Nasi Lengko H. Barno, Pagongan, Cirebon
Setelah naik ke mobil Ary, kita langsung menuju ke restoran Nasi Lengko H. Barno di Jalan Pagongan untuk sarapan. Yg tadi minum susu kotak dan roti sepotong, enggak dianggap sebagai sarapan sebab cuma nyempil aja di sudut perut kita.
Pagongan itu area pertokoan dan perdagangan. Tidak sulit menemukan restoran ini sebab dari jauh sudah kelihatan asap yg mengepul akibat bakaran sate. Restorannya sederhana, meja dan bangku disusun memanjang menjadi tiga baris, khas warung makan. Dua baris menghadap tembok, dan 1 baris yg di tengah. Di atas meja langsung disediakan Kecap Manis dan Kerupuk Putih berbungkus-bungkus. Dinding tembok penuh dengan poster iklan. Makin laku warung/restorannya, makin banyak yg pasang iklan di tembok. Pinter nih resto Cirebon, jadi ada other income selain dagangan.
Jeny dan Kecap Manis Sedang Cap Matahari bikinan Belakang Rumah, Cirebon
Nasi Lengko itu apa? Nasi dengan topping tahu goreng yg dipotong kotak-kotak, tempe goreng yg dipotong kotak-kotak, tauge, kucai, ketimun yg dipotong kotak-kotak, bawang goreng, dan siram bumbu kacang. Tidak ada daging-dagingan. Kalau begini saja, rasanya rada tawar gimana gitu. Makanya harus ditambahkan kecap manis yg banyak sampai basah kecoklatan semua, kemudian diaduk-aduk sampai rata. Kecapnya special bikinan Cirebon, khas banget, namanya Kecap Cap Matahari. Nah sampai di sini rasanya cuma manis doang. Supaya ada asin-asinnya, harus makan dengan kerupuk. Satu orang bisa makan 1 bungkus kerupuk yg isinya 10 biji. Kerupuknya emang enak, asin-asin gurih. Kalau suka yg pedas boleh kasih cabe.
Nasi Lengko ini konon adalah makanan rakyat, tepatnya sarapan pagi para pekerja dan buruh. Makanya porsinya banyak banget, sepiring munjung ... Saking ngetopnya, bisa jadi makanan turis yg berkunjung ke Cirebon, termasuk kuliner signature-nya Cirebon nih. Bagi turis yg baru mau coba-coba, mending pesan 1 porsi rame-rame dulu, sebab enggak semua orang cocok dengan rasanya. Kata teman saya, rasa Nasi Lengko ini seperti ketoprak tapi lontongnya diganti nasi ha ha ha ...
Karena Nasi Lengko tanpa daging-dagingan, maka temannya adalah Sate. Ada sate kambing dan sate ayam. Nah... kalau Sate semua sukaaaaaa kan .... Minumnya yg enak adalah Es Jeruk Peras yg asem manis suegeeerrrrr.
Karena kaya serat, maka kenyangnya poll .... pantesan cocok untuk sarapan para pekerja.
Pas keluar dari restoran, eh ... ada yg jual Es Duren alias Es Durian. Boleh juga nih ...
Es Durian, Es Duren Duren ...
Makan Es Duren di hari yg cerah, oh nikmatnya.
Es Duren itu adalah Es Puter dengan rasa durian, pakai durian segar, susu kental manis dan uniknya di sini pakai sirop campolay khas Cirebon.
Tapi kalau saya lebih cocok yg tanpa sirop, jadi saya order es duren tanpa sirop tapi pakai susu kental manis putih saja. Slurrrpppp ... uenak je ...
Nah, di dekat Nasi Lengko H. Barno ada gang kecil, dan di situ ada Mbak Lena yg jualan Kue Tapel khas Cirebon.
Kue Tapel Melyuner Mba Lena
Kue Tapel itu adalah seperti crepes (jiah ... keren euy), tapi isinya gula jawa, kelapa parut dan potongan pisang. Singkatnya seperti De Crepes ala Cirebon gitu dah ... Uniknya adalah dimasaknya di kuali yg ditaruh di atas tungku drum, apinya pakai kayu bakar, jadi bukan di kompor, makanya harumnya juga khas agak gosong-gosong gitu. Sebaiknya dimakan selagi panas supaya crispy, kalau sudah dingin crepes juga jadi alot kan ... Karena agak lengket-lengket isinya, satu per satu dipisahkan dengan kertas bungkus.
Waktu kita ke situ, Mba Lena mestinya yg jualan, lagi pergi. Jadi dagangannya dititipkan ke Ibu yg jualan Nasi Lengko di warung sebelahnya. Kita ambil sendiri, bungkus sendiri, foto-foto, dan titip uangnya ke Ibu yg jual Nasi Lengko. Self Service gitu.
Karena ga ada Mba Lena, jadinya Kue Tapel Mba Jeny dah ...
Setelah perut kenyang, kita melanjutkan perjalanan untuk wisata sejarah ke Keraton Kasepuhan Cirebon. Saya pernah baca artikel tips jalan-jalan. Katanya kalau jalan-jalan ke suatu tempat itu, selain kuliner dan tempat wisata, juga perlu mengunjungi sekolah atau Universitas, untuk mengetahui tingkat pendidikan/intelektualitas penduduk setempat. Perlu juga mengunjungi museum dan tempat bersejarah lainnya untuk mengetahui sejarah dan kebudayaan setempat. Yg juga penting adalah berkunjung ke pasar tradisional (bukan mal loh ya ...), untuk mengetahui keadaan ekonomi, perdagangan dan bisnisnya. Trip kali ini yg kita kunjungi hampir komplit, cuma enggak berkunjung ke sekolah/universitasnya saja.
to be continued
Next Posting : Cirebon Trip, 17 Januari 2015 - part 3
More photos klik album Cirebon Trip
rgds,
Lucy
No comments:
Post a Comment