17 Januari 2015
Sentra Batik Trusmi
Cirebon terkenal dengan Sentra Batik Trusmi. Dulu kalau mau beli batik, kita di bawa ke perkampungan batik Trusmi, jadi yg jualan itu rumah-rumah atau toko-toko, masing-masing dengan batik andalannya. Nah sekarang sudah ada satu toko yg besar dimana pengrajin batik dan rumah batik bisa memasarkan di tempat yg besar dan nyaman. Motif Batik Cirebon adalah Mega Mendung, yaitu motif awan. Ada macam-macam warna dan variasi motif Mega Mendung. Jadi ingat Kereta Api Cirebon Express motifnya juga Batik Mega Mendung, alas kepala di tiap kursi juga Batik Mega Mendung.
Di depan Toko Sentra Batik Trusmi ada seorang ibu pengrajin batik yg sedang membatik. Saya memang penggemar batik alias batik lover, jadi begitu melihat tumpukan batik, langsung gak tahan pengen beli .... so saya tidak foto dan cowo-cowo itu juga tidak foto-foto kita.
Batik yg dijual di sini ada banyak macam dan range harga juga bervariasi. Dari batik printing, cap, kombinasi cap dan tulis, dan batik tulis. Bahannya juga macam-macam, ada yg katun, polyester, sutera, dll. Saya beli beberapa batik untuk oleh-oleh dan juga untuk saya sendiri. Dulu saya beli batik tulis Trusmi dengan motif dan warna yg sama dengan Liendha dan Mbak Ririn, kembar tiga. Nah sekarang saya beli batik samaan dengan Jeny (yg warna kuning di tengah).
Batik yg samaan dengan Liendha dan Mbak Ririn ... (belum dijahit sampai sekarang ...)
Setelah selesai belanja batik, kita makan siang dengan menu Empal Gentong.
Empal Gentong H. Apud
Empal Gentong H. Apud ini sangat ngetop. Tiap turis yg datang ke Cirebon, pasti dibawa ke sini. Tapi menurut Ary, orang Cirebon sendiri sukanya ke Empal Gentong Amarta. Letak keduanya berdekatan, jadi kita boleh pilih mau yg mana. Kita memutuskan ke H. Apud.
Ini menu Empal Gentong H. Apud, saya foto nih ... in case bingung mau pilih apa
Kalau dilihat di menu, menunya bisa pilih Sate Kambing, Empal Gentong, atau Empal Asam. Apa beda Empal Gentong dan Empal Asem ?
Empal Gentong itu Daging Sapi atau Jeroan dengan kuah santan kuning berbumbu. Rasanya gurih dan sedep mantep ... pakai irisan daun kucai dan daun bawang dan taburan bawang goreng. Bumbunya berasa deh ...
Sedangkan Empal Asam adalah Daging Sapi atau jeroannya dengan kuah bening yg rasanya asam. Untuk yg kolesterol dan asam urat, mungkin lebih cocok yg ini. Rasanya segar dan light. Asamnya dari potongan tomat dan belimbing. Supaya wangi dikasih potongan daun bawang dan bawang goreng. Dimakan panas-panas, kuah dihirupppp ... sluuuurpppp segerrrrrr ....
Enakan yg mana ? Tergantung selera sih ... tapi saya lebih suka Empal Gentong yg rasa bumbunya lebih intense dan lebih gurih ... saya doyan makanan gurih/umami soalnya ha ha ha ...
Nah ... teman makan Empal Gentong dan Empal Asem adalah kerupuk .... again ... tuh kan Orang Cirebon suka banget sama kerupuk. Kerupuk yg ini dikasih irisan daun bawang, jadi wangi ...
Nah ... cabenya bukan cabe biasa, tapi bubuk cabe yg pedasnya manteeepppp ...
Kalau suka Jahe Merah, boleh coba Minuman Jahe Merah.
Setelah makan, kita check in di Hotel Amaris. Kemudian siap-siap ke Cilimus untuk berendam air panas.
