga jalan-jalan. Pokoknya sampai.
Bagunan Toko "OEN" adalah bangunan kuno gaya kolonial ... wah pas banget suasananya dengan jenis hidangan yg dijual. Kalau lihat dari Menu Toko OEN masih pakai nama-nama Belanda, betul-betul Classic Dutch Colonial-style seperti uitsmijter, huzarensalade, kaasstengels, kattetong, theekrantjes, janhagel, the nostalgic tutti-frutti ice cream, poffertjes, bitterballen, dll.
Jadi kalau ke Semarang, bolehlah ke Toko "OEN" yg asli. Bisa makan di restaurantnya, minum ice cream, atau beli roti, kue, cookies, camilan, keripik, kerupuk, kacang, dll. Komentar orang-orang sih “It is worth the detour!”
aneka kue-kue kering
banyak pilihan kue basah dan bolu/cake
aneka roti, roti baso (daging sapi cincang) enak dah ...
Karena waktu itu masih sore, dan kita sudah ada rencana makan malam di tempat lain, jadi kita hanya beli roti-roti, kue-kue, cookies, dan camilan. Mungkin next time kita makan siang atau makan malam di sini.
PS : bukan iklan, tapi pengalaman kuliner, asli.
more photos in Java Trip Album
to be continued
rgds,
Lucy
Label:
cookies,
food,
Java Trip,
Luciana Adriyanto,
Semarang,
Toko OEN,
Toko Oen Semarang,
Travel,
v1olet
Tuesday, June 02, 2015
Java Trip : Tahu Gimbal Pak Edi Semarang
Kuliner Semarang :
Tahu Gimbal Pak Edi
17 Februari 2015
Selain Lumpia, Semarang juga punya Tahu Gimbal. Kali ini saya ke lesehan Pak Edi yg jual Tahu Gimbal khas Semarang di Jalan Pahlawan. Setelah memilih tempat yg paling pinggir, ngedeprok, kita order Tahu Gimbal dan minuman Es Campur dan Es Duren. Cuaca mendung berubah menjadi hujan, cukup deras sampai harus geser-geser supaya tidak tampias, tapi tetap semangat untuk makan tahu gimbal, soalnya lapar bok !
Yang muncul duluan adalah Es Campur dan Es Duren. Kalau Es Campur sudah jelaslah isinya segala macam buah seperti kelapa, alpukat, melon, nanas, dll, cincau, jelly/agar/rumput laut, tape, kolang-kaling, dengan es serut dan sirop merah. Ada Es Teler juga. Nah Es Duren pesanan saya itu muncul dengan sirop merah juga. Menurut selera saya sirop merah ini enggak cocok sama duren, cocoknya cuma sama es serut dan susu kental manis putih. Hujan-hujan, dingin, makan es pula ... cocoklah tambah dingin.
Pengunjung cukup banyak sehingga kita harus menunggu kehadiran Tahu Gimbal. Tahu Gimbal itu apa sih ? Isinya potongan ketupat/lontong, tahu goreng, gimbal/bakwan udang, sayur kol, telur goreng mata sapi, disiram saus kacang tanah, bumbu-bumbu, dan petis udang, plus kerupuk udang. Rasanya manis, asin, gurih dan wanginya khas karena petis. Kalau suka pedas, bisa order yg sedang, pedas, dan ekstra pedas he he he ... tergantung dari jumlah cabenya. Bumbunya rada encer, tidak seperti bumbu gado-gado. Enak, saya cocok sama tahu gimbal.
Gimbal alias bakwan udang goreng garing. Yg dijepit itu telur goreng mata sapi.
So, istimewanya Tahu Gimbal ini ada pada gimbal dan bumbunya itu. Harganya seporsi Rp 12.000,- seperti tertulis di tenda. Murah meriah kenyang ...
Recommended !
to be continued
more photos in Java Trip Album
rgds,
Lucy
Tahu Gimbal Pak Edi
17 Februari 2015
Selain Lumpia, Semarang juga punya Tahu Gimbal. Kali ini saya ke lesehan Pak Edi yg jual Tahu Gimbal khas Semarang di Jalan Pahlawan. Setelah memilih tempat yg paling pinggir, ngedeprok, kita order Tahu Gimbal dan minuman Es Campur dan Es Duren. Cuaca mendung berubah menjadi hujan, cukup deras sampai harus geser-geser supaya tidak tampias, tapi tetap semangat untuk makan tahu gimbal, soalnya lapar bok !
Yang muncul duluan adalah Es Campur dan Es Duren. Kalau Es Campur sudah jelaslah isinya segala macam buah seperti kelapa, alpukat, melon, nanas, dll, cincau, jelly/agar/rumput laut, tape, kolang-kaling, dengan es serut dan sirop merah. Ada Es Teler juga. Nah Es Duren pesanan saya itu muncul dengan sirop merah juga. Menurut selera saya sirop merah ini enggak cocok sama duren, cocoknya cuma sama es serut dan susu kental manis putih. Hujan-hujan, dingin, makan es pula ... cocoklah tambah dingin.
Pengunjung cukup banyak sehingga kita harus menunggu kehadiran Tahu Gimbal. Tahu Gimbal itu apa sih ? Isinya potongan ketupat/lontong, tahu goreng, gimbal/bakwan udang, sayur kol, telur goreng mata sapi, disiram saus kacang tanah, bumbu-bumbu, dan petis udang, plus kerupuk udang. Rasanya manis, asin, gurih dan wanginya khas karena petis. Kalau suka pedas, bisa order yg sedang, pedas, dan ekstra pedas he he he ... tergantung dari jumlah cabenya. Bumbunya rada encer, tidak seperti bumbu gado-gado. Enak, saya cocok sama tahu gimbal.
Gimbal alias bakwan udang goreng garing. Yg dijepit itu telur goreng mata sapi.
So, istimewanya Tahu Gimbal ini ada pada gimbal dan bumbunya itu. Harganya seporsi Rp 12.000,- seperti tertulis di tenda. Murah meriah kenyang ...
Recommended !
to be continued
more photos in Java Trip Album
rgds,
Lucy
Subscribe to:
Posts (Atom)