The Ancient City of Ephesus
May 8, 2016
Menurut legenda, penduduk asli kota Efesus kuno adalah suku Amazon. Suku Amazon ini semuanya perempuan dan semuanya pejuang, salah satu yg terkenal adalah Xena, the princess warrior. Ada film dan komiknya kan. Amazon artinya satu payudara karena mereka memotong payudara kanan mereka supaya tidak menghalangi saat mereka memanah, jadi mereka hanya punya 1 saja, yg sebelah kiri. Untuk menambah jumlah penduduk / regenerasi, saat-saat tertentu mereka pergi ke kota lain dan tidur dengan pria2 di sana sampai hamil. Jika mereka melahirkan bayi laki2, akan dibunuh, kalau bayi perempuan, akan dibesarkan agar menjadi pejuang wanita juga. Ini legenda loh ya ... Penjelasan lengkapnya bisa baca di Ancient Ephesos
Kalau menurut sejarah, pada zaman dahulu, kota ini adalah pusat keagamaan dan perdagangan yang
kaya dan penting di pesisir barat Asia Kecil, hampir tepat di seberang
P. Samos. Efesus didirikan di lereng-lereng atau di kaki beberapa
gunung, terutama G. Pion dan G. Koresos. Kota pelabuhan ini dilalui oleh
rute perdagangan utama dari Roma ke daerah Timur. Karena terletak dekat
muara S. Cayster, dengan akses menuju lembah-lembah S. Gediz (Hermus
kuno) dan S. Menderes (Meander kuno), kota itu berada di persimpangan
rute-rute perdagangan darat di Asia Kecil. Ada jalan-jalan yang
menghubungkan Efesus dengan kota-kota utama di distrik Asia. Penjelasan lengkapnya bisa baca di link ini Efesus
Di dalam Alkitab, Efesus termasuk dalam 7 sidang yg mendapat wahyu/nasehat dari Yesus Kristus di zaman Rasul Yohanes.
Kota kuno Efesus ini termasuk dalam situs warisan budaya Unesco, masih dalam proses restorasi, jadi dimana-mana masih berantakan puing-puingnya. Dari puing-puing itu ada gambar-gambar yg dijadikan lambang-lambang yg dipakai sekarang, misalnya lambang apotik/rumah sakit yaitu tiang dan ular yg melilit. Konon, katanya ada gembel yg sakit dan gak punya uang untuk berobat dan hampir mati, karena dia pasrah, waktu ada ular, dia membiarkan dirinya digigit ular itu, anehnya malah sembuh. Hanya legenda. Padahal ada yg bilang lambang tongkat dan ular itu sebetulnya diambil dari tongkat dan patung ular yg dibuat nabi Musa dan secara mukjizat, orang yg sakit yg melihat ke tongkat dan ular itu menjadi sembuh. Nah yg mana yg benar, saya juga tidak tahu pasti.
Selain itu katanya lambang produk perlengkapan olahraga Nike juga diambil dari salah satu relief patung Dewi Nike di kota kuno Efesus ini. Nah ini fotonya, coba diterawang mana lambang garis melengkungnya Nike.
Ada kuil Hadrian / Kaisar Agustus yg di atas pintu masuknya ada gambar Medusa.
Di sini juga ada kuil Artemis, Dewi Kesuburan di Efesus, yang pada zaman dahulu digolongkan sebagai salah satu di antara tujuh keajaiban dunia. Di dalam kuil itu ada mezbah meja persembahan dan patung Artemis. Kuil itu dihiasi warna-warna cerah dan pahatan. Atapnya ditutupi
potongan-potongan marmer putih yang besar. Dan konon, mereka tidak
menggunakan adukan semen untuk menyambung potongan-potongan marmer
tersebut, tetapi emas.
Salah satu bangunan yg paling ikonik di sini adalah Gedung Perpustakaan atau Library of Celcus, diambil nama Gubernur yg memerintah saat itu, Tiberius Julius Celsus Polemaeanus. Fotonya di bawah ini.