Grage Sangkan, Cilimus
Lokasinya agak ke luar kota Cirebon. Ibarat kalau orang Jakarta tuh ke Puncak, atau orang Bandung ke Lembang. Tapi jaraknya tidak terlalu jauh, paling 30-45 menit saja. Dulu saya menginap di Grage Sangkan sehingga bisa berendam pagi sore.
Di perjalanan kita mampir beli Tahu Susu, sama seperti yg di Bandung kayaknya. Tahu ini enak dimakan selagi panas. Kalau sudah dingin jadi agak basah dan lembek.
Saat kita tiba di Grage Sangkan sudah sore dan hari agak mendung. Setelah kami duduk dan pada mulai berendam, gerimis deh ...
Ada 3 kolam air panas -- yg agak panas, yg tidak terlalu panas dan kolam air hangat untuk anak-anak. Kolam air panas ini cetek, tidak dalam, jadi hanya buat berendam, tidak untuk berenang. Selain itu ada juga kolam air dingin / kolam renang biasa dan ada air terjun buatannya. Silahkan pilih mau yg mana.
Saya hanya duduk-duduk saja, tidak ikutan berendam. Oya ada pohon mangga di dekat tempat duduk kita, tapi masih mentah.
Kolam ini hanya sampai sore hari saja kayaknya, sebab malam hari tidak ada yg renang tuh.
Setelah dari sini kita makan malam di salah satu restaurant yg tidak jauh dari Grage Sangkan. Menunya kombinasi Indonesian Food dan Chinese Food. Setelah makan malam kita pulang ke Hotel Amaris. Harus tidur cepat sebab besok mau bangun pagi sekali untuk foto-foto sunrise.
to be continued
Next Posting : Pantai Kejawanan Cirebon
more photos klik Album Cirebon Trip
rgds,
Lucy
Welcome to v1olet Blog
All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.
Saturday, February 14, 2015
Travel : Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 4
Label:
Batik,
Batik Cirebon,
Batik Trusmi,
Cilimus,
Cirebon,
Cirebon Trip,
Empal Asem,
Empal Gentong,
food,
Grage Sangkan,
Indonesian Food,
Jawa Barat,
Kerupuk,
Luciana Adriyanto,
Travel,
v1olet
Travel : Cirebon Trip 17 Januari 2015 - part 3
Cirebon Trip 17 Januari 2015
Keraton Kasepuhan Cirebon
Tahun 2001 saya ke Cirebon sama Liendha dan Mbak Ririn dan pergi ke Keraton Cirebon. Kalau saya tidak lupa ada 3 Keraton di Cirebon - Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kasunanan. Waktu itu kita mengunjungi ketiga Keraton itu dan kita pakai guide yg menjelaskan dari sejak pintu masuk sampai ke setiap sudut Keraton. Kebetulan kita bertiga termasuk yg suka sejarah dan enjoy saja keliling sambil dijelaskan oleh bapak guide.
Kunjungan saya kali ini untuk sekedar berkunjung dan foto-foto sebab teman-teman seperjalanan saya kali ini bukan penggemar sejarah. Kalau saya lihat dan bandingkan dengan foto-foto lama saya, keadaannya kurang lebih masih sama, padahal sudah 14 tahun yg lalu kan. Tentu saja sudah banyak perbaikan, tapi spot-spot utamanya masih terpelihara.
Berikut ini foto-foto kita.
Mau candid ternyata ada yg sadar kamera ...
Spot favorit untuk foto-foto. Kayaknya semua yg ke sini, pasti foto deh ...
Jiiiahhh... yg serius mendengarkan penjelasan Silsilah Keraton Kasepuhan ...
The power of tongsis ... dimana saja, kapan saja
Nah, foto yg di bawah ini difoto oleh Vincent pakai lensa fish eye. Saya jadi kayak duduk di bola dunia ya ... ha ha ha ... padahal saya ngedeprok di halaman keraton, di bawah pohon. Con bloc yg hijau lumutan itu malah bagus jadi background foto.
