Welcome to v1olet Blog


All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.

Friday, July 23, 2010

Singapore : Resort World Sentosa


I was in Singapore last May for medical check-up.  Though I spent most of my time there in hospital, but when the hospital was closed for Vesak Day, I went to Resort World Sentosa.

Casino - The 1st prize









The Fountain


Universal Studio - The Entrance


Hershey's


Singapore, May 2010

rgds,
Lucy

Thursday, July 22, 2010

Food : Chinese Food - Crystal Jade

What makes Chinese Culinary interesting is not only the taste but also how people serve and garnish the food.

The pictures below were taken at Crystal Jade Chinese Restaurant at Grand Indonesia, Jakarta.


Peking Duck


Chicken Bolo Bun



Crab and Asparagus Soup


Green Vegetables, Salted Egg and Thousand Year Egg (Pitan Egg)


Duck Meat on Lettuce



Crystal Jade Chinese Restaurant
Grand Indonesia - Jakarta

rgds,
Lucy

Belitung Island (13) : The Rainbow Troops

DAY 4 : 16 May 2010

Tadi malam kita sudah perpisahan dengan Elly dan Agustina. Begitu pagi ini kita kumpul di lobby untuk foto sunrise di tambang kaolin, eh ... ada mereka berdua.  Ternyata mereka masih bisa ikut acara ini, nanti jam 6 pagi mereka dijemput di tambang kaolin, langsung menuju pelabuhan fery ke Bangka.

Foto-foto tambang kaolin sudah saya posting di entry sebelum ini.  Ceritanya juga sudah saya tuliskan di situ, bagaimana kita foto buru-buru karena hujan gerimis, berteduh di mobil, sampai cuaca cerah kembali dan foto-foto seorang bapak yg naik sepeda.

Setelah dari tambang kaolin, kita sarapan di Kedai Ketupat. Kemudian kembali ke hotel untuk packing dan check out, walaupun penerbangan kita sore hari.

Kita langsung ke Pantai Tanjung Tinggi.



Berikut ini foto-foto yg bukan landscape, tapi anak-anak kecil yg lagi mandi-mandi, model Negeri Laskar Pelangi.

Makan biskuit


Mejeng dulu ah ...


Nyebur yuk!

Byuurrrrrr ....


Puas motret-motret, kita duduk-duduk ngobrol sambil makan mie instant rebus plus telur rebus.  Ternyata orang sini kalau makan indomie tidak dicampur telur, tapi telurnya di rebus terpisah masih dengan kulitnya. Kita masih ngobrol-ngobrol sampai saatnya makan siang.  Menu makan siang kita di sebuah restoran seafood di pinggir pantai lumayan enak dan ikannya segar. Obrolan kita beralih ke wisata kuliner dan hunting foto di tempat-tempat lain seputar Indonesia.

Setelah makan kita menuju bandara, ternyata bandara masih tutup.  Jadi kita berputar-putar, keliling-keliling dulu menghabiskan waktu.  Ternyata waktu check in, baru ketahuan bahwa pesawat kita delay, yg mestinya jam 3 siang jadi jam 5 lewat, hampir jam 6 sore. Pantesan kita kok dikasih snack dalam kotak. Ternyata delaynya lama bok!

Sampai di Jakarta sekitar jam 7 malam. Capek tapi puas dan gembira. Plus bawa pulang foto-foto yg menarik untuk diupload dan diposting. :)

rgds,
Lucy

Wednesday, July 21, 2010

Belitung Island (12) : Pulau Babi

Introduction :

We arrived in this island in the afternoon and stayed until sunset.

Pulau Babi means Pig Island, but I couldn’t find any pigs nor any pig-like rocks or stone.  I wonder why people chose pig among other animals.  Some of us mentioned this island as “Babe Island”, named after the animation movie “Babe”.

No man live in this island, so serene and peaceful.  All I could hear just the sound of waves and wind.  Some of us were swimming and snorkling while the rest taking slow speed photos.  I did take some photos, then I strolled along the beach enjoying the beauty of nature.

Pulau ini namanya idih sekali deh ... Pulau Babi, dipelesetin sama teman kita jadi Babe Island (ingat film animasi Babe kan?).  Entah mengapa pulau ini diberi nama Pulau Babi, mungkin di sini dulunya banyak babi, atau tempat pelihara babi.  Tapi pulau ini kosong, tak berpenghuni, dan tak tampak seekor babi pun.