Berupa puing-puing juga. Uniknya, di seberang perpustakaan ada rumah bordil / rumah pelacur. Tapi ada jalan tembus di bawah tanah yg menghubungkan rumah bordil dan perpustakaan. Jadi pria-pria Efesus zaman itu, pamit dengan istri-istri mereka untuk membaca / belajar di perpustakaan, tapi sebetulnya mereka diam-diam ke rumah bordil. Di rumah bordil itu ada kamar mandi, jadi mereka bisa mandi dulu dan rapih-rapih sebelum pulang ke rumah supaya istri tidak curiga. Untuk ke rumah bordil, ada batasan usia. Kalau ditanya pria-pria muda kan suka mark up usia tuh, jadi tolok ukurnya adalah panjang kaki. Kalau kakinya lebih panjang dari gambar tapak kaki di foto di bawah ini, baru boleh masuk. Jadi kalau mau masuk harus ukur panjang telapak kaki dulu.
Yg unik juga adalah toilet di kota Efesus ini. Jadi rumah-rumah di situ tidak punya toilet, ada toilet pribadi untuk orang-orang kaya raya. Kalau orang miskin, buang hajat di sungai aja ya... Nah toilet-toilet itu dari batu, berjejer-jejer, dan dikasih nama pemiliknya. Toiletnya duduk dan ada lubang jamban, airnya ambil di saluran air / seperti got kecil di depan kaki mereka. Makin dekat posisi toilet dengan sumber air, harganya paling mahal dan dimiliki oleh orang paling kaya di kota Efesus. Nah, uniknya kalau musim dingin, batu toilet itu kan juga dingin, jadi kalau pemilik toilet ingin buang hajat, dia akan mengutus pelayan/budaknya untuk duduk di toilet itu sampai hangat, baru kemudian sang majikan pakai toilet yg sudah hangat itu. Ini foto toiletnya.
Waktu kita jalan, kita lihat ada lubang di dinding sebuah bangunan. Rupanya lubang itu untuk menghukum penjahat. Tangannya dimasukkan ke dalam lubang, kemudian diborgol dan dibiarkan semalaman atau bahkan berhari-hari jadi tontonan orang di pinggir jalan. Supaya malu dan jera. Nah, om ini jadi model memasukkan tangan ke lubang hukuman.
Bangunan yg bersejarah di kompleks kota kuno ini adalah Stadion Terbuka atau Teater Efesus. Sekitar 1,5 km di sebelah barat daya kuil Artemis terdapat stadion yang
dibangun kembali pada masa pemerintahan Nero (54-68 M). Mungkin inilah
lokasi pertandingan-pertandingan atletik dan barangkali juga
pertarungan-pertarungan gladiator melawan binatang-binatang buas. Teater ini berada di dalam lekuk G. Pion.
Bagian depannya dihiasi pilar-pilar, ceruk-ceruk, dan patung-patung
yang indah. Tempat duduk marmer untuk penonton ditata dalam bentuk
setengah lingkaran yang terdiri dari 66 baris; diperkirakan dapat
menampung sekitar 25.000 orang. Kualitas akustik teater itu sangat
bagus. Bahkan sekarang, sepatah kata yang diucapkan dengan suara rendah
di daerah panggung dapat terdengar dari tempat duduk yang paling atas.
Kita masuk dari pintu kiri dan keluar melalui pintu kanan.
Dari sini kita keluar menuju tempat parkir bis. Jalanan di kanan kiri banyak pohon pinus atau camlica dalam bahasa Turki. Teman-teman saya yg sudah sampai duluan pada jajan es krim Turki yg namanya dondurma.
Dari sini kita makan siang dulu setelah itu kita melanjutkan perjalanan ke Cotton Castle.
more photos : Album Turkey Trip
Next posting : Cotton Castle dan Kolam Cleopatra
rgds,
Lucy
Welcome to v1olet Blog
All photos, unless I mention and credit the source, are my personal photo stocks. If you like my photos and would like to use them, please ask by writing your comment.
Sunday, December 18, 2016
Monday, December 05, 2016
Turkey Trip : Populer Leather dan House of the Virgin Mary
Populer Leather
May 8, 2016
Seperti penjelasan Adem, pendapatan terbesar Turki adalah Textile. Segala macam textile. Tiap hari banyak kapal-kapal dari Eropa yg berlabuh di pelabuhan Turki yg membawa pembeli-pembeli partai besar. Ada textile berupa baju, bahan, kulit, karpet, textile rumah tangga (handuk, seprai, serbet, taplak meja, syal, tirai) etc.