Kita hanya ke Keraton Kasepuhan saja. Setelah dari sini, kita lanjut ke Sentra Batik Trusmi.
to be continued
Next posting : Batik Trusmi, Empal Gentong, dan Grage Sangkan
more photos at Album Cirebon Trip
rgds,
Lucy
Keraton Kasepuhan Cirebon
Tahun 2001 saya ke Cirebon sama Liendha dan Mbak Ririn dan pergi ke Keraton Cirebon. Kalau saya tidak lupa ada 3 Keraton di Cirebon - Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kasunanan. Waktu itu kita mengunjungi ketiga Keraton itu dan kita pakai guide yg menjelaskan dari sejak pintu masuk sampai ke setiap sudut Keraton. Kebetulan kita bertiga termasuk yg suka sejarah dan enjoy saja keliling sambil dijelaskan oleh bapak guide.
Kunjungan saya kali ini untuk sekedar berkunjung dan foto-foto sebab teman-teman seperjalanan saya kali ini bukan penggemar sejarah. Kalau saya lihat dan bandingkan dengan foto-foto lama saya, keadaannya kurang lebih masih sama, padahal sudah 14 tahun yg lalu kan. Tentu saja sudah banyak perbaikan, tapi spot-spot utamanya masih terpelihara.
Berikut ini foto-foto kita.
Mau candid ternyata ada yg sadar kamera ...
Spot favorit untuk foto-foto. Kayaknya semua yg ke sini, pasti foto deh ...
Jiiiahhh... yg serius mendengarkan penjelasan Silsilah Keraton Kasepuhan ...
The power of tongsis ... dimana saja, kapan saja
Nah, foto yg di bawah ini difoto oleh Vincent pakai lensa fish eye. Saya jadi kayak duduk di bola dunia ya ... ha ha ha ... padahal saya ngedeprok di halaman keraton, di bawah pohon. Con bloc yg hijau lumutan itu malah bagus jadi background foto.
Kita hanya ke Keraton Kasepuhan saja. Setelah dari sini, kita lanjut ke Sentra Batik Trusmi.
to be continued
Next posting : Batik Trusmi, Empal Gentong, dan Grage Sangkan
more photos at Album Cirebon Trip
rgds,
Lucy
Saturday, February 07, 2015
Travel : Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 2
Nasi Lengko H. Barno, Pagongan, Cirebon
Setelah naik ke mobil Ary, kita langsung menuju ke restoran Nasi Lengko H. Barno di Jalan Pagongan untuk sarapan. Yg tadi minum susu kotak dan roti sepotong, enggak dianggap sebagai sarapan sebab cuma nyempil aja di sudut perut kita.
Pagongan itu area pertokoan dan perdagangan. Tidak sulit menemukan restoran ini sebab dari jauh sudah kelihatan asap yg mengepul akibat bakaran sate. Restorannya sederhana, meja dan bangku disusun memanjang menjadi tiga baris, khas warung makan. Dua baris menghadap tembok, dan 1 baris yg di tengah. Di atas meja langsung disediakan Kecap Manis dan Kerupuk Putih berbungkus-bungkus. Dinding tembok penuh dengan poster iklan. Makin laku warung/restorannya, makin banyak yg pasang iklan di tembok. Pinter nih resto Cirebon, jadi ada other income selain dagangan.
Jeny dan Kecap Manis Sedang Cap Matahari bikinan Belakang Rumah, Cirebon
Nasi Lengko itu apa? Nasi dengan topping tahu goreng yg dipotong kotak-kotak, tempe goreng yg dipotong kotak-kotak, tauge, kucai, ketimun yg dipotong kotak-kotak, bawang goreng, dan siram bumbu kacang. Tidak ada daging-dagingan. Kalau begini saja, rasanya rada tawar gimana gitu. Makanya harus ditambahkan kecap manis yg banyak sampai basah kecoklatan semua, kemudian diaduk-aduk sampai rata. Kecapnya special bikinan Cirebon, khas banget, namanya Kecap Cap Matahari. Nah sampai di sini rasanya cuma manis doang. Supaya ada asin-asinnya, harus makan dengan kerupuk. Satu orang bisa makan 1 bungkus kerupuk yg isinya 10 biji. Kerupuknya emang enak, asin-asin gurih. Kalau suka yg pedas boleh kasih cabe.
