Keluar dari Hutan Cagar Alam, kita sampai di Pantai Panggung. Ada apa di Pantai Panggung? Ada pantai dengan kapal-kapal nelayan. Dan .... ada banyak monyet. Mula-mula saya potret pantai dengan kapal-kapalnya.
Habis itu saya potret monyet yg lagi ngutak-ngatik ranting pohon.
Setelah motret monyet ini, saya diuber sama dia. Buset deh ... jantung eike mau copot rasanya. Kata Dina, monyet itu kayak anjing. Kalau kita takut dia malah uber, kalau kita berani, dia yg kabur. Tapi masalahnya saya tuh takut ... makanya saya diuber. Untungnya Mas Guide datang untuk menyelamatkan saya. Dia bentak tuh monyet dan dia gebah-gebah ... langsung kabur deh tuh monyet.
Habis ngejar saya, tuh monyet langsung nyamperin Rini yg lagi duduk di batang pohon tumbang. Ternyata targetnya bukan Rini, tapi tasnya Rini yg seperti tas belanjaan. Dikira si monyet isi makanan kali ya ... langsung direbut tas itu dan mau diobok-obok. Hm... ada-ada aja monyet2 itu.
Selanjutnya kita foto-foto di pantai sambil ditontonin oleh gerombolan monyet ha ha ha ...
Photo Credit : Dina Middin
Di Pantai itu ada gua, namanya Gua Panggung atau Goa Panggung. Kalau kita baca introductionnya di mulut gua, gua itu dulunya tempat favorit untuk semedi dan ada legendanya. Seperti beberapa lokasi di gugusan Pantai Laut Selatan, legendanya ada hubungan dengan Nyi Roro Kidul, sebagai Ratu Pantai Selatan. Terlepas dari legenda itu, pemandangan di dalam gua itu memang bagus dan unik.
Dari dalam gua bisa melihat pemandangan pantai.
Photo Credit : Ratih Utami
Warna-warni dinding batu karang sangat menarik untuk difoto.
Photo Credit : Jane Jessica
Dalam gua bisa main air, sebab ada ceruk dimana air pantai masuk ke situ. Airnya bening dan dingin. Saya langsung rendam-rendam kaki deh.
Photo Credit : Jane Jessica
Dinding gua juga unik, baik warna maupun teksturnya.
I spotted this red leaf and shot it. It's simply beautiful.
Perhentian berikutnya adalah Pantai Timur dan Gua Parat.
Next Posting : Pantai Timur dan Gua Parat
rgds,
Lucy
No comments:
Post a Comment