Day 4 : Monday, September 13, 2010
Queenstown to Christchurch
Morning Call jam 6 pagi, sarapan jam 7, berangkat jam 8:30 soalnya kita tak terburu-buru, jalan santai ke Christchurch sambil berhenti di beberapa tempat yg menarik.
Setelah sarapan dan memeriksa koper di lobby, kita masih ada waktu untuk jalan kaki ke Danau Wakatipu. Sesuai dengan namanya, hotel kita menghadap ke Danau Wakatipu. Saya dan teman-teman jalan kaki lewat samping Hotel menuju ke Danau. Jalannya menurun dan curam tapi jalan bagus, aspal, dan di kanan dan di kiri rumah-rumah yg bagus, rapih, dan asri. Kalau perginya menurun, berarti nanti pulangnya menanjak ... siap-siap capek. Di pinggir danau ada bangku-bangku taman, jadi bisa duduk-duduk menikmati indahnya danau. Jika cuaca cerah, refleksi gunung salju bagus sekali. Kita sering papasan dengan yg jogging dan naik sepeda, padahal jalannya menanjak dan menurun. Ini foto-foto di sekitar danau.
Mulailah perjalanan kita. Cuaca gelap kelabu, kalau melihat ke langit owww seram ... seperti mau runtuh. Tapi teman-teman saya masih bersemangat foto-foto dan shooting video. Sampai kuburan yg kita lalui pun difoto. Coba lihat foto di bawah ini, di sudut kiri bawah ada teman saya lagi shooting video, bahkan nekad mau menyeberang jalan karena pemandangan di seberang jalan lebih bagus, sayangnya kita menyeberang bukan di tempat yg aman, tapi di jalan raya dan bukan di tempat orang menyeberang. Driver kita ditegur oleh sesama driver yg berpapasan dengan bus kita, bisa-bisa licence driver kita dicabut nih ...
Pemandangan ini loh yg mau di-shooting .... Kadang-kadang pemandangan di pinggir jalan lebih menarik daripada tempat perhentian yg resmi yg termasuk dalam itinerary.
1st Stop : Rumah Ipar Mr. Giffen (Driver)
Akhirnya Driver kita membawa kita ke sebuah padang rumput yg lumayan luas dengan pemandangan gunung salju. Perhatikan foto di bawah, katanya kalau menyusuri jalan ini bisa sampai ke rumah / peternakan iparnya Driver kita. Jadi kita aman foto-foto di sini dan bus juga tidak parkir di pinggir jalan. Dikasih waktu 10 menit untuk foto-foto. Lokasi ini tidak termasuk dalam jadwal he he he ...
Langit dan awan memang warnanya begini waktu kita foto. Ini bukan rekayasa komputer atau photoshop lho. Itu yg putih-putih, bukan kabut tapi awan yg rendah. Amazing!
Kita melanjutkan perjalanan. Pelan-pelan, langit mulai terbuka dan cuaca jadi sedikit lebih cerah, awan mulai biru muda. Oh ... senangnya ....
2nd Stop : Danau dan Rumah Idaman
Sepertinya tidak termasuk dalam jadwal juga tempat perhentian kita, soalnya berhenti di pinggir jalan dan Mr. Giffen cari-cari tempat yg pinggirannya agak lebar supaya bus bisa parkir. Tapi tak boleh lama-lama. Aduh ... bagaimana mau cari-cari angle, atur komposisi, atur-atur setting kamera ....
Bayangkan tinggal di rumah seperti ini ...
atau bahkan yg seasri ini ....
dengan view di seberang jalan yg seindah ini ....
Wow .... rumah idaman kan? Almost Paradise. Kalau geser dikit setelah danau, begini nih view-nya ...
3rd Stop : Arrowtown
Arrowtown adalah kota kecil yg termasuk kota tua seperti jaman cowboy di film-film. Kondisinya dibiarkan seperti aslinya, tidak dibuat modern. Rumah-rumah kayu, peralatan kayu, jadi unik dan jadi obyek pariwisata. Di kota ini ada taman tempat penduduk bisa jogging dan jalan-jalan. Di sini kita berhenti sekitar 25 menit untuk "karaoke" dan foto-foto. Ngomong-ngomong soal tempat "karaoke", toilet di sini bersih-bersih walaupun di taman umum dan tak usah bayar, tissue tersedia melimpah, ada washtafel dan sabun cuci tangan, plus pengering tangan, airnya kadang ada yg air panas dan air dingin. Kalau hanya air dingin, dinginnya seperti air es.
4th Stop : AJ Hackett's Bungy
Kalau di Queenstown Skyline Bungy-nya di tebing, nah di sini bungy di bawahnya sungai. Naik dulu ke menara, lalu terjun ke sungai. Sama-sama seyeeeeemmmmm. Benar-benar butuh keberanian ... sekaligus tidak menghargai kehidupan, lah wong hidup kita tergantung pada seutas tali. Saya sih ... diupahin 6 million dollar aja ogah, apalagi disuruh bayar sejuta lebih (kalau di-kurs ke Rupiah) .... Maap deh coyyyy .... saya motret ajah .... Ini foto-foto yg menurut saya gerakannya "indah"
Jembatan tempat Bungy
Selama kira-kira 20 menit kita di sana, ada 4 orang jagoan yg ber-bungy, 2 cowo dan 2 cewe dan semuanya bule, gak ada orang Asia. Perlengkapan disesuaikan dengan berat badan dan pilihan seberapa lentur, seberapa jauh dari permukaan air sungai. Ada yg ingin menyentuh air sungai, jadi talinya lebih panjang.