Nasi Lengko ini konon adalah makanan rakyat, tepatnya sarapan pagi para pekerja dan buruh. Makanya porsinya banyak banget, sepiring munjung ... Saking ngetopnya, bisa jadi makanan turis yg berkunjung ke Cirebon, termasuk kuliner signature-nya Cirebon nih. Bagi turis yg baru mau coba-coba, mending pesan 1 porsi rame-rame dulu, sebab enggak semua orang cocok dengan rasanya. Kata teman saya, rasa Nasi Lengko ini seperti ketoprak tapi lontongnya diganti nasi ha ha ha ...
Karena Nasi Lengko tanpa daging-dagingan, maka temannya adalah Sate. Ada sate kambing dan sate ayam. Nah... kalau Sate semua sukaaaaaa kan .... Minumnya yg enak adalah Es Jeruk Peras yg asem manis suegeeerrrrr.
Karena kaya serat, maka kenyangnya poll .... pantesan cocok untuk sarapan para pekerja.
Pas keluar dari restoran, eh ... ada yg jual Es Duren alias Es Durian. Boleh juga nih ...
Es Durian, Es Duren Duren ...
Makan Es Duren di hari yg cerah, oh nikmatnya.
Es Duren itu adalah Es Puter dengan rasa durian, pakai durian segar, susu kental manis dan uniknya di sini pakai sirop campolay khas Cirebon.
Tapi kalau saya lebih cocok yg tanpa sirop, jadi saya order es duren tanpa sirop tapi pakai susu kental manis putih saja. Slurrrpppp ... uenak je ...
Nah, di dekat Nasi Lengko H. Barno ada gang kecil, dan di situ ada Mbak Lena yg jualan Kue Tapel khas Cirebon.
Kue Tapel Melyuner Mba Lena
Kue Tapel itu adalah seperti crepes (jiah ... keren euy), tapi isinya gula jawa, kelapa parut dan potongan pisang. Singkatnya seperti De Crepes ala Cirebon gitu dah ... Uniknya adalah dimasaknya di kuali yg ditaruh di atas tungku drum, apinya pakai kayu bakar, jadi bukan di kompor, makanya harumnya juga khas agak gosong-gosong gitu. Sebaiknya dimakan selagi panas supaya crispy, kalau sudah dingin crepes juga jadi alot kan ... Karena agak lengket-lengket isinya, satu per satu dipisahkan dengan kertas bungkus.
Waktu kita ke situ, Mba Lena mestinya yg jualan, lagi pergi. Jadi dagangannya dititipkan ke Ibu yg jualan Nasi Lengko di warung sebelahnya. Kita ambil sendiri, bungkus sendiri, foto-foto, dan titip uangnya ke Ibu yg jual Nasi Lengko. Self Service gitu.
Karena ga ada Mba Lena, jadinya Kue Tapel Mba Jeny dah ...
Setelah perut kenyang, kita melanjutkan perjalanan untuk wisata sejarah ke Keraton Kasepuhan Cirebon. Saya pernah baca artikel tips jalan-jalan. Katanya kalau jalan-jalan ke suatu tempat itu, selain kuliner dan tempat wisata, juga perlu mengunjungi sekolah atau Universitas, untuk mengetahui tingkat pendidikan/intelektualitas penduduk setempat. Perlu juga mengunjungi museum dan tempat bersejarah lainnya untuk mengetahui sejarah dan kebudayaan setempat. Yg juga penting adalah berkunjung ke pasar tradisional (bukan mal loh ya ...), untuk mengetahui keadaan ekonomi, perdagangan dan bisnisnya. Trip kali ini yg kita kunjungi hampir komplit, cuma enggak berkunjung ke sekolah/universitasnya saja.
to be continued
Next Posting : Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 3
More photos klik album Cirebon Trip
rgds,
Lucy
Setelah naik ke mobil Ary, kita langsung menuju ke restoran Nasi Lengko H. Barno di Jalan Pagongan untuk sarapan. Yg tadi minum susu kotak dan roti sepotong, enggak dianggap sebagai sarapan sebab cuma nyempil aja di sudut perut kita.