Kita tiba di sini sekitar jam 5 sore, masih jauh dari sunset.  Kita akan tetap di sini hingga sunset.  Foto-foto di pulau ini seru deh.  Pas turun dari kapal saja, sudah harus nyemplung, karena tepian pantai tertutup air, kelihatannya sudah agak pasang. Beberapa tepian yg berbatu-batu tidak bisa dilalui kecuali manjat batu itu, atau memutari batu itu, jadi harus nyemplung sampai sepaha ... pokoknya di pulau ini basah ... basah ... basah ... sampai snack dan roti yg kita bawa pun basah-basah. Untungnya dibungkus plastik, jadi hanya plastiknya aja yg basah.



Kelompok fotografer foto-foto model dan slow speed.  Saya dan Elly foto nyemplung-nyemplung, Agustina dan Liendha plus Captain foto diri yg super narsis sampai lompat-lompat terbang segala. Semua sibuk sendiri, sampai matahari turun.






Sunsetnya tidak bagus, matahari tertutup awan. Mercusuar di Pulau Lengkuas tampak kecil dan samar-samar, kata rekan kita harus pakai kamera tele.  Jadinya saya ganti lensa dulu deh.  Karena kecewa matahari sembunyi di balik awan, rekan-rekan kita memutuskan untuk pulang, jadi mereka beres-beres, lensa dan kamera dimasukkan lagi ke dalam tas, tripod dilipat, dll.

Ehhh .... tiba-tiba matahari perlahan-lahan muncul, dan warna langit lama-lama berubah menjadi pink, orange, dan merah menyala.  Bagus banget.  Kontan mereka mengeluarkan lagi "gear"nya dan dengan kecepatan luar biasa memasang peralatannya. Wah ... betul-betul bonus.  Bagi yg membawa filter, hasilnya bagus sekali ... sampai teriak-teriak dan jerit-jerit kegirangan.  Oh .... begini toh nikmatnya hunting foto.



Nah 2 gambar di bawah ini adalah favorit saya.



Setelah puas foto-foto dan hari menjadi gelap, kita naik ke kapal dan kembali ke Tanjung Kelayang.  Santap malam kali ini adalah di Batu Berahu tempat kemarin kita foto sunset.  Di Batu Berahu ada satu restaurant seafood yg lumayan besar, bersih, terang, bangunannya bagus, dan makanannya juga enak.  Perut sudah kenyang.  Karena ini malam terakhir, jadi sebagian dari kita ingin beli oleh-oleh khas Belitung.  Jadi kita kembali ke kota Tanjung Pandan. Di sekitar hotel ada toko-toko snack khas Belitung.

Elly dan Agustina besok pagi akan melanjutkan wisata mereka ke Bangka.  Sedangkan kita besok pulang dengan penerbangan sore hari.  Jadi pagi hari kita masih bisa foto-foto sunrise di tambang Kaolin.  Pagi dan siang hari bisa ke Tanjung Tinggi.

rgds,
Lucy

Sunday, July 18, 2010

Belitung Island (11) : Pulau Burung



Diberi nama Pulau Burung karena ada batu berbentuk burung.  Dari jauh, dengan pandangan penuh imajinasi, batu itu benar-benar seperti burung.  Pulau ini juga tidak berpenghuni, hanya wisatawan yg datang untuk foto-foto.  Tidak ada warung, tidak ada restaurant.  Tapi pemilik pulau membangun beberapa pondok untuk berteduh.  Bukan bangunan permanen, tapi lumayanlah asal tidak basah kehujanan dan tidak kepanasan.



Sewaktu kita tiba, cuaca sudah cerah, malah panas terik. Makin siang langit makin flat, tidak ideal untuk foto landscape.  Sebagian dari kita ada yg memotret model di batu-batu. Ada yg berenang, ada yg tidur-tiduran di pasir, ada juga yg foto-foto diri, termasuk saya dan teman-teman saya. Selanjutnya kita ngobrol-ngobrol di bawah pohon kelapa menikmati angin semilir.  Lama-lama haus juga.  Untung organizer kita, tahu apa yg cocok diminum saat cuaca panas seperti ini.  Kelapa muda.  Wah, asik banget nih.  Kita ke pondok untuk menikmati segarnya Kelapa Muda, tanpa gula, manisnya asli air kelapa.  Kebetulan saya dapat kelapa muda yg mudanya pas. Legit banget daging kelapanya.





Setelah makan kelapa muda, kita melanjutkan perjalanan ke Pulau Babi (Pig Island).