Mengenai textile rumah tangga ini unik juga. Calon Pengantin wanita dan mamanya biasanya datang ke toko home textile untuk memborong handuk, seprai, baju mandi, taplak meja, tirai, serbet, dll. Ibu-ibu yg mau pindah ke rumah baru juga biasanya ke toko itu. Kita juga dibawa ke situ dan amazing, barang-barangnya emang murah dan made in Turkey, bukan made in China loh ... ha ha ha... Pada belanja untuk pribadi dan oleh-oleh juga.
Pagi ini kita ke toko jaket kulit, namanya Populer Leather. Turun dari bus kita dibawa masuk ke suatu ruangan yg ada catwalk-nya, dipersilahkan duduk dan dikasih kartu yg ada nomor-nomornya dan pensil. Setelah itu terdengar musik pengiring dan tampillah para model, pria dan wanita dengan berbagai model jaket, bermacam-macam warna. Nah ... cowo-cowo pada ngeliatin model cewe, dan cewe-cewe pada senyum-senyum ke model cowo ha ha ha ... Di puncak acara, ada bapak dan ibu dari rombongan kita yg jadi model dadakan ... jalan di catwalk dengan jaket kulit, nah kali ini applause kita sangat meriah dan maksimal ...
Setelah nonton fashion show, kita dibawa ke ruangan tempat jualan jaket kulit. Di situ kita dijelaskan tentang kulit yg dipakai untuk dibuat jaket. Kulit domba, bukan kulit sapi. Teksturnya lembut, ringan, bisa dilipat-lipat, tipis tapi hangat, dan waterproof ... diperagakan itu jaket disiram air mineral. Setelah itu kita dipersilahkan melihat-lihat dan mencoba, salesnya banyak banget yg siap membantu dan membujuk kita untuk beli. Pembayaran kalau cash, harganya bisa dapat discount tambahan. Ada mesin-mesin ATM untuk tarik tunai pakai kartu kredit. Harganya berapa ? Mahal beneran, kalau dikurs ke Rupiah bisa lebih dari Rp 10 juta. Selain jaket kulit, ada satu ruangan yg jual dompet kulit, tas kulit, sepatu kulit, dll. Katanya mereka membuat jaket, tas, dompet dan sepatu untuk merk-merk terkenal dunia yg dijual dengan harga lebih mahal lagi.
Saya engga suka jaket kulit (bingung mau dipakai kapan dan kemana juga ...), jadi saya keluar dan foto-foto di halaman. Ada anjing yg gede banget, mustinya saya foto sama orang supaya bisa ukur tinggi dan gedenya tuh anjing, tapi temen-temen saya pada gak mau. Takut soale gede bok ! Saya aja fotonya dari jauh. Saya rasa itu anjing Kangal Turki / Kangal dog, tapi kata Adem bukan .... Ini foto2 si doggy.
Selain itu saya foto bunga-bunga, buah ara, dll
Dan tentu saja, foto narsis dan foto group ibu-ibu ceriahhhh ....
House of Virgin Mary
Setelah dari Populer Leather, kita menuju ke House of the Virgin Mary atau Rumah Bunda Maria di Efesus.
Menurut wikipedia keterangannya begini :
The House of the Virgin Mary (Turkish: Meryem ana or Meryem Ana Evi, "Mother Mary's House") is a Catholic and Muslim shrine located on Mt. Koressos (Turkish: Bülbüldağı, "Mount Nightingale") in the vicinity of Ephesus, 7 kilometres (4.3 mi) from Selçuk in Turkey.
The house was discovered in the 19th century by following the descriptions in the reported visions of Blessed Anne Catherine Emmerich (1774–1824), a Roman Catholic nun and visionary, which were published as a book by Clemens Brentano after her death. The Catholic Church has never pronounced in favour or against the authenticity of the house, but nevertheless maintains a steady flow of pilgrimage since its discovery. Anne Catherine Emmerich was Beatified by Pope John Paul II on October 3, 2004.
Catholic pilgrims visit the house based on the belief that Mary, the mother of Jesus, was taken to this stone house by Saint John and lived there until her Assumption (according to Catholic doctrine) or Dormition (according to Orthodox belief).