Pagongan itu area pertokoan dan perdagangan. Tidak sulit menemukan restoran ini sebab dari jauh sudah kelihatan asap yg mengepul akibat bakaran sate. Restorannya sederhana, meja dan bangku disusun memanjang menjadi tiga baris, khas warung makan. Dua baris menghadap tembok, dan 1 baris yg di tengah. Di atas meja langsung disediakan Kecap Manis dan Kerupuk Putih berbungkus-bungkus. Dinding tembok penuh dengan poster iklan. Makin laku warung/restorannya, makin banyak yg pasang iklan di tembok. Pinter nih resto Cirebon, jadi ada other income selain dagangan.
Jeny dan Kecap Manis Sedang Cap Matahari bikinan Belakang Rumah, Cirebon
Nasi Lengko itu apa? Nasi dengan topping tahu goreng yg dipotong kotak-kotak, tempe goreng yg dipotong kotak-kotak, tauge, kucai, ketimun yg dipotong kotak-kotak, bawang goreng, dan siram bumbu kacang. Tidak ada daging-dagingan. Kalau begini saja, rasanya rada tawar gimana gitu. Makanya harus ditambahkan kecap manis yg banyak sampai basah kecoklatan semua, kemudian diaduk-aduk sampai rata. Kecapnya special bikinan Cirebon, khas banget, namanya Kecap Cap Matahari. Nah sampai di sini rasanya cuma manis doang. Supaya ada asin-asinnya, harus makan dengan kerupuk. Satu orang bisa makan 1 bungkus kerupuk yg isinya 10 biji. Kerupuknya emang enak, asin-asin gurih. Kalau suka yg pedas boleh kasih cabe.
Nasi Lengko ini konon adalah makanan rakyat, tepatnya sarapan pagi para pekerja dan buruh. Makanya porsinya banyak banget, sepiring munjung ... Saking ngetopnya, bisa jadi makanan turis yg berkunjung ke Cirebon, termasuk kuliner signature-nya Cirebon nih. Bagi turis yg baru mau coba-coba, mending pesan 1 porsi rame-rame dulu, sebab enggak semua orang cocok dengan rasanya. Kata teman saya, rasa Nasi Lengko ini seperti ketoprak tapi lontongnya diganti nasi ha ha ha ...
Karena Nasi Lengko tanpa daging-dagingan, maka temannya adalah Sate. Ada sate kambing dan sate ayam. Nah... kalau Sate semua sukaaaaaa kan .... Minumnya yg enak adalah Es Jeruk Peras yg asem manis suegeeerrrrr.
Karena kaya serat, maka kenyangnya poll .... pantesan cocok untuk sarapan para pekerja.
Pas keluar dari restoran, eh ... ada yg jual Es Duren alias Es Durian. Boleh juga nih ...
Es Durian, Es Duren Duren ...
Makan Es Duren di hari yg cerah, oh nikmatnya.
Es Duren itu adalah Es Puter dengan rasa durian, pakai durian segar, susu kental manis dan uniknya di sini pakai sirop campolay khas Cirebon.
Tapi kalau saya lebih cocok yg tanpa sirop, jadi saya order es duren tanpa sirop tapi pakai susu kental manis putih saja. Slurrrpppp ... uenak je ...
Nah, di dekat Nasi Lengko H. Barno ada gang kecil, dan di situ ada Mbak Lena yg jualan Kue Tapel khas Cirebon.
Kue Tapel Melyuner Mba Lena
Kue Tapel itu adalah seperti crepes (jiah ... keren euy), tapi isinya gula jawa, kelapa parut dan potongan pisang. Singkatnya seperti De Crepes ala Cirebon gitu dah ... Uniknya adalah dimasaknya di kuali yg ditaruh di atas tungku drum, apinya pakai kayu bakar, jadi bukan di kompor, makanya harumnya juga khas agak gosong-gosong gitu. Sebaiknya dimakan selagi panas supaya crispy, kalau sudah dingin crepes juga jadi alot kan ... Karena agak lengket-lengket isinya, satu per satu dipisahkan dengan kertas bungkus.