Five, Four, Three, Two, One, Bungy .....
Cowo duluan ... tak berlaku "ladies first ..."
Cewe nih ... berayun-ayun ...
Cowo ini kayaknya udah sering bungy nih ... soalnya tangan dia sampai menyentuh air sungai ...
Cewe lagi nih ... baru pertama bungy ... tapi berani juga. Di sebelah saya teman-temannya memberi semangat.
Setelah puas berayun-ayun, peserta bungy ditarik pakai galah ke sekoci.
Setelah selesai nonton Bungy, kita melanjutkan perjalanan untuk makan siang.
5th Stop : BBQ at Country Time
Makan siang kita adalah BBQ. Prasmanan ada salad, fish and chips, ayam goreng, soup, dll. Daging sapi yg di BBQ ambil sendiri di halaman. Dagingnya tawar tanpa rasa, tergantung kita mau dibumbuin apa. Enak gak enak tergantung racikan kita ... kayak makan bakso kumis aja ... racik sendiri.
Ini pemandangan di luar restaurant. Udara cerah, berlangit biru. Cocok buat motret, sayang matahari terik sekali.
Mustinya kita ke Twizel, tempat lokasi pembuatan Film The Lord Of The Ring yg terkenal itu. Kebetulan Driver kita waktu itu adalah koordinator driver untuk crew LOTR. Katanya lokasi pengambilan gambar dirahasiakan dan banyak sekali sehingga berpindah-pindah. Karena mengejar waktu kita hanya melewati tanpa berhenti untuk foto ... aneh, kenapa gak berhenti ya ... ? Saya saja sampai tidak engeh saat melewati karena setelah makan, saya ketiduran di bus ... tahu-tahu Twizel sudah lewat. Coba kalau saya tidak tidur, saya maksa untuk berhenti foto-foto deh.
Begitu pula dengan Mount Cook, gunung tertinggi di New Zealand, kita hanya melalui, tidak mendekati. Payah ahhhhh .... tidak kelihatan karena tertutup kabut. Kurang beruntung kita ...
6th Stop : Danau Pukaki
Danau Pukaki saat kita tiba sangat tenang, angin sepoi-sepoi ... jadi refleksinya bagus sekali. Begitu turun dari bus, kita langsung melihat sesuatu yg indah. Langit biru, danau biru .... Speechless ... sampai lupa ambil nafas saking terpukau.
Danau ini siapa pun boleh singgah, tidak ada biaya masuk dan tidak ada obyek wisata, tidak ada restaurant dan tidak ada penginapan. Mungkin enaknya camping kali ya ... di NZ banyak disewakan mobil camping (bukan caravan, krn kalau caravan kan digandeng dg mobil). Mobil ini ada tempat tidur, dapur, dan toilet. Bisa berhenti di pinggir danau seperti ini. Asik juga ya ... sewa harian. Biasanya di dekat airport ada perusahaan yg menyewakan mobil camping, terus kita overland, dan di dekat airport terakhir kita kembalikan mobilnya di perusahaan yg sama tempat kita sewa.
7th Stop : Lake Tekapo
Lake Tekapo mirip Lake Pukaki, mungkin gunungnya masih sambungannya. Di dekat danau ada Gereja Church of Good Shepherd dan ada patung anjing yg mewakili anjing-anjing gembala se-NZ.
Pemandangannya juga bagus dan airnya dari jauh hijau zambrut, tapi kalau didekati jadi biru langit, karena pantulan langit. Dasar danau berbatu-batu. Kali ini saya tidak lupa bernapas ... tapi melongo karena pemandangan terlalu indah ....
Setelah dari Danau Tekapo, ada perhentian terakhir sebelum kita makan malam adalah ke toko kosmetik dan bulu Alpaca.
7th Stop : Toko Kosmetik dan Bulu Alpaca
Ini adalah program titipan dari masyarakat setempat untuk promosi produk NZ. Kosmetik dan food supplement dan bulu Alpaca yg lebih hangat dan lebih lembut dari bulu domba merino dan possum. Binatang alpaca atau llama mirip domba dan keledai kecil. Warna bulunya ada yg hitam, coklat, kuning keemasan, dan putih. Ini fotonya.
Sudah senja, kita langsung menuju ke Restaurant Pagoda Court. Dari namanya sudah ketahuan, pastilah Chinese Food. Aduh ... saya sudah bosan makan Chinese Food melulu. Terus terang makanan di restaurant ini banyak macamnya, mungkin ada 10 macam, porsinya besar dan banyak, rasanya standard ... tiap meja pada bersisa, terbuang-buang ... sayang melihatnya, tapi tak mampu memakannya ... perut saya berontak, jadi mual mencium aroma makanan yg berlemak seperti itu.
Tiba di Hotel Copthorne, hotel yg sama seperti waktu malam pertama, saya tidak sanggup berjalan-jalan di malam itu. Saya segera mandi, minum obat Tolak Angin ... lalu tidur. Teman sekamar saya dan rekan-rekan lain masih jalan-jalan ke mini market, casino, dan lain-lain.
Baru kali ini dalam sejarah jalan-jalan, saya tidur cepat .... biasanya walaupun sudah malam masih jalan-jalan, minimal sekitar hotel.
Next Posting : Christchurch to Auckland
rgds,
Lucy