Minangkabau Journey, 13-15 July 2012
Kemilau Indonesia
Sudah lama ingin ke Padang dan Bukittinggi, akhirnya kesampaian juga. Saya ikut Minangkabau Journey yg diadakan oleh Kemilau Indonesia. Saya berdua dengan Liendha, teman sejak zaman kuliah dulu. Peserta group kita ada 18 orang plus komandan kita Dodi Sandradi bossnya Kemilau Indonesia, plus Mbak Frida, istrinya.
Kita berangkat tgl 13 Juli 2012 dengan pesawat Lion Air, flight JT252, ETD 05:50, ETA 07:35. Janjian ketemu Liendha di Terminal 1B SoeTa. Pesawat berangkat agak telat dikit, tapi bisa dimaklumi soalnya Late Is Our Nature ...
Setelah ambil bagasi kita keluar dan di sana langsung disambut dengan rekan2 seperjalanan kita, yg ternyata duduknya pada berdekatan lantaran sudah web check-in oleh Kemilau Indonesia. Jadi tadi kita duduk sebelahan tapi cuek-cuekan malah pada tidur nyenyak tanpa ngobrol2 he he he ... Kita langsung digiring menuju bus pariwisata dan selama perjalanan menuju tempat sarapan, kita diperkenalkan satu per satu supaya cepat akrab. Seru juga. Sarapan kita adalah Ketupat Padang. Maaf tidak saya foto soale masih jetlag he he he .... Ketupat Padang ini isinya sederhana, cuma ketupat dan sayur nangka, tanpa sayur pakis, tapi bumbunya pas dan enak. Plus kerupuk pink. Minumnya teh manis mendidih ... bukan main panasnya ... xo xo xo ...
Sudah sarapan kita menuju ke Padang Panjang untuk makan Sate Padang Mak Syukur. Wah ... komplit nih, wisata fotografi dan wisata kuliner. Perjalanan sekitar 2 jam lebih dan dimanfaatkan oleh kita semua untuk melanjutkan acara tidur, sebab tadi pagi kan bangun jam 3 supaya bisa check in jam 4:30.
Sate Padang Mak Syukur
Tiap makan Sate Padang, jadi ingat saat-saat kuliah di UI ... menu makan malam kita nih ... Seperti biasa, saya makan ketupat dan bumbunya doang, satenya pindah semua ke piring Liendha, saya cuma icipin 1 tusuk aja. Jadi Liendha makan 15 tusuk bok!Minumnya teh manis hangat, seperti biasalah ... Tapi ada yg pesan Teh Taluik yaitu Teh panas dikasih kuning telur ayam. Minuman perkasa nih ... supaya sehat dan kuat.
Perut sudah kenyang, waktunya kita foto arsitektur Rumah Gadang.
Rumah Gadang di Padang Panjang
Rumah Gadang adalah rumah khas orang Minang, kata teman saya, Ika, atapnya yg lancip-lancip itu disebut atap bagonjong. Foto yg di atas itu adalah tampak depan, pintu masuknya dari situ. Sedangkan kalau dari samping, bentuknya unik, dan konstruksi kakinya tidak tegak tapi miring-miring. Ini bukan saya ambil fotonya miring loh, lihat saja dasarnya rata dan tanaman di depannya juga tegak lurus.
Nah, sekarang foto tampak dari depan. Bagus kan bentuknya.
Narsis corner ... woooohoooooo ...
Photo credit : Liendha
Di dalam Rumah Gadang ini ada berbagai barang dan perlengkapan adat Minang yg dipakai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minang. Ada pelaminan yg merah meriah dan ada penyewaan baju adat Minang dan bisa foto-foto untuk kenang-kenangan. Rekan-rekan kita jadi model dadakan supaya kita bisa foto-foto. Modelnya adalah Mas Dodi + istri, Pak Bob, Ine, Lany dan Liendha. Jadi total 2 cowo dan 4 cewe. Seru nih ... Model tanpa make-up dan tanpa gincu .... maklum fotografer ribet bawa gear, gak bawa cosmetic case he he he ...
Lany sedang didandani, di belakangnya Mas Dodi sedang inspeksi sembari tunggu giliran
Ini hiasan kepala yg beratnya minta ampun ... bikin kepala sakit dan pusing beneran, bukannya "pusssiiiinngg" pura-puranya Peggy Melati Sukma ya ....
Semua busana yg disewakan adalah busana pengantin dari berbagai daerah di Ranah Minang, misalnya yg warna kuning yg dipakai Liendha adalah busana pengantin dari daerah Batu Sangkar. Ada warna merah, hijau, pink, dll.
Datuk 'Bob' Maringgih dan selir-selir
Pengantin centil, gaya Cherrybell
Datuk Maringgih dan Siti Nurbaya ...
Ine - Liendha - Lany
Pengantin beneran nih ....
Mau lihat busana pengantin dari belakang? Ini fotonya ....
Udah ... udah .... modelnya capek, lehernya udah pada sakit pakai bando yg amboiiiii beratnyo. Habis potret-potret kita kembali ke Padang untuk makan siang..
Oya, dalam perjalanan menuju Padang Panjang, Batu Sangkar, kita melewati Air Terjun Lembah Anai yg letaknya dekat dengan pinggir jalan. Bahkan dari dalam bis kita bisa melihat air terjun itu. Bolak-balik, jadi kita lihat air terjun itu 2X. Sebetulnya kalau ada waktu bisa berhenti untuk foto-foto air terjun, jembatan kereta api yg bentuknya unik, atau mau foto slow speed di sungai kecil yg berbatu-batu. Next time deh ... ngeburu waktu untuk foto sunset.
Ini foto sungai kecil di tengah rimbunnya pohon-pohon hutan lindung. Salah satu paru-parunya Indonesia kata Liendha he he he ... Ini difoto dari balik jendela bis, jadi harap maklum, kualitas kurang prima.
Next : Pantai Nirwana
rgds,
Lucy
6 comments:
BAGUS banget pemandangannya, Unik juga.. Nice post :)
http://beforewehungry.blogspot.com
Terakhir ke sini masih dalam tahap perbaikan, karena Rumah Gadang yg asli sudah rata dengan tanah karena terbakar.
Dan sebelumnya di depannya tidak ada kolam ikan, hal yg baru tapi makin bagus kelihatannya.
series liputannya mantap. menarik like always. easy to read.
ooo baru renovasi toh?
pantesan bagus dan rapih. taman dan tanamannya juga terawat.
ada satu lagi kolam ikan yg bulat dan ada lampu-lampu.
@Lovebbi Suryanto : iya ternyata pemandangan di Padang boleh juga.
Hi Lucy
Great photos - looks like a really cool and happy wedding
Is there any chance that you could let me use your picture captioned 'Pengantin centil, gaya Cherrybell' for a news letter that I have to illustrate for an organisation that loves and serves Muslims in SE Asia and which is focussing on weddings this month.
If you are happy for us to do this I would be cropping it as it is a narrow landscape image and would credit you.
Please let me know
Anna
'
Sure, please credit the photo (Luciana Adriyanto or v1olet.blogspot.co.id) and give me the link of your article/news letter. Thank you.
Post a Comment