Menurut keterangan Adem begini :
Rumah itu diperkirakan rumahnya Maria ibu Yesus. Setelah kematian Yesus, Rasul Yohanes membawa Bunda Maria yg sudah menjadi janda ke Efesus dan tinggal di daerah pegunungan. Kalau di Alkitab, memang sesaat sebelum Yesus meninggal dihukum mati pada sebuah tiang, Yesus menitipkan Maria, ibunya yg sudah menjanda kepada rasul yg dikasihinya, yaitu Rasul Yohanes. Kalau Yohanes tinggal di Efesus, kemungkinan Maria juga dibawa ke Efesus. Tapi Maria sendiri tidak selamanya tinggal di Efesus, kemungkinan Maria pindah ke Yerusalem dan meninggal di Yerusalem.
Bagaimana kok bisa ditemukan rumah Maria di Efesus ? Itu berdasarkan penjelasan dari seorang biarawati yg dapat penglihatan bahwa Maria tinggal di gunung dengan lingkungan, pemandangan dan sekitarnya yg mirip dengan rumah tsb di Gunung Koressos atau Gunung Bulbul (bhs Turki) di Efesus. Oleh orang Katolik dan Ortodoks, rumah itu dijadikan tempat suci, dan sekarang jadi gereja. Waktu kita datang sedang ada Misa Hari Minggu. Beberapa teman kita ikut misa, tapi engga ngerti krn dalam bhs Turki (kalo Bhs Inggris masih ngerti deh...)
Rumah tsb dari batu dan terdiri dari ruang tamu/makan, kamar, dapur. Ada jendela-jendela yg bisa lihat ke pemandangan di luar. Rumahnya kecil dan sederhana. Di dekat rumah itu ada 3 keran air yg melambangkan kesehatan, kekayaan dan kesuksesan. Tidak dikasih tahu yg mana oleh si Adem. Peserta disuruh pilih dulu dan disuruh cuci muka or minum, nanti baru dikasih tahu mana yg dipilih.
Saya hanya berkunjung sebagai wisatawan, jadi tidak untuk ibadat dan tidak ikut milih minum or cuci muka dengan air dari 3 keran itu.
Kita hanya sebentar di sini, setelah itu kita melanjutkan perjalanan kita ke Kota Tua Efesus.
Next Posting : Kota Tua Efesus / Ephesus Archeological Site
more photos : Album Turkey Trip
rgds,
Lucy
May 8, 2016
Seperti penjelasan Adem, pendapatan terbesar Turki adalah Textile. Segala macam textile. Tiap hari banyak kapal-kapal dari Eropa yg berlabuh di pelabuhan Turki yg membawa pembeli-pembeli partai besar. Ada textile berupa baju, bahan, kulit, karpet, textile rumah tangga (handuk, seprai, serbet, taplak meja, syal, tirai) etc.
Mengenai textile rumah tangga ini unik juga. Calon Pengantin wanita dan mamanya biasanya datang ke toko home textile untuk memborong handuk, seprai, baju mandi, taplak meja, tirai, serbet, dll. Ibu-ibu yg mau pindah ke rumah baru juga biasanya ke toko itu. Kita juga dibawa ke situ dan amazing, barang-barangnya emang murah dan made in Turkey, bukan made in China loh ... ha ha ha... Pada belanja untuk pribadi dan oleh-oleh juga.
Pagi ini kita ke toko jaket kulit, namanya Populer Leather. Turun dari bus kita dibawa masuk ke suatu ruangan yg ada catwalk-nya, dipersilahkan duduk dan dikasih kartu yg ada nomor-nomornya dan pensil. Setelah itu terdengar musik pengiring dan tampillah para model, pria dan wanita dengan berbagai model jaket, bermacam-macam warna. Nah ... cowo-cowo pada ngeliatin model cewe, dan cewe-cewe pada senyum-senyum ke model cowo ha ha ha ... Di puncak acara, ada bapak dan ibu dari rombongan kita yg jadi model dadakan ... jalan di catwalk dengan jaket kulit, nah kali ini applause kita sangat meriah dan maksimal ...
