Museum Keramik dan Seni Rupa, Jakarta
Kawasan Kota Tua Jakarta29 April 2012
Museum Keramik dan Seni Rupa ini letaknya di sebelah kanan Museum Fatahillah. Dari tampak depan, bangunan museum ini lumayan rapih, kelihatannya baru direnovasi. Karena hari Minggu museum ini cukup ramai, apalagi sedang hujan rintik-rintik tambah ramai dijadikan tempat berteduh.
Harga tiket masuk Rp 2.000,-/orang. Sejak dari pintu masuk sudah diberi tahu bahwa dilarang foto-foto di dalam ruang museum. Tapi seperti biasa, peraturan itu dilanggar. Banyak yg foto-foto. Saya hanya mengambil beberapa foto supaya ada bahan tulisan di blog ini, pembelaan diri he he he ...
Koridor museum masih belum direnovasi, jadi masih tampak seperti rumah tua dan kuno. Lihat saja lantainya sudah kuno banget.
Ruang museum dibuat sedemikian rupa sehingga bisa dinikmati secara berurutan. Mulai dari ruang Exhibit 1, 2, dst. Ruang pamer sangat bagus dan bersih, baru direnovasi. AC-nya dingin. Dilengkapi dengan CCTV sehingga pengunjung dapat dipantau. Petugas tidak segan-segan menegur melalui pengeras suara para pengunjung yg memegang-megang koleksi lukisan dan keramik, juga menegur pengunjung yg tidur-tiduran di sofa.
Ruang Exhibit 1 terdiri dari 2 lantai. Keduanya berisi koleksi lukisan dan keramik. Lantai 2 kebanyakan berisi lukisan yg temanya etnis Indonesia, misalnya lukisan wayang dan lukisan Bali. Untuk naik ke lantai 2 harus menaiki tangga berputar yg kecil dan sempit. Tangga itu untuk naik maupun turun sehingga yg mau naik dan mau turun bisa papasan dan tabrakan, agak serem ... soalnya goyang-goyang dan pegangannya kurang secure.
Keluar dari Ruang Exhibit 1, kita masuk ke ruangan yg lebih besar dan panjang. Lantainya diberi nomor per section. Koleksi lukisan dan keramik dijejer di sebelah kanan dan kiri. Cukup bagus pengaturannya. Saya amati, koleksi keramiknya tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan koleksi lukisannya.
Koleksi lukisannya kebanyakan karya seniman ASRI Yogyakarta terutama S. Soedjojono. Tapi banyak juga koleksi pelukis terkenal Indonesia lainnya, misalnya Basuki Abdullah, Affandi, Raden Saleh, Henk Ngantunk, Arie Smit, dll. Banyak deh. Terus terang saya kurang mengenal nama-nama pelukis-pelukis Indonesia, hanya yg terkenal saja. Berhubung cukup waktu, jadi saya lihat dan saya baca keterangan semua lukisan yg ada di ruang pamer itu. Saya benar-benar menikmati keindahan lukisan-lukisan ini. Biasanya kalau ke museum beramai-ramai tidak cukup waktu untuk menikmati semua koleksi karena pada buru-buru mau pulang atau ke tempat lain. Untung juga cuma pergi berdua sama mama saya, jadi lebih leluasa dan santai.
Di bagian luar atau koridor banyak koleksi patung dan ukiran kayu. Benar-benar dari sebatang pohon kayu yg diukir membentuk cerita. Kalau dilihat-lihat, bentuknya agak menyeramkan he he he ...
Ternyata Museum Keramik dan Seni Rupa ini dulunya bernama Balai Senirupa Jakarta dan diresmikan oleh Presiden RI Soeharto tgl 20 Agustus 1976.
Hujan sudah reda dan hari sudah sore, saya pulang. Masih sempat mampir beli roti Suisse di Jl. Hayam Wuruk, ... hmmm ... uenakkkk.
rgds,
Lucy