Waktu kita ke situ, Mba Lena mestinya yg jualan, lagi pergi. Jadi dagangannya dititipkan ke Ibu yg jualan Nasi Lengko di warung sebelahnya. Kita ambil sendiri, bungkus sendiri, foto-foto, dan titip uangnya ke Ibu yg jual Nasi Lengko. Self Service gitu.
Karena ga ada Mba Lena, jadinya Kue Tapel Mba Jeny dah ...
Setelah perut kenyang, kita melanjutkan perjalanan untuk wisata sejarah ke Keraton Kasepuhan Cirebon. Saya pernah baca artikel tips jalan-jalan. Katanya kalau jalan-jalan ke suatu tempat itu, selain kuliner dan tempat wisata, juga perlu mengunjungi sekolah atau Universitas, untuk mengetahui tingkat pendidikan/intelektualitas penduduk setempat. Perlu juga mengunjungi museum dan tempat bersejarah lainnya untuk mengetahui sejarah dan kebudayaan setempat. Yg juga penting adalah berkunjung ke pasar tradisional (bukan mal loh ya ...), untuk mengetahui keadaan ekonomi, perdagangan dan bisnisnya. Trip kali ini yg kita kunjungi hampir komplit, cuma enggak berkunjung ke sekolah/universitasnya saja.
to be continued
Next Posting : Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 3
More photos klik album Cirebon Trip
rgds,
Lucy
Label:
Cirebon,
Cirebon Trip,
Es Duren,
Es Durian,
Indonesia,
Jawa Barat,
Kecap Matahari,
Kue Tapel,
Kue Tapel Mba Lena,
Kuliner,
Luciana Adriyanto,
Nasi Lengko,
Nasi Lengko Cirebon,
Nasi Lengko H Barno,
Travel,
v1olet
Sunday, February 01, 2015
Travel : Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 1
Cirebon, 17 Januari 2015
Salah satu cara berweek-end ria adalah ke Cirebon.
Mengapa ke Cirebon ?
Sebab ke Bogor macet, ke Puncak macet, ke Bandung juga macet.
Ke Bali kejauhan. Makanya ke Cirebon aja.
Ke Cirebon enggak macet sebab naik Cirebon Express. Harga tiket Rp 200.000,- sekali jalan. PP jadi Rp 400.000,- Keretanya bersih dan waktu tempuh kurang lebih 3 jam saja.
Kami berlima, Jeny - Vincent - Debby - Jeffry, dan saya, berangkat dari Stasiun Gambir jam 6 pagi (on time) dan tiba di Stasiun Cirebon jam 9 pagi. Kita dijemput oleh Ary, saudara kita yg secara suka sama suka, rela menjadi guide kita selama 2 hari.
Selfie di dalam Kereta Cirebon Express, the power of tongsis. Photo by Vincent Nursalim
Foto di Stasiun Cirebon, photo by Vincent Nursalim
Ngapain di Cirebon ? Macam-macam lah ...
Bisa kuliner -- Nasi Lengko, Nasi Jamblang, Empal Gentong, Empal Asam, Docang, Tahu Gejrot, Mie Kocok, Mie Koclok (bukan salah ketik ya ... emang beda sama Mie Kocok), Kue Tapel, Es Durian, Kerupuk Melarat, dll
Bagi yg batik lover, bisa belanja batik di Sentra Batik Trusmi. Motif batik khas Cirebon adalah motif awan alias Mega Mendung.
Bagi yg suka sejarah, bisa berwisata ke Keraton Kasepuhan, Kanoman, dll
Bagi yg suka berenang dan berendam, bisa ke Cilimus, di situ ada pemandian air panas Grage Sangkan.
Yg suka motret, bisa ke Pelabuhan/Pantai Kejawanan untuk motret kapal karam dan sunrise.
Ibu-ibu bisa belanja oleh-oleh manisan buah Shinta, dan belanja berbagai ikan asin, emping, dan kerupuk di Pasar Kanoman.
Tulisan ini baru part 1, masih ada kelanjutannya untuk kuliner, jalan-jalan, belanja oleh-oleh dst.