Setelah nonton fashion show, kita dibawa ke ruangan tempat jualan jaket kulit. Di situ kita dijelaskan tentang kulit yg dipakai untuk dibuat jaket. Kulit domba, bukan kulit sapi. Teksturnya lembut, ringan, bisa dilipat-lipat, tipis tapi hangat, dan waterproof ... diperagakan itu jaket disiram air mineral. Setelah itu kita dipersilahkan melihat-lihat dan mencoba, salesnya banyak banget yg siap membantu dan membujuk kita untuk beli. Pembayaran kalau cash, harganya bisa dapat discount tambahan. Ada mesin-mesin ATM untuk tarik tunai pakai kartu kredit. Harganya berapa ? Mahal beneran, kalau dikurs ke Rupiah bisa lebih dari Rp 10 juta. Selain jaket kulit, ada satu ruangan yg jual dompet kulit, tas kulit, sepatu kulit, dll. Katanya mereka membuat jaket, tas, dompet dan sepatu untuk merk-merk terkenal dunia yg dijual dengan harga lebih mahal lagi.
Saya engga suka jaket kulit (bingung mau dipakai kapan dan kemana juga ...), jadi saya keluar dan foto-foto di halaman. Ada anjing yg gede banget, mustinya saya foto sama orang supaya bisa ukur tinggi dan gedenya tuh anjing, tapi temen-temen saya pada gak mau. Takut soale gede bok ! Saya aja fotonya dari jauh. Saya rasa itu anjing Kangal Turki / Kangal dog, tapi kata Adem bukan .... Ini foto2 si doggy.
Selain itu saya foto bunga-bunga, buah ara, dll
Dan tentu saja, foto narsis dan foto group ibu-ibu ceriahhhh ....
House of Virgin Mary
Setelah dari Populer Leather, kita menuju ke House of the Virgin Mary atau Rumah Bunda Maria di Efesus.
Menurut wikipedia keterangannya begini :
The House of the Virgin Mary (Turkish: Meryem ana or Meryem Ana Evi, "Mother Mary's House") is a Catholic and Muslim shrine located on Mt. Koressos (Turkish: Bülbüldağı, "Mount Nightingale") in the vicinity of Ephesus, 7 kilometres (4.3 mi) from Selçuk in Turkey.
The house was discovered in the 19th century by following the descriptions in the reported visions of Blessed Anne Catherine Emmerich (1774–1824), a Roman Catholic nun and visionary, which were published as a book by Clemens Brentano after her death. The Catholic Church has never pronounced in favour or against the authenticity of the house, but nevertheless maintains a steady flow of pilgrimage since its discovery. Anne Catherine Emmerich was Beatified by Pope John Paul II on October 3, 2004.
Catholic pilgrims visit the house based on the belief that Mary, the mother of Jesus, was taken to this stone house by Saint John and lived there until her Assumption (according to Catholic doctrine) or Dormition (according to Orthodox belief).
Menurut keterangan Adem begini :
Rumah itu diperkirakan rumahnya Maria ibu Yesus. Setelah kematian Yesus, Rasul Yohanes membawa Bunda Maria yg sudah menjadi janda ke Efesus dan tinggal di daerah pegunungan. Kalau di Alkitab, memang sesaat sebelum Yesus meninggal dihukum mati pada sebuah tiang, Yesus menitipkan Maria, ibunya yg sudah menjanda kepada rasul yg dikasihinya, yaitu Rasul Yohanes. Kalau Yohanes tinggal di Efesus, kemungkinan Maria juga dibawa ke Efesus. Tapi Maria sendiri tidak selamanya tinggal di Efesus, kemungkinan Maria pindah ke Yerusalem dan meninggal di Yerusalem.
Bagaimana kok bisa ditemukan rumah Maria di Efesus ? Itu berdasarkan penjelasan dari seorang biarawati yg dapat penglihatan bahwa Maria tinggal di gunung dengan lingkungan, pemandangan dan sekitarnya yg mirip dengan rumah tsb di Gunung Koressos atau Gunung Bulbul (bhs Turki) di Efesus. Oleh orang Katolik dan Ortodoks, rumah itu dijadikan tempat suci, dan sekarang jadi gereja. Waktu kita datang sedang ada Misa Hari Minggu. Beberapa teman kita ikut misa, tapi engga ngerti krn dalam bhs Turki (kalo Bhs Inggris masih ngerti deh...)