More photos : v1olet's Flickr

rgds,
Lucy

Wednesday, July 14, 2010

Belitung Island (10) : Pulau Langkuas

Introduction

Langkuas or Lengkuas Island is an island offshore of Tanjung Kelayang Beach, about 30 minutes by boat.  Langkuas or Lengkuas literally means galangale / galangal, a kind of ginger plant.
This island is famous for its old Lighthouse which was built in 1882 by the Dutch Collonial Government.  This 19-storey lighthouse was not made of stone and cement, but of iron.  Although it is already rusty here and there, it works fine.  Nobody live in this island except the lighthouse keeper.

Around this island there are several small rock islands with beautiful and unique formations.  The pictures below were taken at the top of  the lighthouse.  You would enjoy swimming, diving, fishing, or just lazily lying on the white sandy beach.

Setelah puas potret-potret di Pulau Batu, kita lanjut berlayar ke Pulau Langkuas.  Sebetulnya dari Pulau Batu, Pulau Langkuas itu sudah kelihatan, tapi kecil sekali.  Pulau Langkuas ini terkenal dengan Mercusuarnya (= Light House).  Ini dia foto Mercusuar.  Jadi ingat cerita Petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton.

Click to enlarge.





Mercusuar ini terbuat dari besi, bukan tembok semen.  Jadi kalau hujan disertai petir, rada kuatir tersambar geledek. Mercusuar ini dibuat tahun 1882 dan masih dalam wilayah pengawasan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.  Kondisinya sudah kurang bagus, karat di sana-sini, tapi masih berfungsi dengan baik.  Ada 19 tingkat di Mercusuar ini.  Pulau ini hanya dihuni oleh penjaga Mercusuar, ada rumah yg berbentuk huruf U mengitari mercusuar.  Semua makanan dikirim dari Jakarta, 3 bulan sekali.  Kadang-kadang ada kapal nelayan yg mampir memberi ikan, cumi, gurita, dll hasil tangkapan nelayan sekitar. Lampu mercusuar buatan luar negeri, tiga hari sekali, petugas naik ke tiap lantai untuk membersihkan dan ke puncak mercusuar untuk memeriksa atau mengganti lampu jika rusak.  Kerjanya sih tidak terlalu sulit, tapi bosan dan sepinya itu loh.  Untungnya sekarang ini Pulau Langkuas banyak pengunjung, jadi tak terlalu sepi.  Ada aja yg berkunjung, apalagi kalau akhir minggu.






Para fotografer suka sekali ke pulau ini, terbukti dari banyaknya foto-foto Mercusuar Pulau Langkuas di majalah-majalah fotografi.  Di sebelah Pulau Langkuas ada sebuah pulau kecil, tak berpenghuni, dan isinya formasi batu-batu yg unik.  Jika laut surut, bisa jalan kaki menyeberanginya.  Airnya sepaha sampai sepinggang (kalau pendek seperti saya, mungkin sedada ...).  Nah, foto Mercusuar dari pulau batu atau diantara pulau batu dan Pulau Langkuas ini bagus banget.  Harus rela nyemplung dan tripod terendam air.  Tapi hasilnya oke sekali.  Sayangnya hari itu saya sedang "berhalangan" jadi tidak bisa nyemplung-nyemplung seperti itu.




Saya cukup puas motret-motret di sekitar mercusuar dan naik mercusuar itu sampai ke puncaknya. Capek banget loh naik sampai ke atas.  Tapi pemandangan di atas sana sungguh bagus dan lain dari pada yg lain.  Rekan-rekan yg baru kembali dari pulau kecil itu, langsung nyusul naik ke atas, karena kebetulan hari hujan, jadi sekalian berteduh.  Wah, mereka lama sekali di dalam mercusuar, entah naik tangganya yg lama, atau motret-motretnya yg lama. ha ha ha ...




Karena hari hujan, jadi kita gak bisa kemana-mana.  Saya terkantuk-kantuk karena pengaruh obat anti mabuk (manjur banget deh Antimo). Petugas mercusuar memberi peringatan kalau ada petir, mohon semua pada turun.  Kita bingung mau ngapain, jadi yang terpikir adalah makan.  Jadi kita makan siang.  Menu kita adalah nasi kotak.  Kita sepakat mendaulat menu makan siang kita hari ini adalah yg terkomplit dan terlezat. Bagaimana gak komplit coba, ada daging, ayam, ikan, telur, tahu, pekedel, sayur, acar, kerupuk, wow .... nasinya juga banyak. Uenak tenan.

