Introduction :
We arrived in this island in the afternoon and stayed until sunset.
Pulau Babi means Pig Island, but I couldn’t find any pigs nor any pig-like rocks or stone. I wonder why people chose pig among other animals. Some of us mentioned this island as “Babe Island”, named after the animation movie “Babe”.
No man live in this island, so serene and peaceful. All I could hear just the sound of waves and wind. Some of us were swimming and snorkling while the rest taking slow speed photos. I did take some photos, then I strolled along the beach enjoying the beauty of nature.
Pulau ini namanya idih sekali deh ... Pulau Babi, dipelesetin sama teman kita jadi Babe Island (ingat film animasi Babe kan?). Entah mengapa pulau ini diberi nama Pulau Babi, mungkin di sini dulunya banyak babi, atau tempat pelihara babi. Tapi pulau ini kosong, tak berpenghuni, dan tak tampak seekor babi pun.
Kita tiba di sini sekitar jam 5 sore, masih jauh dari sunset. Kita akan tetap di sini hingga sunset. Foto-foto di pulau ini seru deh. Pas turun dari kapal saja, sudah harus nyemplung, karena tepian pantai tertutup air, kelihatannya sudah agak pasang. Beberapa tepian yg berbatu-batu tidak bisa dilalui kecuali manjat batu itu, atau memutari batu itu, jadi harus nyemplung sampai sepaha ... pokoknya di pulau ini basah ... basah ... basah ... sampai snack dan roti yg kita bawa pun basah-basah. Untungnya dibungkus plastik, jadi hanya plastiknya aja yg basah.
Kelompok fotografer foto-foto model dan slow speed. Saya dan Elly foto nyemplung-nyemplung, Agustina dan Liendha plus Captain foto diri yg super narsis sampai lompat-lompat terbang segala. Semua sibuk sendiri, sampai matahari turun.
Sunsetnya tidak bagus, matahari tertutup awan. Mercusuar di Pulau Lengkuas tampak kecil dan samar-samar, kata rekan kita harus pakai kamera tele. Jadinya saya ganti lensa dulu deh. Karena kecewa matahari sembunyi di balik awan, rekan-rekan kita memutuskan untuk pulang, jadi mereka beres-beres, lensa dan kamera dimasukkan lagi ke dalam tas, tripod dilipat, dll.
Ehhh .... tiba-tiba matahari perlahan-lahan muncul, dan warna langit lama-lama berubah menjadi pink, orange, dan merah menyala. Bagus banget. Kontan mereka mengeluarkan lagi "gear"nya dan dengan kecepatan luar biasa memasang peralatannya. Wah ... betul-betul bonus. Bagi yg membawa filter, hasilnya bagus sekali ... sampai teriak-teriak dan jerit-jerit kegirangan. Oh .... begini toh nikmatnya hunting foto.
Nah 2 gambar di bawah ini adalah favorit saya.
Setelah puas foto-foto dan hari menjadi gelap, kita naik ke kapal dan kembali ke Tanjung Kelayang. Santap malam kali ini adalah di Batu Berahu tempat kemarin kita foto sunset. Di Batu Berahu ada satu restaurant seafood yg lumayan besar, bersih, terang, bangunannya bagus, dan makanannya juga enak. Perut sudah kenyang. Karena ini malam terakhir, jadi sebagian dari kita ingin beli oleh-oleh khas Belitung. Jadi kita kembali ke kota Tanjung Pandan. Di sekitar hotel ada toko-toko snack khas Belitung.
Elly dan Agustina besok pagi akan melanjutkan wisata mereka ke Bangka. Sedangkan kita besok pulang dengan penerbangan sore hari. Jadi pagi hari kita masih bisa foto-foto sunrise di tambang Kaolin. Pagi dan siang hari bisa ke Tanjung Tinggi.
rgds,
Lucy
3 comments:
poto nya bgs2 Vi , bnyk juga tempat yg lo kunjungi ya . sayang lo ga ikutan ke bangka ya ? kt tmn lo bgs mana bangka or belitung ?
Tour Photography memang fokusnya ke lokasi foto, jadi acaranya padat. Dibanding Tour jalan-jalan yg santai dan tempat yg dikunjungi juga lebih sedikit sehingga bisa berlama-lama.
Kata temen gw, bagusan Belitung. Soalnya temen gw itu demen banget foto landscape. Nah waktu ke Bangka, dia ikut kelompok jalan-jalan, makanya dia jadi tukang foto temen-temennya yg narsis abis. Kurang puas foto landscape-nya. :)
wow..foto sunsetnya bagus banget..warna langitnya indah bgt :)
Post a Comment