Rumah tsb dari batu dan terdiri dari ruang tamu/makan, kamar, dapur. Ada jendela-jendela yg bisa lihat ke pemandangan di luar. Rumahnya kecil dan sederhana. Di dekat rumah itu ada 3 keran air yg melambangkan kesehatan, kekayaan dan kesuksesan. Tidak dikasih tahu yg mana oleh si Adem. Peserta disuruh pilih dulu dan disuruh cuci muka or minum, nanti baru dikasih tahu mana yg dipilih.
Saya hanya berkunjung sebagai wisatawan, jadi tidak untuk ibadat dan tidak ikut milih minum or cuci muka dengan air dari 3 keran itu.
Kita hanya sebentar di sini, setelah itu kita melanjutkan perjalanan kita ke Kota Tua Efesus.
Next Posting : Kota Tua Efesus / Ephesus Archeological Site
more photos : Album Turkey Trip
rgds,
Lucy
Label:
Buah Ara,
Dog,
Efesus,
Ephesus,
Figs,
Flower,
House of Virgin Mary,
Kangal Dog,
Kusadasi,
Luciana Adriyanto,
Travel,
Turkey,
Turkey Trip,
v1olet
Tuesday, October 25, 2016
Turkey Trip : Kusadasi
Kusadasi, May 7, 2016
Kusadasi (baca : Kusadase) artinya Pulau Burung dalam bahasa Turki karena ada Pigeon Island yg terhubung ke pulau utama. Kusadasi adalah kota resor di pesisir di Provinsi Aydin di kawasan Aegean Turki. Tempat ini menjadi kawasan resor popular untuk berlibur terutama bagi para wisatawan dari Eropa Utara dan Barat.
Sebelum kita ke Hotel Suhan 360, kita dibawa ke toko yg jual produk-produk dari zaitun. Pemilik toko fasih berbahasa Indonesia dan Inggris dan sangat komunikatif. Toko itu jual macam-macam produk - minyak zaitun, minyak mawar, minyak-minyak lain untuk aroma therapy, makanan, turkish delight, buah-buah kering, madu, teh apel, teh delima, semuanya buatan Turki.
Ibu-ibu di rombongan tour pada belanja. Kalau saya yg kurang suka belanja, foto-foto suasana di luar toko saja. Kotanya bersih dan teratur. Pohon palem di sepanjang jalan.
Setelah dari sini, kita baru menuju Hotel Suhan 360 untuk makan malam dan bermalam.
Ini pemandangan di sepanjang jalan, lancar dan bagus seperti jalan tol, di kanan dan kiri banyak kebun zaitun.
Tibalah kita di Hotel Suhan 360. Langsung menuju Restaurant, menunya Buffet. Terus terang ini menu Buffet yg paling enak, sungguh ... dan pemandangan di sekitarnya betul-betul indah.
Waktu itu lagi ada club sepak bola yg menginap di Hotel ini, bukan Galatasaray, dan bukan Besiktas juga (2 club ini yg paling top di Turki), tapi club lokal yg lagi ikut "tarkam" (tarikan kampung) di Kusadasi he he he ... Cowo-cowo ini muda dan ganteng, body OK (iyalah ya... kan atlet, masa sih ndut). Nah ... mereka ini yg bikin cewe-cewe di rombongan kita jerit-jerit hepi dan ada yg minta foto bareng segala ... omigod ... Saya curi-curi foto utk dokumentasi. Ga berani tampak depan, ntar mereka ge-er eike foto, jadi tampak belakang aja.
Makanan di sini seperti makanan di Indonesia, buah-buahanya banyak macam dan gede-gede, boleh ambil sepuasnya, strawberry-nya guede-guede, belum lagi dessertnya - kue, cake, pudding ... enak beneran.
Saat makan, kita dibagikan kunci kamar supaya bisa langsung masuk kamar masing-masing setelah makan malam ini. Lagi enak-enak makan, saya lihat di luar mulai sunset nih .. foto-foto dulu dah ...
Sunset di pesisir Laut Aegea (Aegean Sea)
Setelah foto-foto saya melanjutkan makan yg tertunda (sunset, blue hour kan hanya sebentar, kapan lagi coba bisa motret sunset jam 9 malam). Habis makan masuk ke kamar. Kamarnya juga bagus.