Nama asli Cirebon dalam bahasa kunonya adalah Grage. Jadi kalau ada Grage Mall artinya Cirebon Mall, Grage Sangkan artinya Cirebon Sangkan, dll. Lalu Cirebon artinya apa ? Coba lihat persamaan matematika di bawah ini :
Cirebon = Ci + rebon
Jika Ci = kota/tempat, dan rebon = udang kecil-kecil, maka
Cirebon = Kota Udang
Nah ... sudah jelas bukan.... jadi karena kota Cirebon ini letaknya di pinggir laut, maka banyak yg profesinya nelayan ikan, udang, cumi, teri, rajungan, dll. Karena produksinya berlimpah terutama udangnya, dari yg kecil sampai yg besar, maka kelebihan yg berlimpah itu diawetkan supaya tidak rusak dan mubazir, dibuatlah udang kering, teri asin, cumi asin, ikan asin, dll
Kuliner di Cirebon itu enak dan aman, sebab makanannya masih asli, kata Ary yg orang Cirebon Asli. Karena bahan-bahannya banyak dan berlimpah, jadi masih memakai bahan-bahan yg tanpa campuran pengawet dan bahan berbahaya lainnya. Misalnya kalau bahanya dari singkong, ya singkongnya asli, kelapanya asli, pokoknya pedagangnya enggak neko2 pakai bahan2 yg berbahaya. Semoga pedagang makanan di Cirebon tetap asli dan bertanggung jawab.
Oya di Cirebon dilarang berjualan miras, termasuk bir. So jangan cari bir di supermarket atau minimarket di Cirebon, dijamin ga bakal ada.
Cirebon termasuk di provinsi Jawa Barat, tapi tidak jauh dari Jawa Tengah maka bahasanya campuran antara Sunda dan Jawa Tengah yg agak kasar. Ciri khas orang Cirebon adalah menambahkan kata "tah" untuk pertanyaan, dan "jee" untuk pernyataan.
Di Cirebon ada 2 tangki air yg buesaaaar sekali untuk memasok kebutuhan air bersih rumah-rumah di Cirebon. Letaknya di tengah kota dan kita bisa lihat sewaktu kita melewatinya.
Sebetulnya kalau mau jalan-jalan ke Cirebon bisa pulang hari, tak usah menginap. Jadi berangkat pagi-pagi dengan Cirebon Expres yg jam 6, lalu pulang ke Jakarta dengan Cirebon Express juga yg jam 6 sore. Kecuali kalo mau melihat sunrise di Cirebon, kudu menginap.
Stasiun di Cirebon sudah modern juga loh ... ada Roti O dan Starbucks ha ha ha ...
Cirebon trip kali ini adalah yg kedua. Dulu banget, di tahun 2001 saya ke Cirebon bersama Liendha dan mbak Ririn. Waktu itu kita menginap di Grage Sangkan 2 malam dan jalan-jalan ke Cirebon.
to be continued
Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 2
rgds,
Lucy
Salah satu cara berweek-end ria adalah ke Cirebon.
Mengapa ke Cirebon ?
Sebab ke Bogor macet, ke Puncak macet, ke Bandung juga macet.
Ke Bali kejauhan. Makanya ke Cirebon aja.
Ke Cirebon enggak macet sebab naik Cirebon Express. Harga tiket Rp 200.000,- sekali jalan. PP jadi Rp 400.000,- Keretanya bersih dan waktu tempuh kurang lebih 3 jam saja.
Kami berlima, Jeny - Vincent - Debby - Jeffry, dan saya, berangkat dari Stasiun Gambir jam 6 pagi (on time) dan tiba di Stasiun Cirebon jam 9 pagi. Kita dijemput oleh Ary, saudara kita yg secara suka sama suka, rela menjadi guide kita selama 2 hari.
Selfie di dalam Kereta Cirebon Express, the power of tongsis. Photo by Vincent Nursalim
Foto di Stasiun Cirebon, photo by Vincent Nursalim
Ngapain di Cirebon ? Macam-macam lah ...
