Day 4 : 22 Agustus 2012
Zhangjiajie
Pagi ini kita check out dari Hotel dan langsung menuju ke
Zhangjiajie National Forest Park. Tiket masuk kita adalah tiket terusan selama 3 hari. Tiketnya dari plastik, seperti kartu kredit sehingga tidak mudah rusak. Besok kita akan ke sini lagi tapi mengunjungi sisi yg berbeda dari yg kita kunjungi hari ini. Transportasi di kompleks National Forest Park ini adalah dengan bis khusus yg ada rute-rutenya. Bis itu berhenti di halte-halte yg sudah ditentukan. Mula-mula kita naik bis dulu menuju Shi Li Hua Lang.
Shi Li Hua Lang
Untuk menuju Shi Li Hua Lang, setelah turun dari bis, kita bisa jalan kaki menyusuri jalan di sepanjang gunung, bisa juga naik kereta mini (mini cart). Dari pihak tour kita sudah dibelikan tiket kereta mini untuk perginya saja, untuk pulangnya jalan kaki. Tapi sebagian dari kita malas jalan kaki, jadi kita nambah uang sendiri untuk beli tiket pulangnya, kecuali anak-anak muda yg pada suka jalan kaki. Sebetulnya kalau jalan kaki, bisa foto-foto. Kalau naik kereta kan, gak asik buat foto. Goyang2 soalnya.
Mini Cart yg membawa kita ke Shi Li Hua Lang p.p.
Tempat pejalan kaki yg tidak naik kereta
Ada apa di Shi Li Hua Lang ? Pemandangan gunung batu dan batu-batu gunung yg berserakan. Menurut saya, kalau dilihat dengan mata sih ... bagus. Tapi kalau difoto kok kurang menarik. Mungkin tehnik komposisi dan fotografi saya masih kurang ya .... Saya bukannya motret pemandangan, malah motret yg menurut saya lebih menarik.
Di Puncak Shi Li Hua Lang ini kita tidak lama, paling 30 menit untuk foto-foto. Di sana ada beberapa toko makanan, cindera mata, lukisan nama, dll.
Jajanan ringan di gunung yg sejuk ...
Bisa juga foto-foto dengan perempuan-perempuan yg memakai baju adat
setempat. Saya foto candid beberapa dari mereka, tapi ada satu di
antara mereka yg marah waktu saya curi-curi foto. Ya ... namanya juga
candid. Ketimbang gaya narsis, justru yg curi2 yg lebih natural kan ?!
Kunjungan berikutnya adalah Golden Whip Stream. Kita naik bis menuju ke sana.
Sembari nunggu bis, foto-foto dulu ahhh ....
Golden Whip Stream dan Shui Rao Si Men
Kita jalan menyusuri sungai yg katanya berwarna keemasan. Suasananya sih adem sebab banyak pohon-pohon. Sayup-sayup terdengar suara musik tradisional China ... ternyata ada cewe yg main musik dan ada opa-opa yg jual tulisan/kaligrafi China.
Pemandangannya sih tidak bagus-bagus amat. Dalam hati sih ... pasti banyak yg bilang, "yahhhh .... begini aja nih ...?!". Iya, memang begini doang .... Hanya sungai dan ada air terjun bikinan yg tidak tinggi ...
Kalau kita jalan lurus lagi, kita akan ketemu batu gede yg tinggi ... ada tangga menuju ke sana dan bisa foto-foto.
Kalau jalan lagi, kita akan ketemu dengan banyak monyet yg berkeliaran di hutan-hutan situ. Kita bisa foto-foto. Ada peraturan untuk tidak kasih makan monyet-monyet ini, sebab kalau dikasih makan, nanti mereka rebutan dan monyet yg kecil akan berantem dengan yg dewasa. Tapi tetap saja banyak yg lempar-lempar makanan. Susah dikasih tahu nih orang-orang ...
Kalau lapar ada yg jual makanan juga. Kita jajan kentang balado. Kentang kecil-kecil, digoreng dan dikasih sambal .... pedassss bok! Tapi enakkkkk ....
Setelah dari sini, kita makan siang. Selesai makan siang kita ke mandatory store, local product, yaitu produk-produk dari serat bambu. Katanya bambu yg dibuat menjadi arang, bisa untuk menyerap racun. Jadi ditaruh di air minum, jadi filter udara, dll. Serat bambu bisa dibuat seperti kapas dan ditenun menjadi baju, underwear, lap, handuk, kaos kaki, odol, dll. Kain dari kapas bambu ini menyerap minyak, kotoran, dan cepat kering. Juga mudah dicuci, katanya tak usah pakai sabun deterjen, cukup dengan air saja.
Kita di situ lebih dari 2 jam, dan karena penjelasannya enak dan lucu, kita sih enjoy saja. Setelah dijelaskan dan diperkenalkan dengan produk-produknya, kita dibawa ke tokonya dan pada belanja deh. Nah, sebetulnya kita bukannya anti dengan mandatory stores atau toko-toko yg wajib dikunjungi milik pemerintah. Asalkan produknya kita suka, jelas manfaatnya, kita rasa perlu memilikinya, dan harganya terjangkau dan reasonable, enggak nipu-nipu diskonnya, kita juga pada beli kok.
Setelah dari sini kita dibawa ke toko perhiasan, yg juga toko wajib milik pemerintah. Nah ini parah banget. Mula-mula kita dibawa ke satu ruangan lalu diperkenalkan dengan seorang mantan biksu asal Myanmar yg katanya punya banyak anak asuh di Tibet. Keuntungan toko perhiasan ini katanya untuk sumbangan ke anak-anak asuh itu. Lalu kita dibagikan liontin seperti batu giok, yg ternyata adalah beling (soalnya waktu jatuh, pecah sih ....). Kemudian kita dibawa masuk ke sebuah ruangan yg berisi berbagai perhiasaan, ada giok hijau, giok putih, batu mirah, dll. dan pintu ditutup dan dijaga petugas. Kita kayak dikunciin di dalam nih.... Dia menunjukkan cara mengetest keaslian batu mirah, dan menawarkan liontin batu mirah + bonus kalung batu putih seharga USD1000. Buset mahal amat. Karena kita cuma melongo tanpa respons, harganya diturunin terus sampai menjadi USD500. Kita jadi tambah serem kan ... udah turun separuh tuh. Kita mulai gerah nih, bosan di ruangan sempit begitu ... eh ... harga diturunkan sampai USD100. Sampai akhirnya dia bilang, asal jadi aja, harga serelanya deh ... artinya kalau kita beli di harga USD 50 juga boleh dong ... wah, tambah ngeri kita. Sebetulnya harga tuh liontin berapa? Apakah bener2 asli tuh batu? Atau nanti yg kita beli bukan yg dia tunjukkin? Atau semuanya batu beling? Waduhhhh ....
Akhirnya karena kita tidak ada yg mau beli, kita diusir alias disuruh keluar dari ruangan kecil nan sempit itu ... Bebas euyyyyy !!!!!! Nah, yg kayak gini nih yg kita sebel. Buang-buang waktu aja, sejam lebih buat ke toko perhiasan ini.
Jalan-jalan selanjutnya adalah ke Yellow Dragon Cave dan Pasar Seni.
Next Posting : Zhangjiajie part 3
rgds,
Zhang Lucy