Selesai makan, hujan sudah reda.  Rencananya mau motret lagi, eh... tiba-tiba sepasukan group tour jalan-jalan merapat di pulau.  Ada sekitar 7 kapal.  Langsung deh pulau yg tadinya sepi jadi ramai.  Dimana-mana ada orang, bocor deh .... Ada yg berenang, snorkling, foto-foto, gelar tikar di pantai, makan, lari-lari, wah.... gak bisa motret landscape nih.

Akhirnya rekan2 fotografer memutuskan untuk meninggalkan Pulau Langkuas yg udah penuh orang itu, pindah ke pulau lain yg sepi dan cocok untuk foto landscape.

Kapal kita yg pertama berangkat duluan, nah tinggal kapal kita nih.  Ternyata mesinnya macet, jadi tiba-tiba kapal berhenti dan mengapung-ngapung di tengah laut. Nah loh ..... ada kapal lewat, tapi tidak berhenti membantu, karena supir kapal dan supir kita sibuk kutak-kutik mesin.  Kemudian ada satu kapal lagi lewat, kapalnya Levi Tour, berlalu begitu saja ..... tapi kemudian, kapal itu berbalik memutar menghampiri kapal kita menawarkan bantuan untuk menarik kapal.  Akhirnya kapal kita ditarik sampai mesin hidup kembali.  Wah... terimakasih sekali atas bantuannya ..... memang di laut harus saling tolong menolong.

Next Posting : Pulau Burung

More photos : v1olet's Flickr

rgds,
Lucy

Tuesday, July 13, 2010

Belitung Island (9) : Pulau Batu

Introduction :
We took a boat to reach this island.  Frankly speaking we don’t know the name of this island.  No people live in this island, just rocks and sands around us.  That’s why we name it Rock Island.  It was raining when we’re there.  We’re cold and wet.  As we walked along the island, we saw a pink star fish lying on the rock.  It’s bigger than the palm of my hand.


Setelah memakai perlengkapan untuk melaut, kita mulai naik ke kapal.  Baru-baru sih kalau bisa kaki jangan basah.  Tapi mana mungkin lah yauuuu .... Kapalnya tidak bisa merapat sampai ke pasir, jadi kita harus nyemplung ke air.  Ada teman2 kita yg sudah siap pakai baju renang dan kain Bali, jadi siap basah-basah ria.

Kapal mulai jalan, cuaca yg cerah tiba-tiba berubah jadi mendung, lalu hujan rintik-rintik, makin lama hujan makin besar.  Nah, terbayangkan betapa dinginnya ... angin plus hujan. Saya pakai kaos tangan panjang, bukan karena takut dingin, tapi karena takut gosong. Baju dan celana pendek kita sudah basah kuyup, tas kamera juga, untungnya tas kamera kita yg tahan air.  Obat anti mabuk mulai bereaksi, bisa-bisanya saya dan Liendha tertidur dengan posisi duduk tanpa sandaran, sampai suatu ketika kepala kita beradu kejeduk sampai kaget dan terbangun. Benjol dah!

Perhentian kita yang pertama adalah Pulau Batu.  Sebenarnya kita juga tidak tahu nama pulau ini apa, soalnya pulau ini kecil dan tak berpenghuni, hanya batu saja isinya.


Click the picture to enlarge


Kita merapat ke pulau, tapi tidak bisa sampai ke pasir, jadi kita harus turun dan berjalan di air yang kira-kira dalamnya sepaha. Basah semua deh ... sampai ke pangkal paha.  Mana hujan gerimis, dingin bowwww ...

Air di sekitar pantai bening sekali, sampai kelihatan dasarnya dan ikan-ikan kecil yg sedang berenang.  Di batu-batu ada bintang laut yg lumayan besar, lebih besar dari telapak tangan orang dewasa. Warnanya pink.

 

Setelah itu foto-foto batu-batu.  Dari Pulau Batu ini bisa memandang ke pulau-pulau lain.  Bisa foto landscape dengan frame alami nih.





Pulau ini kecil dan isinya hanya batu dan batu.  Kita berpencaran sesuai dengan kebutuhan -- ada yg motret model di batu-batu, ada yg potret diri (maklum narsis abis), ada yg motret batu-batu aneh, dll.  Bahkan sampai Pak Supir kita pun dijadikan model dadakan. Ha ha ha ... kebetulan dia pakai baju warna merah, jadi cocok lah.

More photos : v1olet's Flickr

Next : Pulau Lengkuas

rgds,
Lucy