Karena sudah malam, kita tidur. Hanya 1 malam di Kusadasi ini.
Pagi hari setelah mandi, kita ke Restaurant untuk sarapan, tapi sarapan masih dipersiapkan, jadi saya foto-foto pemandangan di teras resto. Pemandangan pagi hari yg indah, cuaca cerah tapi sejuk.
Menu sarapan juga enak-enak. Jadi soal perut, di hotel ini OK.
Tujuan selanjutnya adalah ke toko produk-produk dari kulit.
Next posting : Toko Kulit Populer Leather
more photos : Album Turkey Trip
rgds,
Lucy
Kusadasi (baca : Kusadase) artinya Pulau Burung dalam bahasa Turki karena ada Pigeon Island yg terhubung ke pulau utama. Kusadasi adalah kota resor di pesisir di Provinsi Aydin di kawasan Aegean Turki. Tempat ini menjadi kawasan resor popular untuk berlibur terutama bagi para wisatawan dari Eropa Utara dan Barat.
Sebelum kita ke Hotel Suhan 360, kita dibawa ke toko yg jual produk-produk dari zaitun. Pemilik toko fasih berbahasa Indonesia dan Inggris dan sangat komunikatif. Toko itu jual macam-macam produk - minyak zaitun, minyak mawar, minyak-minyak lain untuk aroma therapy, makanan, turkish delight, buah-buah kering, madu, teh apel, teh delima, semuanya buatan Turki.
Ibu-ibu di rombongan tour pada belanja. Kalau saya yg kurang suka belanja, foto-foto suasana di luar toko saja. Kotanya bersih dan teratur. Pohon palem di sepanjang jalan.
Setelah dari sini, kita baru menuju Hotel Suhan 360 untuk makan malam dan bermalam.
Ini pemandangan di sepanjang jalan, lancar dan bagus seperti jalan tol, di kanan dan kiri banyak kebun zaitun.
Tibalah kita di Hotel Suhan 360. Langsung menuju Restaurant, menunya Buffet. Terus terang ini menu Buffet yg paling enak, sungguh ... dan pemandangan di sekitarnya betul-betul indah.
Waktu itu lagi ada club sepak bola yg menginap di Hotel ini, bukan Galatasaray, dan bukan Besiktas juga (2 club ini yg paling top di Turki), tapi club lokal yg lagi ikut "tarkam" (tarikan kampung) di Kusadasi he he he ... Cowo-cowo ini muda dan ganteng, body OK (iyalah ya... kan atlet, masa sih ndut). Nah ... mereka ini yg bikin cewe-cewe di rombongan kita jerit-jerit hepi dan ada yg minta foto bareng segala ... omigod ... Saya curi-curi foto utk dokumentasi. Ga berani tampak depan, ntar mereka ge-er eike foto, jadi tampak belakang aja.
Makanan di sini seperti makanan di Indonesia, buah-buahanya banyak macam dan gede-gede, boleh ambil sepuasnya, strawberry-nya guede-guede, belum lagi dessertnya - kue, cake, pudding ... enak beneran.
Saat makan, kita dibagikan kunci kamar supaya bisa langsung masuk kamar masing-masing setelah makan malam ini. Lagi enak-enak makan, saya lihat di luar mulai sunset nih .. foto-foto dulu dah ...
Sunset di pesisir Laut Aegea (Aegean Sea)
Setelah foto-foto saya melanjutkan makan yg tertunda (sunset, blue hour kan hanya sebentar, kapan lagi coba bisa motret sunset jam 9 malam). Habis makan masuk ke kamar. Kamarnya juga bagus.
Karena sudah malam, kita tidur. Hanya 1 malam di Kusadasi ini.
Pagi hari setelah mandi, kita ke Restaurant untuk sarapan, tapi sarapan masih dipersiapkan, jadi saya foto-foto pemandangan di teras resto. Pemandangan pagi hari yg indah, cuaca cerah tapi sejuk.
Menu sarapan juga enak-enak. Jadi soal perut, di hotel ini OK.
Tujuan selanjutnya adalah ke toko produk-produk dari kulit.