Bisa kuliner -- Nasi Lengko, Nasi Jamblang, Empal Gentong, Empal Asam, Docang, Tahu Gejrot, Mie Kocok, Mie Koclok (bukan salah ketik ya ... emang beda sama Mie Kocok), Kue Tapel, Es Durian, Kerupuk Melarat, dll
Bagi yg batik lover, bisa belanja batik di Sentra Batik Trusmi. Motif batik khas Cirebon adalah motif awan alias Mega Mendung.
Bagi yg suka sejarah, bisa berwisata ke Keraton Kasepuhan, Kanoman, dll
Bagi yg suka berenang dan berendam, bisa ke Cilimus, di situ ada pemandian air panas Grage Sangkan.
Yg suka motret, bisa ke Pelabuhan/Pantai Kejawanan untuk motret kapal karam dan sunrise.
Ibu-ibu bisa belanja oleh-oleh manisan buah Shinta, dan belanja berbagai ikan asin, emping, dan kerupuk di Pasar Kanoman.
Tulisan ini baru part 1, masih ada kelanjutannya untuk kuliner, jalan-jalan, belanja oleh-oleh dst.
Nama asli Cirebon dalam bahasa kunonya adalah Grage. Jadi kalau ada Grage Mall artinya Cirebon Mall, Grage Sangkan artinya Cirebon Sangkan, dll. Lalu Cirebon artinya apa ? Coba lihat persamaan matematika di bawah ini :
Cirebon = Ci + rebon
Jika Ci = kota/tempat, dan rebon = udang kecil-kecil, maka
Cirebon = Kota Udang
Nah ... sudah jelas bukan.... jadi karena kota Cirebon ini letaknya di pinggir laut, maka banyak yg profesinya nelayan ikan, udang, cumi, teri, rajungan, dll. Karena produksinya berlimpah terutama udangnya, dari yg kecil sampai yg besar, maka kelebihan yg berlimpah itu diawetkan supaya tidak rusak dan mubazir, dibuatlah udang kering, teri asin, cumi asin, ikan asin, dll
Kuliner di Cirebon itu enak dan aman, sebab makanannya masih asli, kata Ary yg orang Cirebon Asli. Karena bahan-bahannya banyak dan berlimpah, jadi masih memakai bahan-bahan yg tanpa campuran pengawet dan bahan berbahaya lainnya. Misalnya kalau bahanya dari singkong, ya singkongnya asli, kelapanya asli, pokoknya pedagangnya enggak neko2 pakai bahan2 yg berbahaya. Semoga pedagang makanan di Cirebon tetap asli dan bertanggung jawab.
Oya di Cirebon dilarang berjualan miras, termasuk bir. So jangan cari bir di supermarket atau minimarket di Cirebon, dijamin ga bakal ada.
Cirebon termasuk di provinsi Jawa Barat, tapi tidak jauh dari Jawa Tengah maka bahasanya campuran antara Sunda dan Jawa Tengah yg agak kasar. Ciri khas orang Cirebon adalah menambahkan kata "tah" untuk pertanyaan, dan "jee" untuk pernyataan.
Di Cirebon ada 2 tangki air yg buesaaaar sekali untuk memasok kebutuhan air bersih rumah-rumah di Cirebon. Letaknya di tengah kota dan kita bisa lihat sewaktu kita melewatinya.
Sebetulnya kalau mau jalan-jalan ke Cirebon bisa pulang hari, tak usah menginap. Jadi berangkat pagi-pagi dengan Cirebon Expres yg jam 6, lalu pulang ke Jakarta dengan Cirebon Express juga yg jam 6 sore. Kecuali kalo mau melihat sunrise di Cirebon, kudu menginap.
Stasiun di Cirebon sudah modern juga loh ... ada Roti O dan Starbucks ha ha ha ...
Cirebon trip kali ini adalah yg kedua. Dulu banget, di tahun 2001 saya ke Cirebon bersama Liendha dan mbak Ririn. Waktu itu kita menginap di Grage Sangkan 2 malam dan jalan-jalan ke Cirebon.
to be continued
Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 2
rgds,
Lucy
Subscribe to:
Posts (Atom)