Next posting : Toko Kulit Populer Leather
more photos : Album Turkey Trip
rgds,
Lucy
Turkey Trip : The Tomb of St. John
The Tomb of St. John
Ephesus, May 7, 2016
Kita sampai di Makam Rasul Yohanes (St. Jean in Mezari, The Tomb of St. John) sudah sore sebetulnya. Tapi karena di sini siangnya lama, alias mataharinya terbenamnya malam hari, maka masih cerah aja dan kita masih bisa ke obyek wisata.
Makam Rasul Yohanes ini terletak di kota tua Ephesus / Efesus dan termasuk Warisan Budaya Unesco / Unesco World Heritage sejak 5 Juli 2015. Lokasi ini masih dalam proyek pemugaran, batu-batu bergeletakan di mana-mana.
Apakah betul Rasul Yohanes meninggal di Efesus? Buku Wahyu atau Penyingkapan ditulis Rasul Yohanes sekitar tahun 96 Masehi waktu dia dibuang di Pulau Patmos oleh Kaisar Nerva. Thn 98 Masehi Rasul Yohanes dibebaskan dan dia ke Efesus. Kalau dari sejarah penulisan Alkitab, memang Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes, Surat Yohanes 1, 2, dan 3 sekitar tahun 98 Masehi di Efesus atau di dekatnya. Berdasar kisah turun-temurun, Rasul Yohanes meninggal di Efesus kira-kira tahun 100 Masehi selama masa pemerintahan Kaisar Trayanus.
Biasanya saya tidak begitu suka ke makam-makam, kali ini kita berwisata sejarah, jadi ya ... ok lah.
Ini foto-foto wisata sejarah di Makam Rasul Yohanes.
Mungkin kalau ke sini 2-3 tahun lagi sudah selesai dipugar dan sudah rapih.
Dari sini masih ke toko Zaitun dan produk-produk lain untuk oleh-oleh sebelum ke Hotel untuk makan malam dan bermalam.
Next Posting : Sunset at Hotel Suhan 360 Kusadasi
More photos : Album Turkey Trip
rgds,
Lucy
Ephesus, May 7, 2016
Kita sampai di Makam Rasul Yohanes (St. Jean in Mezari, The Tomb of St. John) sudah sore sebetulnya. Tapi karena di sini siangnya lama, alias mataharinya terbenamnya malam hari, maka masih cerah aja dan kita masih bisa ke obyek wisata.
Makam Rasul Yohanes ini terletak di kota tua Ephesus / Efesus dan termasuk Warisan Budaya Unesco / Unesco World Heritage sejak 5 Juli 2015. Lokasi ini masih dalam proyek pemugaran, batu-batu bergeletakan di mana-mana.
Apakah betul Rasul Yohanes meninggal di Efesus? Buku Wahyu atau Penyingkapan ditulis Rasul Yohanes sekitar tahun 96 Masehi waktu dia dibuang di Pulau Patmos oleh Kaisar Nerva. Thn 98 Masehi Rasul Yohanes dibebaskan dan dia ke Efesus. Kalau dari sejarah penulisan Alkitab, memang Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes, Surat Yohanes 1, 2, dan 3 sekitar tahun 98 Masehi di Efesus atau di dekatnya. Berdasar kisah turun-temurun, Rasul Yohanes meninggal di Efesus kira-kira tahun 100 Masehi selama masa pemerintahan Kaisar Trayanus.
Biasanya saya tidak begitu suka ke makam-makam, kali ini kita berwisata sejarah, jadi ya ... ok lah.
Ini foto-foto wisata sejarah di Makam Rasul Yohanes.
Mungkin kalau ke sini 2-3 tahun lagi sudah selesai dipugar dan sudah rapih.
Dari sini masih ke toko Zaitun dan produk-produk lain untuk oleh-oleh sebelum ke Hotel untuk makan malam dan bermalam.
Next Posting : Sunset at Hotel Suhan 360 Kusadasi
More photos : Album Turkey Trip
rgds,
Lucy
Label:
Efesus,
Ephesus,
Kusadasi,
Landscape,
Luciana Adriyanto,
Tomb of St John,
Travel,
Turkey,
Turkey Trip,
Turki,
v1olet
Subscribe to:
Posts (Atom)